Awal Mula

436 63 31
                                        


Naruto – Hinata (5 tahun)

Bocah laki-laki berambut pirang itu berkedip dan semakin menatap lekat seorang gadis kecil yang kini berdiri takut di balik kaki ibunya. Sesekali mata gadis itu meliriknya dan langsung menunduk takut.

Bocah laki-laki itu melangkah perlahan, mendekat dengan mata yang tetap menatap penuh penasaran akan gadis itu.

Langkahnya semakin mendekat dan membuat cengkraman gadis itu di ujung baju ibunya menguat. Gadis kecil itu semakin mengkerut karena pandangan dari bocah laki-laki itu tampak seram baginya, membuat bibirnya melengkung ke bawah karena sudah ingin menangis. Matanya mulai buram dan dia menggigit bibirnya kuat.

Sebelum air mata dari mata pearl cantik gadis itu tumpah ...

Nyuutt

"Aaaa aw aw ... Ittaaaiii ...."

Gadis kecil itu terdiam dan mengerjap melihat bocah yang menakutkan tadi sekarang berteriak kesakitan karena telinganya dijewer oleh seorang wanita berambut merah.

"Kaa-san sakiitt."

"Makanya, kenapa kau mau membuat gadis cantik itu menangis?"

Gadis kecil tadi memandang ngeri ke arah wanita berambut merah itu, dia menoleh pada ibunya saat sang ibu memeluknya dan tersenyum padanya, lalu berkata kepada temannya, "Sudahlah, Kushina. Dia kesakitan."

"Tuh, Bibi Hikaru saja tahu kalau aku sakit, jadi lepaskan, Kaa-san."

"Huh," Kushina melepaskan jewerannya di telinga sang putra dengan mendengkus kesal karena anaknya memanfaatkan perkataan orang lain untuk minta dibela.l, "Biar tahu rasa. Lagian kenapa kau membuat Hinata-chan menangis? Lihat raut wajahnya, dia ketakutan." Kushina berkacak pinggang sambil memarahi anaknya.

Bibir sang bocah maju dan cemberut. "Aku tidak menakutinya, dia saja yang cengeng."

"Naruto!" bletak

"Ittai."

Lagi—Naruto meringis sakit saat kepalanya dipukul sang ibu.

"Sudahlah, Kushina, jangan kasar begitu."

"Tapi dia membuat Hinata menangis, Hikaru."

Wanita berambut indigo itu hanya menghela napas dengan kelakuan kekanakan sahabatnya.

"Sekarang, Naruto. Minta maaf kepada Hinata-chan."

Naruto menggerutu dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman dan minta maaf. "Maaf," ucapnya pelan dengan wajah masih cemberut.

Hinata memandang ibunya sesaat, ketika ibunya tersenyum dan mengangguk, gadis kecil itu dengan ragu mengulurkan tangannya untuk menyambut uluran tangan Naruto. "Ti-tidak ap-apa," jawabnya pelan.

Cuph

Ngiiiiiinggg

Hikaru dan Kushina membeku saat Naruto menarik Hinata dan mengecup pipinya cepat.

Setelah itu, Naruto nyengir lebar tanpa dosa. Berbeda dengan Hinata yang terpaku ... dan selanjutnya ...

"Huuuuwaaa ...."

... tangisan yang tadi gagal terjadi kini gadis kecil itu tunjukkan.

Hikaru langsung tersadar dan segera memeluk putrinya, sementara Naruto yang awalnya nyengir lebar kini menoleh takut-takut kepada ibunya yang menatapnya dengan aura membunuh.

"Huuuuuwaaa ...." giliran Naruto yang berteriak kencang karena telinganya kembali di jewer sang ibu.

~ Saat itu, aku merasa penasaran dan begitu senang mengenalmu. ~

Pacar(-pacar)kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang