PART 27

17.1K 1.5K 16
                                    

"Habis ngejalang di mana lo?"

Kheyrin menatap suara itu bingung, " lo ngomong sama gue?"

"Emang siapa lagi yang ada disini selain kita berdua." nada penuh sinisan itu di layangkan Tika pada Kheyrin.

Kheyrin mengangguk dengan mulut yang membentuk huruf O. Tanpa membalas ucapan Tika, Kheyrin malah melanjutkan langkahnya.

"Berhenti, gue masih ngomong sama lo!"

Kheyrin menghentikkan langkahnya dan berbalik, "tumben banget lo mau ngomong sama gue berdua."

"Lo semalam kemana? Beneran habis ngejalang ya! Mentang-mentang mama gak pulang lo jadi seenaknya keluyuran malam." ucap Tika tajam.

Kheyrin mengangkat satu alisnya, "lo siapa gue? Bereni banget ngatur-ngatur! Lagian juga baru kali ini gue keluyuran dan kenapa malah lo yang repot?"

"Di bayar berapa lo perjam? Keenakan banget ya sampai pulang pagi." cemooh Tika.

"Dih mulut lo gak pernah di sekolahin? Gak heran lagi sih otak lo bodoh." balas Kheyrin seraya memutar bola matanya malas.

Tika tertawa, "gue atau lo yang bodoh? Lo pikir gue gak tahu kelakuan lo selama ini."

Kheyrin mengerutkan alis bingung, "udah gila kali ya." gumamnya pelan dan melengang pergi meninggalkan Tika yang masih asik tertawa.

Tika menghentikan tawanya begitu sadar Kheyrin sudah pergi. Ia memandang punggung Kheyrin dengan tatapan kebencian.

"Lihat aja setelah ini lo akan bertekuk lutut memohon maaf sama gue." desisnya tajam.

_________

Seperti biasa Kheyrin berangkat bersama Axelio. Baru saja dirinya duduk di jok motor, suara klakson motor seseorang membuat Kheyrin menoleh ke arah belakang.

Terlihat Tika yang berjalan dengan wajah berseri-seri. Gadis itu terlihat bahagia menatap pujaan hatinya yang datang menjeputnya. Hal ini baru pertama kali Kheyrin lihat karena biasanya ia dan Tika tak pernah bertemu saat akan berangkat ke sekolah. Karena biasanya Kheyrin berangkat selalu kepagian dan itu memang disengajakan agar tak berpapasan atau bertemu Tika.

Tapi lihatlah kali ini ia bertemu dengan Tika bersamaan dengan Kevan yang datang menjemputnya. Terasa menyebalkan buat Kheyrin, apa lagi Tika yang pura-pura tak melihat dirinya. Ia pikir tadi Tika sudah berangkat ehh taunya lagi nunggu pujaan hatinya mana dandannya lama bener sampai Kheyrin pikir gadis itu mungkin sudah berangkat. Mulai sekarang Kheyrin tak akan pergi ke sekolah pagi-pagi buta, ia sudah malas bangun terlalu pagi.

"Idih wajahnya jijik banget gue lihatnya alay bangke!" cibir Kheyrin dengan muka julidnya saat melihat Tika bertingkah imut menyapa Kevan.

"Ngapain lo lihat?" kata Axelio menatap Kheyrin dari kaca spion motor.

"Suka-suka gue lah, orang gue punya mata." sewot Kheyrin.

Axelio mencibir pelan, "nyenyenye."

Kheyrin menepuk pelan bahu lelaki itu, "ayo berangkat!" titahnya.

Tanpa basa-basi lagi Axelio melajukan motornya dengan Kheyrin yang masih menatap ke arah belakang. Raut wajah Kheyrin semakin julid begitu melihat respon Kevan terhadap Tika yang mengusap pipi gadis itu tak lupa memberi kecupan ringan di puncak kepala Tika.

Kheyrin membalikkan kepalanya menatap ke arah depan. Wajah julidnya tadi tergantikan dengan raut wajah miris.

"Kevan, lo brengsek banget!"

__________

KRIING!!... KRIING!!...

"Akhirnya bel juga, gue udah laper banget." celetuk Lola.

Kheyrin mengangguk setuju, "gue rasa waktu terlalu lama berjalan, sekarang gue ngerasa laper banget."

"Cuyy kantin." seru Lola.

