CHAPTER 4. INVENTION (둘)

2 0 0
                                    

             Malamnya, setelah menyelesaikan urusannya dengan sang dokter dan Tessa, Taeyong kembali pulang kerumahnya di Arezzo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

             Malamnya, setelah menyelesaikan urusannya dengan sang dokter dan Tessa, Taeyong kembali pulang kerumahnya di Arezzo. Selama perjalanan dia terus memikirkan cerita Ayres tentang Tessa dan rahasia besar para vampire dibelakangnya. Dia bersukur hari ini bisa dipertemukan oleh Ayres dan berbicara banyak dengannya mengenai Tessa. 1 jam perjalanan, dia sampai dirumahnya.

"Akhirnya kau sampai juga." kata Doyoung menyambutnya di ruang tamu.

"Ada masalah?" tanya Taeyong malas.

"Kepala sekolah sedang menunggumu diruang kerja. Dia datang 1 jam yang lalu dan ingin segera bertemu denganmu." jawab Doyoung, membuat Taeyong terhenyak. Tak banyak bicara, Taeyong berjalan tergesa menuju ruang kerjanya di lantai 2. Melihat sang pimpinan datang, raut lega tersirat di wajah Elenoir.

"Elenoir..? Ada apa kau disini?" tanya Taeyong heran.

Tanpa banyak bicara, Elenoir merogoh tasnya dan memberikan kotak peninggalan Daniel, yang mereka bicarakan di telepon beberapa hari yang lalu. Taeyong mengambil kotak itu dan membukanya. Sebuah surat dan sebuah tabung kaca kecil berisi darah segar terdapat didalam kotak itu. Taeyong menahan sekuat tenaga karena bau darahnya yang bisa saja membuatnya terlena.

"Apa ini?" tanya Taeyong pada Elenoir.

"Ini kotak yang kubicarakan di telepon tempo hari. Aku sengaja menyimpan kotak ini karena perintah dari Daniel. Mengapa aku tidak segera memberikannya padamu karena aku fikir pada awalnya, kotak itu belum terlalu dibutuhkan, namun melihat Tessa yang seperti itu, aku berpikir lagi, sepertinya aku harus memberikan kotak itu secepatnya padamu, dan sekarang kotak ini resmi kukembalikan padamu, Your Highness." jawab sang Kepala sekolah. Dengan seksama Taeyong menatap darah segar didalam tabung dan mengocoknya sedikit 'seperti darah segar, tapi bukankah darah ini sudah tersimpan lama dikotak itu?' batin Taeyong bingung. Dia pun kemudian membuka sepucuk surat yang ditulis oleh sang ayah, tertanggal sebelum perang dimulai.

"To my son, Penerus dan Pemimpin Clan Lothlórien, Alaric Tyler Lothlórien.

Tyler, ketika kau membaca surat ini, mungkin Ibu and Ayah sudah tidak berada di sisimu. Lewat surat ini, Ayah ingin mengatakan bahwa pertikaian antara Ayah dan Pamanmu tidak bisa dihindari. Elrond akan berusaha sekuat tenaga untuk mengambil posisi Clan dari tangan Ayah dan dirimu, namun Ayah tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi, karena Ayah sudah mempersiapkan semuanya. Lewat surat ini juga, Ayah akan mengatakan bahwa terhitung sejak perang terjadi, Kau, Alaric Tyler Lothlórien, secara resmi menjadi pemimpin Clan Lothlórien yang baru, menggantikan pimpinan Clan terdahulu, Daniel Ivanov Lothlórien. Dengan begitu, semua kekuatan, kekuasaan, kepemimpinan, dan segala yang dimiliki oleh Clan adalah milikmu.

Ayah berharap, kau bisa menjaga dan melindungi semua hal yang ada di dalam Clan, dengan cara apapun dan bagaimana pun caranya. Ayah berharap, kau bisa menjadi Pemimpin yang bijaksana, pemimpin yang loyal kepada Clan dan pengikutmu, pemimpin yang sabar, dan menjadi pemimpin terbaik dari Clan Pure Blood. Jadilah laki-laki yang bertanggung jawab dan bermartabat, jadilah pelindung bagi saudara-saudaramu.

BLOOD PROMISES *Chapter* || Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang