Chapter 1 ini terdiri dari beberapa bagian, dan seterusnya akan seperti itu
Semoga kalian gag bingung. dan maaf kalau part ini agak panjang.
Soo, enjoy your story...
*
*
*
*
*
*
*
*
Tanpa tersadari, air mata merebak dari kelopak matanya, mengalir dengan tidak terkendali. Secerca kebingungan melanda, diikuti dengan perasaan berduka yang memerih. Dalam kegelapan dia menangis dimana tidak ada siapapun yang mendengarkan kedukaannya. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Taeyong bersiap-siap membersihkan diri saat pintu apertementnya diketuk oleh seseorang. Dengan waspada Taeyong menutup pikirannya dan perlahan berjalan menuju pintu, dilihatnya sesosok pria dengan coat hitam yang menutupi badan tangguhnya.
"Doyoung?" kata Taeyong pada seseorang pemuda yang wajahnya tertutup tudung dari coatnya.
"Good morning, My Lord. Senang bisa bertemu dengan anda kembali." sapa Doyoung penuh hormat pada pemuda dihadapannya.
"Senang bisa melihatmu kembali dengan selamat." balas Taeyong sambil menepuk pundak pemuda yang lebih muda darinya itu. Wajah tampan mereka berdua bagaikan sebuah berlian putih, terlihat begitu sempurna.
"Aku senang kau kembali dengan cepat. Bagaimana keadaanmu?" tanya sebuah suara dari balik punggung Taeyong.
"Keadaanku baik-baik saja, paman. Aku juga senang bisa bertemu dengan paman kembali." jawab Doyoung sopan. Taeyong senang pengawalnya kembali dalam keadaan baik-baik saja tanpa diketahui oleh ayah dan ibunya.
"Doy, hanya kau yang bisa membaca pikiranku dan mengetahui apa yang sedang aku rasakan, bisa kau jelaskan padaku?" tanya Taeyong memecah keheningan setelah Doyoung duduk dihadapannya.
"Keduanya baik-baik saja, mereka terlihat lebih sehat, sayangnya Elrond selalu bersama mereka, jadi aku terkadang harus extra hati-hati." jawab Doyoung. Sejak awal, Elrond lah yang sudah mengontrol dan memutuskan apapun untuk orangtua Taeyong karena semua ini sudah direncanakan olehnya.
"Aku tahu. Paman Elrond bukan menginginkan Mom and Dad tapi dia menginginkan kepemimpinan Clan, dan aku. Paman pasti tau aku sudah kembali. Paman mungkin juga sudah tau kalau suatu saat aku akan mengacaukan semua rencananya. Sebelum semuanya semakin rumit dan bertambah parah.... aku harus membunuh Mom and Dad sebelum aku membunuh paman." jawab Taeyong dingin.
"Tapi, Tae-" Taeyong langsung memotong perkataan Doyoung.
"AKU HARUS, Doy. itu janjiku pada Ayah sebelum perang terjadi. Malam itu, sekitar pukul 2 pagi, aku melihat Beliau di taman. Aku sama sekali tidak memiliki pikiran apapun. Yang kuingat, untuk pertama kalinya sejak perubahanku, aku tidak bisa membaca pikirannya." cerita Taeyong pada Doyoung dan Jin ho.
Flashback .....
Jam menunjukkan pukul 2 pagi. saat itu Taeyong sedang membaca sebuah novel fiksi karangan penulis terkenal dari Yunani saat dia melihat sebuah siluet di taman depan kamarnya. Taeyong pun berhenti membaca dan keluar kamar untuk memeriksa, siluet siapakah itu. Ternyata dia menemukan ayahnya berdiri tak jauh dari kolam di tengah taman. Badannya yang tinggi dan tegap, serta sosoknya yang berwibawa, memandang kosong ke arah kolam.
"Not sleep, dad?" tanya Taeyong membuyarkan lamunan ayahnya.
"Belum. Hanya ingin mencari udara segar. Kau kenapa belum tidur?" tanya suara lembut Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD PROMISES *Chapter* || Lee Taeyong
Vampire"Mereka tidak memberiku banyak pilihan, namun kekuatan apapun yang kau miliki secara fisik, hanya kekuatan ikatan sajalah yang akan menang dalam kasus ini. Aku akhirnya menyerah, dan membiarkan sulur apinya menelanku ke dalam kegelapan tanpa dasar...