PART 31

17.6K 1.4K 7
                                    

Kedua orang berbeda gender itu hanya duduk termenung di ruang tamu. Selama beberapa menit tak ada yang membuka suara.

Kheyrin berdehem pelan mengusir kecanggungan. "Ehem, El g-gue minta maaf ya rencana jalan kita hari ini harus batal gara-gara masalah gue." ucapnya dengan nada sesal. Sejak kejadian tadi Axelio memutuskan untuk tak jadi jalan karena harus membereskan masalah ini terlebih dahulu.

"Gapapa, musibah gak ada yang tahu." balas Axelio.

"Andai gue ikutin kata lo pasti kita udah jadi jalan."

"Beneran gapapa Khey. Udah gak usah di pikirin, fokus kita sekarang cari dalang di balik ini semua!"

"Ya, itu sih udah pasti harus." Kheyrin tersenyum tipis.

"Sekali lagi gue minta maaf, padahal ini acara kencan pertama kita tapi harus gagal karena gue." ulang Kheyrin menghembuskan nafas kasar.

"Udah di bilang gagapa Khey, kita masih bisa jalan bereng di lain hari. Ohhiya masalah teror ini pasti terjadi udah kesakian kalinya kan?" tanya Axelio mengalihkan topik.

Kheyrin menganggukkan kepala, "hm bisa di bilang gitu, tapi hari ini gue rasa bukan hanya sekedar teror biasa. Pasti ada orang yang mau celakainn gue."

"Kayanya enggak deh, kalo pun orangnya mau bikin lo celaka pasti motor lo udah di sabotase."

"Hm omongan lo ada benarnya, dan gue rasa juga orang itu udah pantau gue dari lama. Gak mungkin secepat itu buat bakar motor karena itu harus ada persiapan yang matang. Ohhya lo udah cek CCTV di luar gerbang?" Kheyrin baru ingat tadi ia menyuruh Axelio agar memeriksa CCTV rumahnya sementara dirinya membuang kardus yang berisi bangkai kucing.

"Semua CCTV gak ada yang nyala satu pun dan itu buat gue yakin ini pasti ulah seseorang."

"Siapa?"

"Lo pasti tahu."

"Maksud lo Tika?"

___________

Gadis itu mendengus kasar. "Ngapain lo narik gue kesini?"

"Lo maunya apa sih Hanna!" desis Tika pelan.

Kening Hanna mengerut, "apa sih gak jelas banget!" decaknya pelan, saat dirinya hendak memasuki kelas tiba-tiba Tika menarik lengannya menuju rooftop sekolah.

Tika membuka layar ponselnya menunjukan vidio singkat pada Hanna. "Ini lo kan?"

"Ya ketahuan deh." kata Hanna dengan nada di buat takut-takut.

"Gue tanya sekali kali maksud lo apa kaya gitu!" geram Tika.

Hanna terkekeh pelan, "gue mau lo jauh-jauh dari Kevan atau bisa lo putusin!"

"Lo gak terima karena Kevan lebih milih gue di banding lo?" Tika tersenyum mengejek.

Hanna mengangakat tangan kanannya, Tika yang melihat itu memejamkan mata. Tak lama Tika merasakan usapan lembut di puncak kepalanya.

"Kenapa nutup mata? Lo pikir gue mau nampar lo?" Hanna terkekeh kecil, "Tika-tika emang lo secinta itu sama Kevan sampe segitunya gak mau mutusin dia?"

"Maksud lo apa?" tanya Tika bingung dengan ucapan Hanna yang terakhir.

"Siapa tahu kan lo cuma manfaatin Kevan."

"Gue enggak gitu ya! Gue beneran cinta sama Kevan." tegas Tika.

"Kalo lo beneran cinta sama Kevan kenapa gak lo putusin?"

Tika melotot, "ohh jadi maksud lo biar nanti pas gue mutusin Kevan, lo bisa dengan mudah ngambil dia! Lo sama Kheyrin sama aja ternyata!"

"Emang Kheyrin kenapa?"

"Dia juga nyuruh Kevan buat mutusin gue! Kheyrin juga suka sama Kevan." Tika mendelik sinis.

"Kheyrin? Suka sama Kevan?" Hanna tertawa keras membuat Tika yang melihatnya bingung.

"Kenapa lo malah ketawa? Bukannya seharusnya lo panik karena punya saingan baru?" heran Tika.

Hanna menghentikan tawanya, "lo tahu dari mana Kheyrin suka sama Kevan?"

"Kheyrin sendiri yang bilang!"

"Terus lo percaya?" Hanna menatap Tika tak percaya.

Tika mengangguk yakin, "buktinya aja dia nyuruh Kevan mutusin gue, udah pasti karena dia cemburu gue jadian sama Kevan."

Hanna terkekeh geli, "gue denger-denger Kheyrin di jodohin? Lo mikir deh pakai otak kecil lo itu kalo beneran Kheyrin suka sama Kevan ngapain dia terima perjodohan itu?"

Tika terdiam, memikirkan kembali kejadian dimana Kheyrin dengan mudah menerima perjodohan itu padahal gadis itu selalu menyuruh Kevan buat mutusin dirinya. Kheyrin juga pernah mengaku padanya menyukai Kevan tapi sebelum dirinya bertindak Kheyrin sudah menyetujui perjodohan itu. Tepukkan di bahunya menyadarkan kembali Tika ke dunia nyata.

"Gue tahu lo bodoh tapi gue gak tahu ternyata kebodohan lo udah masuk ke tingkat akhir." ucap Hanna menatap miris Tika.

Tika berdesis sinis, "gak usah ngalihin pembicaran lagi! Gue mau nanya sama lo, kenapa lo bisa tahu tempat itu?"

"Karena semua tentang lo gue tahu Tika termasuk ibu lo yang masih hidup?"

Deg

Tika mematung.

"Santai gue cuma bercanda, lo gak bawah serius kan?" ucap Hanna seraya tertawa kecil.

Tika menatap Hanna dengan pandangan rumit.

****

Typo Bertebaran

Jangan lupa VOTE dan KOMEN:)

☺🤗

Suddenly Became the Antagonist in the Novel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang