Entah sudah berapa kali Kheyrin menghela nafas. Untuk kedua kalinya ia menerima paket kardus. Sama seperti sebelumnya kucing yang sudah tak bernyawa dengan kepala yang sudah lepas. Tapi kali ini ada surat yang di selipkan dibawa bangkai kucing itu.Suratnya hanya tertulis beberapa kata. Hanya kata-kata yang bagi Kheyrin tak penting. Memang tak penting karena hanya berisi kata 'kali ini gue kembali lagi. Lo pasti kangen kan sama hadiah gue? Sebentar lagi... gue pastiin lo gak akan tenang Kheyrin!'
"Ck, emang udah gak tenang hidup gue." gumamnya berdecak pelan.
Ini orang gabut apa gimana-pikir Kheyrin.
Drrtt... Drrttt...
Tanpa melihat si penelfon, Kheyrin langsung mengangatnya.
"Khey gue harap setelah ini lo hati-hati." Belum sempat Kheyrin menyapa orang di seberang sana sudah berbicara.
Kheyrin menatap datar bangkai kucing itu. "Hm, gue tahu."
Tut.
Penggilan diakhiri sepihak oleh orang di seberang sana.
Kheyrin menatap layar ponselnya, mengetik sesuatu dan menekan nomor seseorang.
"Hallo."
"Iya, kenapa?"
"Udah ketemu?"
"Udah."
"Siapa?"
__________
"Kevan hari ini temenin aku ke toko buku yaa?" pinta Tika lembut.
Kevan tersenyum, mengusap kepala Tika sayang. "Iya, kapan pun aku siap kok."
Senyuman Tika semakin melebar. "Yaudah kamu tunggu dulu disini, aku mau siap-siap."
"Iya sayang." Kevan tertawa pelan.
Tika berlari kecil ke arah tangga tak lupa pipinya yang memerah malu. Senyuman Tika luntur saat melihat Kheyrin yang baru keluar dari kamar.
"Cerah amat tuh muka." sindir Kheyrin tak sengaja melihat Tika yang senyam-senyum.
"Bukan urusan lo."
Braakk
Tika menutup pintu keras membuat Kheyrin sedikit kaget.
"Anjing, babi, asuu." umpat Kheyrin.
Gadis itu berjalan menuruni tangga. Di waktu luang ini Kheyrin hanya akan turun mengambil cemilan. Makan bersama keluarga? Tentu saja sangat jarang. Kheyrin lebih banyak memesan makanan di banding harus makan di meja makan bersama keluarganya.
Niat ke dapur harus Kheyrin urungkan begitu tak sengaja melihat siluet seseorang yang sudah tak asing di matanya. Langkah kakinya berjalan mendekat ke arah ruang tamu.
"Ehem." kheyrin berdehem pelan.
Lelaki yang sibuk menatap layar ponsel itu mendongak.
"Mau ngajak jalan pacar ya." ujar Kheyrin dengan menekan kata pacar.
Lelaki itu tak menjawab, ia malah menunduk menatap ponselnya lagi.
Kheyrin berdecak pelan, "gue lagi ngomong sama lo!"
Lagi tak ada jawaban.
"Gimana yaa kalo gue bilang sama Tika..."
Ucapan itu berhasil membuat lelaki itu menatap Kheyrin.
Kheyrin terkekeh, "udah gue bilang putusin Tika, Kevan."
"Gue gak mau!" jawab Kevan dingin.
"Emang lo cinta sama dia?"
"Gue--"
"KHEYRIN STOP HASUT KEVAN MUTUSIN GUE!" teriak Tika tiba-tiba.
Kheyrin menoleh manatap santai Tika yang berjalan ke arahnya.
Saat sudah di depan Kheyrin, Tika langsung menarik Kevan tak lupa memberikan tatapan tajamnya pada Kheyrin.
Tawa kecil keluar dari bibir Kheyrin. Gadis itu barbalik menatap dingin punggung keduanya.
"Yang satu bodoh, satunya lagi tolol."
****
Typo bertebaran
Jangan lupa VOTE dan KOMEN☺
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Became the Antagonist in the Novel
FantasyCERITA INI HANYA ADA DI WATTPAD Menjadi Antagonis tak pernah ada di pikiran Kheyrin. Bagi Kheyrin Antagonis atau Protagonis itu sama saja. Sama-sama punya kehidupan maksudnya. Kheyrin, ia hanya gadis yang jiwanya tiba-tiba saja memasuki raga tokoh A...