Tanpa berlama-lama lagi kedua gadis itu berjalan ke luar kelas. Di sana ada Bunga yang sudah menunggu mereka.

Mereka bertiga berjalan dengan tergesa-gesa maklum Lola dan Kheyrin sudah sangat lapar dan sangat butuh asupan makanan.

Sampainya di kantin sudah banyak murid-murid yang berlalu-lalang. Kheyrin melihat meja kosong di samping meja pojok yang biasa Kevan ddk tempati. Tanpa berlama-lama lagi gadis itu menarik kedua sahabatnya.

"Kita duduk di sini aja karena hanya meja ini yang kosong dan gak mungkin juga kita duduk di meja sebalah nanti bisa-bisa orangnya ngamuk." jelas Kheyrin.

"Hari ini biar gue aja yang pesen. Kalian mau pesen apa?" Lanjutnya.

"Bakso sama es teh." kata Bunga.

"Samain aja Khey biar lo gak repot." ujar Lola.

Kheyrin mengangguk dan berjalan ke arah ibu kantin. Butuh beberapa menit menunggu pesanan mereka karena begitu banyak siswa yang memesan makanan.

Tak lama akhirnya pesanan itu sudah berada di tangan Kheyrin. Dengan langkah hati-hati Kheyrin berjalan.

BRUK

"Kheyrin lo kalo bawa banyak makanan hati-hati! Lihat jalannya yang benar. Untung aja kuahnya gak tumpah kena orang." kata Panji yang dengan cepat sudah menarik Tika.

"Gue udah hati-hati yaa dia nya aja yang sengaja nyengol gue!" cibir Kheyrin pelan. Benar yang ia bilang, ia sudah melangkah dengan hati-hati bahkan ia sudah menjauh saat tahu akan berpapasan dengan Tika tapi gadis itu dengan sengaja berjalan mendekat ke arahnya.

"Kamu gapapa?" tanya Kevan menarik pinggang Tika lembut.

Tika tersenyum, "gapapa, untung tadi Panji langsung narik aku." dalam hati gadis itu berdecak pelan, rencananya gagal total.

Kevan menghela nafas lega. Kheyrin menatap mereka bertiga bergantian dalam hati ia bertanya-tanya dimana Arka dan Sena? Biasanya dimana ada Tika pasti ada Sena, kalo Arka sih gak perlu di cari cowok itu sudah duduk di meja pojok kantin. Dari jauh juga ia sudah merasa tatapan tajam dari seseorang dan itu berasal dari Arka.

Kheyrin menoleh ke arah Arka dan menatap balik Arka tajam. Ia melihat Sena yang sudah duduk anteng di sana. Tanpa sadar seulas senyum kecil terbit di bibir Kheyrin.

Tika mempertahankan senyumnya walau dalam hati sudah banyak sumpah serapah yang ia keluarkan. "Maaf Khey tadi itu gue yang salah gak lihat jalan dengan benar." ujarnya dengan raut wajah sesal.

Kheyrin mengalihkan tatapan ke arah Tika, ia tersenyum tipis. "Kalo gitu lo ganti makanan ini."

"Biar gue yang ganti." ucap Kevan datar.

Kheyrin mengangguk. Ia hanya membiarkan makanan yang sudah jatuh di lantai itu tanpa berniat untuk mengangkatnya.

Kevan sudah pergi memesan lagi  makanan Kheyrin dan Panji sudah kembali ke meja dimana Arka dan Sena berada.

Kini hanya ada ia dan Tika. Kheyrin berjalan santai saat akan melewati Tika ia berhenti dan menepuk pelan bahu gadis itu. "Lo mau marahkan karena niat jahat lo gagal? Gue tahu lo pasti saat ini sedang emosi. Ehm daripada lo nahan emosi terus, gimana lo bersihin makanan yang udah lo jatuhin itu? Biar pecitraan lo makin populer." bisik Kheyrin dengan senyum mengejek.

Tika masih mempertahankan senyumannya dengan tangan yang sudah mengepal kuat.

Kheyrin tersenyum puas melihat respon Tika. Gadis itu malanjutkan langkahnya dan meninggalkan Tika dengan wajah biasa seperti kejadian tadi tak pernah terjadi.

Hanna yang melihat itu semua terkekeh kecil. "Kasian banget senjata makan tuan.

Suddenly Became the Antagonist in the Novel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang