Naruto's POV
Aku sangat menyukai hari ini. Hari di mana Hinata datang padaku dengan sikap manja dan posessive-nya. Memang membingungkan, tapi menyenangkan. Dia terlihat sangat senang dengan kencan kami hari ini walau dia juga sering cemberut kala beberapa gadis menatapku kagum. Padahal kalau dipikir, aku juga termasuk satu di antara beberapa pangeran sekolah. Lalu kenapa dia baru menunjukkan sikap posessive-nya sekarang?
Aku ingin menanyakan alasannya dari awal, tapi tidak tega melihatnya yang sudah berusaha untuk aktif. Jadi aku hanya menikmatinya saja. Namun, saat dia menanyakan tentang janjiku yang tidak akan mempunyai pacar lain selain dia, aku seratus persen yakin jika memang ada sesuatu yang lain.
Aku bertanya, ingin tahu apa yang coba gadisku rahasiakan. Karena aku tahu, dia bukan gadis yang kuat untuk menyimpan sebuah beban menjadi rahasianya seorang diri. Aku ingin dia berbagi, dan tentu saja aku ingin dia menjadikanku orang pertama yang dia jadikan tempat berbagi.
Aku sudah menunggu saat dia ingin menjawab, tapi getaran dan panggilan yang masuk ke ponselku menghentikannya. Sedikit menyesal aku rasakan karena tidak menuruti keinginan Hinata agar mematikan ponselku hingga akhir. Akhirnya, panggilan dari Amaru sudah terlanjur kudengar dan tidak bisa kuabaikan.
Aku meminta izinnya walau aku pergi tanpa dia setujui. Dia marah, dia sedih, dia kembali merajuk. Aku tahu itu, tapi aku sungguh tidak bisa membiarkan Amaru begitu saja.
Aku melangkah pergi, meninggalkannya sendiri di taman itu dan menjalankan motorku menuju rumah Amaru. Namun baru beberapa meter dari taman itu, aku berhenti. Untuk beberapa saat aku menyadari jika aku memang tidak bisa melepaskan gadis itu. Aku tidak suka melihatnya susah dan benar-benar benci jika melihatnya sedih.
Dengan segala pemikiran itu, aku meraih ponselku dan menghubungi Gaara. Memintanya untuk datang ke rumah Amaru dan membantu Amaru di sana. Rumah Gaara dan rumah Amaru tidak terlalu jauh. Aku mengirimkan alamatnya lewat SMS dan kembali melajukan motorku memutar arah.
Saat aku kembali ke taman itu dan berjalan mendekati seseorang yang terduduk di sana. Hatiku sakit mendengar isak tangisnya. Dia menangis sambil terus mengejekku, tidak masalah karena aku tahu itu adalah bentuk dari rasa kesal dan rasa sedihnya yang sudah sangat memuncak.
Hinata adalah gadis riang, polos, lugu, dan sederhana. Dia tidak akan mengerti hal-hal berat dan sulit. Juga tidak ingin larut dalam satu perasaan yang membuatnya bingung. Namun, saat dia sampai menjatuhkan air mata seperti itu. Aku tahu jika dia sudah tidak sanggup menahan semuanya.
Tak tahan, aku mendekat. Memeluknya dari belakang tanpa suara, kurasakan tubuhnya yang menegang dan isakannya yang terhenti seketika. Lalu saat aku mengucapkan sesuatu, tangisnya pecah. Dia berbalik dan memelukku sangat erat. Memintaku untuk tidak pergi meninggalkannya lagi.
Haaahh, kalau begini bagaimana mungkin aku bisa benar-benar meninggalkannya?
Naruto's POV end
=.=
Pacar(-pacar)ku by Rameen
Uzumaki Naruto x Hyuuga Hinata
Disclaimer by Kishimoto Masasi
=.=
"Kenapa kau ke sini?" Pertanyaan dengan nada kesal itu sangat cocok dengan ekspresi Amaru yang seolah ingin memukuli pemuda di depannya. Pemuda berambut merah yang dengan santai bersandar di dinding dekat pintu dengan wajah datar. "Kau tidak dengar? Kenapa kau di sini?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar(-pacar)ku
FanfictionHyuuga Hinata, seorang siswi SMA yang mempunyai 4 pacar dalam satu waktu, dan keempatnya adalah idola sekolah yang merupakan berita mengejutkan bagi seluruh penghuni sekolah tersebut. Bagaimana mungkin Hinata yang polos ... tiba-tiba memiliki 4 paca...