Aisy langsung merebut buku yang dipegang airon lalu berdiri secepat mungkin. Aisy bergegas pergi dari hadapan airon
Langkah kaki aisy harus terhenti karena genggaman airon ditangannya
Aisy memutar tubuhnya tanpa menghadap kearah airon
"Kamu ga nanya apa tujuan aku kesini?" ucap airon tanpa basa basi
Aisy yang mendengar kalimat itu hanya merespon dengan senyuman sinisnya lalu menghempaskan tangannya
Aisy membenarkan tubuhnya untuk benar-benar menghadap airon
"Gua ga perduli"ujar aisy tegas
Aisy membalikkan badannya, berjalan menjauhi airon yang masih berdiri ditempatnya
"Kamu ga penasaran siapa dibalik semua penguntit mu itu?"
Aisy geram. Aisy kembali mendekati airon, kali ini dengan amarah yang ditahan
"Sebenarnya lu mau ngomong apa sih!?"
"Gabutnya ketua geng itu kek gini yah?. Deketin cewek yg bikin dia penasaran, sok sok an nawarin bantuan, abis itu dipacarin. Terus ? Dikek mana in lagi? Dipake gitu?" Lanjut aisy dengan omongan yang entah kemana
Airon tidak merespon ucapan aisy, airon masih tetap berdiri dengan wajah datarnya
Aisy mengatur napasnya untuk tetap tenang dan kembali bicara "airon. Gua ga tertarik sama apapun yang ada dihidup lu. Apa pun itu!. Jadi tolong, jangan ganggu hidup gua"
Meski ucapan aisy tidak sepenuhnya salah tetap saja niat airon menemui aisy tidak akan berubah. Airon akan membantu aisy
Airon melupakan ucapan aisy barusan, menganggapnya angin lalu
Airon berjalan mendekati aisy yang dimana membuat aisy mundur secara perlahan
Namun kaki aisy hanya bergerak sebanyak 2 langkah, lalu berhenti yang membuat airon berada dekat dihadapan aisy
Airon berhasil berhadapan dengan aisy dengan jarak yang sangat dekat
"14 maret. Korban ke 7, anggota geng motor atria. Siswa SMA kelas 12. Putra dari salah satu psikolog dipalembang. 22 april, Korban ke 9, anggota sketchboard di palembang. Mahasiswa jurusan psikologi. 5 mei, Korban ke 11, penderita gangguan mental yang masih dalam perawatan"
Aisy hanya diam mendengarkan ucapan airon tentang korbannya "Kamu tau apa kata kunci dari ucapan aku ai?. Psikolog"
"Ai, kamu udah ditergatin dari awal" lanjut airon
Aisy mendorong tubuh airon cukup keras hingga membuat airon menabrak meja disampingnya
Street
Meja tersebut sedikit membuat suara dan bergeser
"Modus!"
Bukan aisy namanya jika mudah percaya dengan ucapan orang lain. Saat elang menawarkannya pertemanan, aisy baru bisa menceritakan kehidupannya setelah keduanya berteman selama satu tahun.
Dan airon ? Manusia yang baru dia temui beberapa minggu yang lalu Mencoba mendekatinya dengan tak tik penawar bantuan.
Bullshit, gua ga akan percaya semudah itu, batin aisy
🔪🔪🔪
"Udah selesai tugas lu?"
Pertanyaan itu keluar dari mulut aisy saat elang duduk dihadapannya
Setelah dari pertemuan dengan airon tadi siang, aisy menghabiskan waktunya dirumah. Membaca buku-bukunya sambil mendengarkan musik kesukaannya.
Aisy membenarkan posisinya yang dari tidur menjadi duduk diatas tempat tidurnya
"Udah" jawab elang
"Cepat amat. Ngerjain apa cuma setengah hari kelar?"
"Yang namanya tugas kalau dikerjain ya bakal selesai ai. Kecuali, lu ngerjainnya dalam mimpi. Nah itu yg perlu lu tanyain"
"Ngapain nanyain. Kurang kerjaan"
Elang memutar bola mata malas melihat tingkah laku temannya itu
"Kok sepi ai?. Om sama tante kerja?"
"Mmm"
"Ampe malam?"
"Mmm"
"Lu ga kesepian ai?"
"Kan ada lu"
Bukan elang namanya jika tidak tersiksa karena sikap aisy
"Capek ah ngobrol sama lu. Gua mau minum yah" elang melanggang keluar dari kamar aisy tanpa menunggu persetujuan dari pemilik rumah
Telampau dekat dan percaya sehingga aisy membiarkan elang melakukan apapun yang dia mau dirumahnya
🔪🔪🔪
KAMU SEDANG MEMBACA
AISY | ON GOING
Ficção Adolescenteini cerita tentang ketidakpercayaan aisy sastranegoro dengan semua hal tentang percintaan. adakah kaum adam yang bisa meluluhkan hati dan prinsipnya? happy reading