14 - Tuts Piano (The End)

172 17 16
                                    

• empat belas •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• empat belas •

"Hhnnghh..."

Kepalanya luarbiasa pusing seperti baru saja kejatuhan batu besar, benar-benar terasa kacau sampai Jaemin tidak bisa langsung membuka mata. Ia mengerang menahan semua ngilu yang bersarang di kepala, sementara seseorang menahan sebelah tangannya dengan nuansa telapak yang cukup dingin.

"Bentar yaa tunggu bentar aku panggilin dokter dulu."

Masih sama, cahaya dari luar seakan menusuk kedua pupil tanpa mampu Jaemin hindari. Sakit yang tidak pernah ia dapatkan sebelumnya, bahkan untuk mengingat alasan kenapa Jaemin menjadi seperti ini---nihil, tidak ada sedetik adegan yang ia ingat.

Suara langkah kaki dari beberapa orang mulai mendekat dan mencoba membantu meredakan sakit yang Jaemin idap, entah apa yang mereka lakukan tapi kembali lengannya mendapat sentuhan dingin.

"Boleh dibuka perlahan matanya Mas, coba minum air setelah itu," titah anonim yang sepertinya dokter.

Ia menurut sambil menggenggam jemari seseorang, meski masih terasa sakit tapi Jaemin agak memaksa untuk melihat sekitar.

"Minumnya Mbak.."

Cekatan orang itu menyodorkan air kepada Jaemin, "pelan-pelan J.."

Dan ia terkejut, bukan dokter ataupun perawat yang Jaemin lihat pertama kali tapi, "L-lliaa???"

Flashback on

Lia cukup terkejut saat mendapati Jaemin yang berjalan mabuk kearah supermarket, tapi paniknya makin menjadi ketika orang itu mendekat dalam kondisi memar dibagian wajah, terutama dahi.

Tidak lagi ia perduli tentang kesal atau hari kemarin, yang jelas kondisi Jaemin sekarang lebih butuh pertolongan daripada rasa egois untuk memilih acuh dan pergi. Setidaknya ia bisa beralasan dengan membalas budi karna waktu itu

Tanpa menoleh kebelakang Lia berlari cepat dan menangkap Jaemin yang hampir jatuh membentur tanah, ternyata darah yang keluar dari dahi Jaemin sudah mengering. Rasa ngilu menjalar disekujur tubuh Lia.

"Astsga Na Jaeminn, ini serius kamu habis ngapaiinn???" Lia dengan gemetar memapah Jaemin untuk duduk didepan supermarket.

"Lliaa maaf, maaf Lia maafff. Aku salah aku mminta maaff.."

Jujur Lia tidak tega mendengar lirihan Jaemin yang terlihat juga tidak nyaman dengan tubuhnya sendiri, gercep ia menelfon ambulance agar segera datang. Tidak lupa juga membersihkan darah yang membuat cowo itu beberapa kali meringis kesakitan.

Lullaby 🌠  [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang