Kheyrin memandang rumit rumah yang selalu sepi itu. Menghela nafas sebentar sebelum melanjutkan langkah membuka pintu utama. Seperti biasa, sepi yang selalu menyabutnya.
"Berhenti dulu Khey, ada yang mau mama bicarain."
Suara itu menghentikan langkah Kheyrin yang sudah berada di anak tangga. Kheyrin membalikan badannya menatap malas wanita paruh baya yang berstatus ibunya.
"Apa lagi?"
Rina menatap sang anak lekat, "malam ini kamu gak kemana-mana kan?"
Kheyrin berdecak pelan, "kan emang selama ini Khey selalu di rumah, keluar pun palingan hanya ke sekolah. Mama datang ke rumah pasti karena ada hal penting kan?" tanyanya, sangat tahu pasti mamanya pulang karena suatu hal.
"Gak mungkin kan mau marahin Khey, akhir-akhir ini Khey udah gak ganggu Tika lagi." lanjutnya.
Rina terlihat menghela nafas panjang mendengar penuturan sang anak. "Iya mama pulang bukan mau marahin kamu, tapi ada hal penting dan ini menyangkut kamu." jelasnya.
Kheyrin menatap bingung, tak mengerti maksud Rina. "Gak usah berbelit-belit jelasin aja intinya."
"Kamu nanti malam turun kebawa ya, pakai baju yang sopan." kata Rina lembut.
Kheyrin mengeleng-gelengkan kepala menolak, "gak mau, Khey lebih nyaman di kamar. Malas banget harus ketemu Tika anjing!" cibirnya.
Rina mendengus kasar, "kali ini aja Khey turuti kata mama! Setelah ini mama gak akan ganggu waktu kamu lagi."
Kheyrin terdiam memikirkan ucapan mamanya. Menghele nafas panjang, Kheyrin menatap malas mamanya. "Yaudah, tapi ingat setelah ini jangan ganggu Khey lagi."
Rina tersenyum puas, "oke jangan lupa jam 7 kamu sudah harus siap."
Kheyrin hanya menganggukan sekilas dan berbalik melanjutkan langkahnya yang tertunda.
___________
Sesuai dengan perkataannya sekarang Kheyrin sudah duduk di ruang tamu. Saat sampai di lantai dasar mamanya sangat antusias dan menyuruhnya duduk di sofa ruang tamu. Kheyrin memakai pakaian dress selutut yang sangat simpel dan membiarkan rambutnya tergerai indah.
Ia awalnya ingin memakai pakian lain dan celana panjang yang terlihat sopan tapi mamanya tiba-tiba datang dan menyuruhnya memakai dress. Ia setuju memakai dress asalkan itu pilihannya. Kheyrin duduk di sofa dengan di temani Tika yang sudah tersenyum manis.
Tumben sekali gadis itu tersenyum. Kheyrin memilih tak menghiraukannya, kedua gadis itu sama-sama terdiam. Sekitar 15 menit menunggu tak lama bel rumah berbunyi. Kheyrin menatap mamanya yang terlihat terburu-buru membuka pintu.
Terlihat mamanya datang bersama seorang wanita paruh baya.
"Khey, kenalin ini teman mama namanya tante Rika." kata Rina saat sudah sampai di depan Kheyrin.
Kheyrin hanya tersenyum kikuk, "ohhiya, saya Kheyrin tante."
Tante Rika tersenyum, "kamu ternyata lebih cantik daripada di foto yaa."
Kening Kheyrin mengkerut, foto apa yang di maksud sama tante Rika.
Rina yang melihat anaknya bingung, menatap kembali temannya. "Ayo duduk dulu Rik."
"Ohhiya." tante Tika mendudukkan bokongnya di sofa tepat di depan Kheyrin, diikuti oleh seorang lelaki di belakangnya yang terlihat seumuran dengan Kheyrin.
"Ma! jelasin sekarang." titah Kheyrin, ia tak bodoh untuk paham akan satu hal.
Rina tersenyum lebar, "mama dan tante Rika sepakat ingin menjodohkan kamu sama anaknya tante Rika sayang."
Kheyrin melolot, melirik sekilas ke sampingnya di mana senyum Tika semakin melebar. Shit, pantas saja gadis itu sedaritadi tersenyum begitu manis.
Tante Rika tersenyum, "kamu mau kan nak Kheyrin?"
Kheyrin menatap lelaki di samping tante Rika yang sedaritadi hanya diam, "boleh Kheyrin bicara sama anak tante dulu?"
Tante Rika tersenyum maklum dan menganggukkan kepala.
Kheyrin pamit dan berjalan diikuti lelaki itu. Kheyrin menghentikan langkahnya dan menatap langit malam yang terlihat begitu banyak bintang.
"Lo setuju nerima perjodohan ini?" tanya gadis itu tanpa mengalihkan tatapannya.
Lelaki itu hanya terdiam menatap ke arah samping tepat dimana Kheyrin berada.
Tak mendengar jawaban membuat Kheyrin menoleh, "gue tanya sekali lagi apa lo nerima perjodohan ini?"
Lelaki itu bedehem pelan, "awalnya gue gak tahu tapi tiba-tiba mama ngasih tahu gue bakal di jodohin. Yaa gue nolak gak setuju, tapi saat tahu itu lo gue pikir-pikir lagi dan ingin bahas ini sama lo." jelasnya.
"Jadi lo maunya gimana? Gue sih gak masalah selagi yang di jodohin sama gue itu lo Elio."
"Maksud lo?"
"Gue setuju-setuju aja karena gue juga nyaman sama lo." ucap Kheyrin.
Axelio tersenyum tipis, "jujur aja gue juga nyaman sama lo. Lo cewek pertama yang ajak gue berteman, meski awalnya gue sempat ragu tapi setelah lebih kenal lo ternyata lo gak seperti yang gue dengar."
Kheyrin tertawa kecil, "gue emang buruk di cerita orang, gak heran lagi sih. Jadi sekarang lo mau gimana?"
Axelio menatap Kheyrin serius, "gue bakal nerima perjodohan ini."
"Lo... yakin?"
"Iya gue yakin." ucap Axelio mantap.
Kheyrin menatap lekat lelaki itu, "gue gak masalah nerima perjodohan ini tapi hal ini juga menyakut sama kehidupan lo. Lo yakin gak bakal nyesel nanti pilih gue?"
"Gak, gue yakin sama pilihan yang gue buat. Gue udah pikir berkali-kali dan setelah mendengar jawaban lo buat gue yakin nerima perjodohan ini."
Kheyrin menghela nafas sebentar menatap tak terbaca ke arah Axelio, "tapi... bukannya lo itu suka sama Tika?"
Deg
****
Typo Bertebaran
Jangan lupa VOTE dan KOMEN
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Became the Antagonist in the Novel
FantasyCERITA INI HANYA ADA DI WATTPAD Menjadi Antagonis tak pernah ada di pikiran Kheyrin. Bagi Kheyrin Antagonis atau Protagonis itu sama saja. Sama-sama punya kehidupan maksudnya. Kheyrin, ia hanya gadis yang jiwanya tiba-tiba saja memasuki raga tokoh A...