Destiny

15 1 0
                                    

.
Indonesia, Palembang

Terlihat seorang perempuan berlari secepat yang ia bisa dengan sepatu kets yang melekat di kakinya. Mengejar bus berwarna kuning itu untuk bisa segera pulang ke rumahnya. Keringat membasahi wajah dan rambut hitam ikalnya yang indah. Sorot matanya yang tadi cemas berangsur hilang setelah berhasil menaiki bus tersebut. Ia pun melepas jaket almamaternya yang telah basah akibat keringatnya itu dan menguncir sanggul rambut ikalnya tersebut untuk bisa merasakan sejuknya udara AC mengenai kulitnya. Suasana dalam bus selalu padat berisi para mahasiswa-mahasiswi dan ia sangat beruntung karena masih memiliki bagian untuk bisa duduk dalam bus tersebut di jam-jam ini. Setelah sibuk dengan pikirannya perkara bus yang di tumpanginya. Sesuatu bergetar di kantong belakang celana jeansnya dengan nama Rio muncul di layar ponselnya tersebut. Ia pun mengangkat telepon dari sahabat kupretnya itu dengan ekspresi malas dan kesal.

"Halo yo, apaan?"jawabnya dengan nada malas dan kesal tanpa basa basi.

"Halo Ose, yaelah... lama banget lo ngangkat telponnya. Lagi berak apa lo Oseeee"balas Rio dengan suara pura-pura galak dan marah ketika mendengar Rose mengangkat telponnya dengan nada malas.

"Iya,ini gue lagi berak nih di dalam bus!!"jawab Rose tanpa sadar sedikit berteriak yang tentu saja perkataannya tersebut sukses mengundang tatapan aneh dan tajam dari semua orang yang ada dalam bus tersebut. Sedangkan seseorang yang di telpon sukses tertawa terbahak-bahak yang mana terdengar sangat mengesalkan bagi Rose.

"Sorry all, just kidding......gue beneran deh suer nggak lagi berak ini lagi maen dark jokes dengan sohib gue, sorry ya"tutur Rose berbicara dengan ekspresi wajah malu dan gestur tangan memohon maaf kepada penumpang yang berada didalam Bus tersebut. Tapi penumpang didalam bus tidak ada yang peduli dengan perkataan Rose tersebut. Mereka hanya menganggap bahwa Rose adalah seorang badut yang berusaha melucu dengan hal yang garing. Sedangkan seseorang yang di seberang telepon menambah kikikannya setelah mendengar permohonan maaf Rose tersebut.

"YA TUHAN ASTAGA.........LO LUCU BANGET DEH ROSE HAHAHAHAHAHAH"Komentar Rio setelahnya terdengar Kembali tawa membahana yang tak tertahankan lagi di seberang telpon. Menurutnya ini memang benar sahabatnya yang nggak perlu diraguin lagi tingkahnya yang selalu berhasil mengocok perutnya.

"Lo mau ngomong apaan dah!!Kalo nggak ada gue matiin nih sumpahlah yaa gue lagi PMS nih!. Males banget ngeladeni lo kalau mau resekk!"balas Rose dengan nada yang sangat jengkel setelah mendengar tawa membahana Rio yang sangat menyebalkan untuk didengarkan olehnya.

"hehehe,aduh aduh benter ya. Gue nenangin tawa dulu, Huhhh Ya Tuhan.Hmmmm.jadi gini,lo jadi kan nganter gue ke Bandara sore ini?. Penerbangan gue jam 4 sore ini,Rose. Dan sekarang sudah mau jam setengah 1, and u know lah ya Jl. Soekarno-Hatta itu semacet apa kalo sore.Jadi maunya gue kita berangkat jam 3 kurang lah biar disana gue bisa santai. Bagaimana menurut lo?,dimana loh sekarang Rose?"tutur Rio dengan sangat Panjang. Rio sangat mengetahui jikalau suasana hati sahabatnya ini sedang dalam keadaan yang tidak baik. Makanya Rio berusaha berbicara dengan to the point ke sahabatnya itu terkait janji mereka hari ini.

"Hmm.Sekarang gue mau masuk jembatan musi 2 ini,Yo. Bentar lagi lah nyampe di UNSRI Bukit. Setelah itu gue bakal pesan transportasi online ke Pladju. Perkiraan gue jam setengah 3 kurang gue sudah sampe di rumah. Kalau begitu gue bawa bekal aja nanti dari rumah untuk dimakan di Bandara kalau kita bakal pergi jam 3 kurang ke Bandara. Nanti gue kabarin lo lagi kalo gue sudah sampe di rumah, okay yo?"Jawab Rose dengan nada yang lembut kepada sahabatnya itu. Setelah ia memperkirakan waktu sampainya ia di rumah, ia pun menarik napasnya karena menyadari bahwa jadwalnya hari ini akan sangat padat dan melelahkan.

"oh okey deh kalo gitu Rose. Nanti telepon gue ya kalau lo sudah sampai di rumah dan sudah siap-siap.Biar entar aku jemput lo dan nanti pulangnya lo bawa aja mobil gue dan balikin ke rumah gue ya. Tencuu Ose,Gue tutup,BYE!!"Jawab Rio dengan diakhiri sedikit teriak.Hal ini tentu saja membuat Rose melirik dan menatap sangat kesal dan tajam teleponnya tersebut seolah-olah yang sedang yang ia tatapi dengan tatapan membunuh itu adalah sahabat kupretnya,Rio.

The Sixth Sense of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang