Chapter Eleven

6K 559 3
                                    

"Terima kasih, atas kebaikan anda, Duke Ellington. Maaf juga telah merepotkan anda yang sedang bertugas." Ellya membungkuk memberi salam sebagai bentuk perpisahan dan rasa terima kasih.

"Tidak merepotkan sama sekali," jawabnya terus lekat menatap Ellya, sejurus kemudian memalingkan pandangannya ke arah lain.

Keadaan pusat kota padat merayap dengan orang-orang yang berkumpul, rombongan putra dan putri mahkota sudah berlalu. Tetapi masih ada perayaan yang lain yang dirayakan oleh penduduk setiap pernikahan penerus kekaisaran. Lancaster putra satu-satunya dari Kaisar Hendry, saudara-saudaranya semua perempuan.

"Mari kita lihat ke sana," ajak Duke Ellington langsung menggandeng tangan Ellya kembali dan menuntunnya melihat pertunjukan tari tradisional khusus untuk merayakannya sebuah pernikahan.

Ellya tersikap, entahlah apa yang ada di dalam pikirannya. Tapi yang pasti, sepertinya dirinya tidak salah menerima perjodohan itu untuk menikah dengan laki-laki yang kini menggenggam pergelangan tangannya erat. Duke Ellington pasti tidak sadar dengan tindakannya, Ellya tersenyum dan membawa dirinya bersama Duke Ellington melihat pertunjukan.

Selama pertunjukan berlangsung, dan mereka berdua berada di barisan paling depan tautan tangan mereka tak terlepas sama sekali. Tak hanya itu saja, mereka juga berkeliling menikmati makanan dan pertunjukan yang disuguhkan di sebuah lapangan pusat kota.

Matahari sudah mulai beranjak dari singgasananya, semburat merah terlukis jelas di langit biru. Tandanya hari sudah semakin petang, Duke Ellington dan Ellya tanpa sadar menikmati waktu berdua berkeliling melihat perayaan.

Duke Ellington teringat akan tugasnya untuk mencari tahu para bandit-bandit itu. Ia, pun, berpamitan kepada Ellya dan menawarkan bantuan untuk menuju ke kediaman Duke Forester.

"Tidak perlu, saya sudah ingat jalannya sekarang. Mohon maaf karena harus menemani saya dan menolong saya anda harus melupakan tugas anda," sesal Ellya. Ujung jarinya meremas gaun yang ia kenakan.

"Tidak perlu minta maaf, saya yang mengajak anda untuk berkeliling. Oh iya, silakan diterima."

Duke Ellington meraih punggung tangan kanan Ellya dan mengambil sesuatu dari saku celananya. Ada sebuah bross perak dengan ukiran kupu-kupu berwarna biru.

"Bross?"

"Anggap saja sebagai tanda kita eum ... berteman."

"Tetapi saya tidak membeli apa-apa untuk anda, dan t—teman?"

Duke Ellington menyunggingkan senyum, seharian bersama El terasa menyenangkan. Terlepas dari tugas yang ia lupakan nyatanya hari ini rasa sakit di hati kecilnya seperti terobati, apalagi saat melihat El—Ellya—tertawa bahagia melihat pertunjukan itu.

***

Duke Ellington kembali menuju tempat menaruh kudanya, sepanjang perjalanan ia tersenyum kecil. Lalu pandangannya tertuju pada tangannya, tangan yang memegang erat pergelangan tangan Ellya.

Ia melajukan kudanya untuk kembali ke kediamannya di dukedeom. Setelah sampai, Duke Ellington disambut oleh beberapa pengawal yang bertugas. Seorang kepala pengawal memberikan sebuah surat kepadanya.

"Dari Duke Forester?"

"Iya, tuan. Orang yang disuruh beliau, pagi tadi datang dan menyerahkan surat ini, ditujukan kepada anda," jawab kepala pengawal itu dan kemudian kembali untuk bertugas.

Duke Ellington menuju kamarnya dan menaruh surat itu di atas mejanya. Ia harus segera membersihkan diri dan berganti pakaian yang lebih santai.

The Duchess SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang