Proses

202 29 10
                                        


Hinata menggerakkan tangannya untuk membuka loker dan dia terpaku.

Loker yang seharusnya begitu rapi, sekarang dipenuhi dengan sampah dan bau busuk, belum lagi Hinata tidak dapat melihat barang-barangnya dalam loker itu. Sebuah kertas tertempel di pintu dalam loker dengan tulisan besar dan jelas tertulis di sana yang sukses membuat Hinata terdiam.

'Dasar gadis tidak tahu malu. Putuskan pangeran kami. Gadis bodoh sepertimu tidak seharusnya memiliki pangeran kami!'

"Ya ampun, kenapa lokermu begini, Hinata-chan?" Ino bertanya kaget.

Hinata hanya diam, dia tidak bisa berkata-kata saking kagetnya. Belum seminggu dia dikerjai kemarin, dan sekarang dia sudah kembali dikerjai. Apa salahnya? Dan tulisan itu ... apa ini semua karena dia yang memiliki pacar?

"Hinata!"

Tubuh mungil itu segera ditarik mundur oleh Naruto saat pemuda itu melihat apa yang terjadi. "Apa-apaan ini?" tanyanya dengan emosi sambil menarik kasar kertas yang tertempel dan menyobeknya. Di belakangnya, Sasuke dan Gaara menyusul.

"Kami sudah mendapati kondisinya begini," jawab Ino cepat. "Kurasa ini ulah orang yang sama dengan yang waktu itu."

Sasuke dan Gaara melirik. "Waktu itu?"

"Iya. Saat kalian berdua di Oto untuk olimpiade, Hinata dikerjai. Dia disiram saat selesai olahraga dan seragamnya dikasih bubuk cabe yang bercampur bubuk gatal." Ino bercerita dengan dahi mengernyit karena masih geram akan kelakuan orang-orang itu terhadap sahabatnya.

Sasuke dan Gaara menatap tajam ke arah Naruto. "Kenapa kami tidak tahu akan hal itu, Dobe?"

"Ck, Hinata baik-baik saja. Bukan itu yang terpenting, tapi siapa yang melakukannya." Naruto memeluk Hinata yang masih diam saja dari tadi. Ingatannya kembali saat dia bertengkar dengan Amaru. Amaru bilang kalau hampir seluruh siswi membenci Hinata hingga melakukan hal itu. Apa Amaru yang melakukan itu semua? Naruto menghela nafas dengan pemikirannya sendiri.

"Sudahlah, lebih baik kau antar Hinata pulang," ucap Gaara pada Naruto, "Aku dan Sasuke akan membersihkan ini semua."

Memang sudah merupakan jam pulang sekolah. Jadi tidak masalah kalau Naruto dan Hinata pulang lebih dulu.

Naruto mengangguk dan mengajak Hinata pulang. Tak lama, Sai datang dan mengajak Ino pulang bersama.

Sasuke menghela nafas setelah hanya dia berdua dengan Gaara. "Apa sebaiknya kita putuskan saja Hinata?"

"Entahlah," Gaara mulai mengambil tempat sampah yang ada di ujung loker "tapi bukan sesuatu yang bagus memutuskannya di saat seperti ini. Dia sudah sedih karena dikerjai, akan semakin sedih kalau kita tiba-tiba memutuskannya."

Sasuke hanya bisa diam menyetujui.

=.=

Pacar(-pacar)ku by Rameen

Naruto by Kishimoto Masasi

Uzumaki Naruto x Hyuuga Hinata

=.=

"Aku selesai."

"Hinata," Neji segera menahan tangan Hinata yang ingin beranjak pergi. "Makananmu belum habis. Kau kenapa? Apa ada masalah?"

Hinata menggeleng, memilih untuk tidak bercerita apa pun pada Neji tentang kejadian siang tadi. Dia tidak ingin Neji marah lagi dengan Naruto seperti waktu itu. "Tidak apa, Nii-san. Aku hanya sudah kenyang. Uhm, aku ingin bermain ke rumah Naruto-kun saja."

Pacar(-pacar)kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang