2×3

6 2 0
                                    

Aisy mengusap wajahnya, menormalkan penglihatannya.

Aisy beranjak dari tempat tidur, mengecek ponsel yang semalam ia biarkan tergeletak diatas lantai.

Benar saja, aisy mendapat banyak panggilan dari sang ibu. Dan jangan lupakan tulisan bold dikotak pesannya

Tidak ingin ambil pusing, aisy menyalakan lagu melalui ponselnya sambil berjalan kekulkas untuk mengambil minum

Baru seteguk minuman itu ditelannya, panggilan dari sang ibu kembali membuat ponselnya bergetar

"Kamu ga papa ai?" Tanya ibu setelah panggilan itu tersambung

Aisy menyunggingkan senyum "engga bu"

Orang diseberang sana bernapas lega mendengar ucapan aisy "Syukurlah"

Mendengar ucapan itu, aisy sadar bahwa sang ibu sudah tau soal kejadian kemarin

"Dari elang?" Tanya aisy memastikan

"Ayahmu"

Ayah?, batin aisy

Aisy terdiam mendengar ucapan ibunya, sebab semenjak awal aisy membunuh ayahnya tidak menunjukkan rasa perdulinya

"Kamu ga mikir ayah ga tau semua perbuatan kamukan?"

"Ayah tau semuanya bu?"

"Ai. Bagaimana  pun sikap dan tindakan kamu, beliau tetap ayahmu. Dia tau semua tentang kamu. Bahkan ayahmu berhubungan baik dengan elang"

Aisy menghela napas panjang, mungkin memang lebih baik aisy diawasi. Meski ada rasa tidak senang, toh semunya demi kehidupan aisy

"Ibu ga bisa nyuruh kamu berhenti, tapi cobalah untuk mengontrol dirimu untuk tidak membunuh ai. Untuk sekarang kami masih bisa membantu, tapi kedepannya tidak ada yang tau"

Aisy mulai jengah mendengar ucapan ibunya "udah dulu yah bu, aisy mau siap-siap kekampus"

"Kamu jangan lupa makan. Jaga kesehatan"

"Iya"

Tut

Panggilan itu berakhir, menyisakan aisy dengan pikirannya

Seperti biasa, semakin aisy memaksakan untuk memikirkan sesuatu, kepalanya akan semakin sakit

Aisy nengambil obat dari dalam botol didalam lemari dapurnya. Mengambil 3 jenis obat dengan warna berbeda lalu menelannya

Setelah ketiga jenis obat itu masuk dibantu dengan air, aisy mulai bisa mangatur napasnya. Sakit dikepalanya pun perlahan menghilang

Aisy sudah ketergantungan obat semenjak menjadi mahasiswa baru. Karena lingkungan yang berbeda dan proses kehidupan membuat aisy harus mengalami tekanan diusia mudanya

Untuk sekarang, aisy masih bisa menjadi orang normal karena bantuan obat itu. Asal tau batasan konsumsinya. Mari kita bedoa semoga dunia bekerja sama atas hal itu.

🔪🔪🔪

Elang menghampiri aisy yang baru saja keluar dari kelas

"Hai" sapa elang dengan senyum lebarnya

Aisy hanya mengangkat sebelah tangannya merespon sapaan elang. Lalu keduanya berjalan menyusuri koridor gedung jurusan

"Oh iya. Gua kesini cuma mau bilang kalau gua mau ngerjain tugas"ujar elang yang membuat langkah aisy terhenti

"Jadi lu ngapain kesini?"

"Mau ngabarin lu aja"

Aisy kembali melangkahkan kakinya sambil mengajak elang mengobrol

"Kan ada hp. Punya teknologi itu ya dimanfaatin atuh lang"

Elang hanya tersenyum cengengesan mendengar ucapan aisy

"Ya udah lu hati-hati" lanjut aisy

"Yang harusnya ngomong kek gitu itu gua ai"

"Terserah"

Aisy melesat pergi menuju parkiran tanpa melihat kearah elang yang terdiam dengan tatapan penuh arti dibelakangnya

Kelas aisy sudah selesai, ia memutuskan mengunjungi toko buku langganannya untuk mencari sesuatu

Setelah sampai diparkiran, aisy memakai helm dan menyalakan motornya. Meninggalkan lingkungan kampus yang terbilang ramai dipagi hari.

Dua puluh menit waktu yang diperlukan aisy untuk sampai ketempat tujuannya

Memarkirkan motornya lalu masuk kedalam toko

Ting

Suara gantungan diatas pintu memberi pertanda pada penjaga bahwa toko mereka kedatangan seseorang

Baru saja pintu tertutup, aisy sudah mendapat sapaan dari penjaga toko tersebut "Ai"

"Hai sel"

Sella mendekati aisy lalu memeluknya mengungkapkan kerinduaanya

"Udah lama banget ga kesini" ujar sella

"Udah lama pala lu. Minggu lalu gua kesini bel"

"Bagi gua seminggu itu lama ai"

Aisy memutar bola mata malas mendengar kalimat berlebihan yang keluar dari mulut bella

"Novel yang minggu kemarin gua baca masih ada?"

"Tenang udah gua amanin. Di rak no 24 bagian paling bawah" jelas bella

Aisy menyunggingkan senyum "Makasih"

Setelah mengucapkan kata itu, aisy berjalan menuju rak yang dimaksud bella. Meneliti setiap rak dengan angka didepannya lalu rak 24 itu pun ditemukan

Aisy mendudukkan diri diatas lantai dingin sambil membaca setiap judul buku disana

"Cari ini?"

Aisy menolehkan wajah mendengar pertanyaan itu

Disana. Tepat disamping aisy, airon sedang berjongkok menghadap kearahnya sambil memegang sebuah buku

Airon dengan rambut ikal yang hampir menutupi sebagian wajahnya. Tato kawat di tangan kanan lalu jangan lupakan pakaian serba hitamnya.

Aisy menatap airon dengan dingin berusaha memberi tahu airon bahwa aisy tidak suka melihatnya. airon yang menatapa aisy dengan tatapan berbeda hanya bisa menyunggingkan senyum saat mendapatkan tatapan itu

Tanpa aisy sadari tatapan dinginnya berubah menjadi sendu dan hal itu tidak lepas dari penglihatan airon. Haruskah airon bersyukur atas hal tersebut?

🔪🔪🔪

YUHUUUUAIRON DISINI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

YUHUUUU
AIRON DISINI



AISY | ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang