13. Mengikhlaskan sebuah kepergian

7 2 0
                                    

Aku mengikhlaskan sebuah kepergian yang tanpa berpesan.

Sebuah sakit yang amat ku benci
Bukan sosok, namun bagaimana
kandas itu terjadi. Bahkan terlalu pahit, untuk sebuah perasaan yang terus terhimpit.

Oleh dusta dari sang tawa. Oleh kata bahwa kau akan terus ada.

Kalau mencintaimu bagai mengedipkan mata, mengapa aku harus menahan realita yang lebih keras dari pukulan baja?

Bahkan sebuah perhatianmu
mempengaruhi imajiku, untuk terus percaya bahwa kau tak
membohongiku.

Aku masih tak percaya bahwa waktu
yang mengubahnya atau kejinya garis tuhan?

Ah, yang terpikirkan olehku hanya kau tak lagi disisiku.
Menemukan seseorang yang bahkan
lebih baik dariku.

Mungkin aku yang terlalu berharap
pada sebuah bayang, yang samar dan hanya bisa ku kenang.

Tanpa pernah bisa merasa menang. (Bahwa mendapatkan tempat di
hatimu adalah rasa senang)

..

Fase Luka Karna KehilanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang