CHAPTER 4. INVENTION (셋)

1 0 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

..

..

..

..

..

..

..

..

"WHATT? Jadi... Tessa adalah kakak kandung kami?" kata Jeno disela-sela obrolan mereka diruang kerja sang kakak.

Sembari memijit keningnya, Taeyong mengangguk pelan, "Ya, Tessa adalah kakak kalian. Ibu dan Ayah sengaja memisahkan kami, sejak kami berusia 1 tahun. Itulah mengapa aku tidak pernah melihat dan memiliki ingatan tentangnya."

"But, why? Kenapa Ibu dan Ayah memisahkan kalian berdua, padahal kalian saudara kembar?" tanya Mark heran.

"Mereka punya alasan sendiri, mengapa aku dan Tessa dipisahkan. Mungkin juga ini ada hubungannya dengan Paman." Jawab Taeyong pelan.

"Jadi... ..."seseorang" yang dimaksud oleh Dad....  adalah Tessa?" perkataan Yunjin membuat seisi ruangan itu terhenyak.

Taeyong hanya terdiam di posisinya, "Ya. Memang Tessa yang dimaksud oleh Ayah untuk membantu kita melawan Paman. Dan ketika Tessa berhasil kembali, aku berencana akan menemui Ibu dan Ayah, bersama Tessa." jawab Taeyong. Mendengar idel gila sang Pimpinan, seluruh ruangan kompak membelalakkan mata kearah Taeyong.

"Wae?" tanya Taeyong membalas tatapan orang-orang disekitarnya.

"Kau gila? Kau ingin membawa Tessa bertemu dengan orangtua kalian?" kata Doyoung disamping Taeyong.

"Memangnya kenapa? Ketika aku dan Tessa suatu saat menghadap Ibu dan Ayah, jelas aku tidak akan sendirian, aku akan membawa beberapa orang-orang untuk membantuku. Mungkin juga, secara bergantian aku bisa membawa kalian semua bertemu dengan orangtua kita." balas Taeyong.

Mark, Jeno, dan Yunjin saling tatap, setelah mendengar ide 'gila' dari sang kakak.

"Kau yakin, akan membawa adik-adikmu bertemu dengan orangtua kalian?" tanya Elenoir lagi.

Taeyong hanya menghela napas, "Ini kesempatan terakhir untuk kami semua bisa bertemu dengan orangtua kami."

Mendengar jawaban Taeyong, para vampire diruangan ikut terdiam dan paham dengan kesedihan mendalam yang dirasakan oleh Taeyong. Menjadi vampire yatim piatu diusia muda dan pada akhirnya menjadi pemimpin Clan Pure Blood terbesar se-Eropa, sudah pasti membuat Taeyong harus memikul peran dan tanggung jawab yang tidak main-main, ditambah dia juga harus menghadapi tabiat sang Paman yang ingin merebut tahta Clan, semakin membuat Taeyong dewasa sebelum waktunya. Malamnya, Taeyong kembali menghabiskan waktunya di kamar Tessa. Sesekali dia membaca buku, sesekali dia melihat keadaan Tessa, dan sesekali dia berdiri di depan jendela kamar Tessa. Pukul menunjukkan 2 pagi saat dirinya merasakan sebuah kantuk bergelayut di matanya. Taeyong berjalan ke sofa di depan ranjang Tessa dan merebahkan tubuhnya disana untuk sesaat.

BLOOD PROMISES *Chapter* || Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang