Seperti biasanya saat memasuki jam break kampus, baekhyun dan kai selalu menikmati saat-saat break mereka di atas rooftop kampus.
Semenjak kejadian satu tahun silam, yang mana saat itu baekhyun tidak sengaja menggrebek anak-anak bermasalah di anteros yang menjadikan rooftop kampus mereka sebagai markas untuk merokok, mabuk-mabukkan, berjudi, pembulian hingga pelecehan, membuat baekhyun yang melihat itu menjadi murka dan menghajar habis-habisan anak-anak bermasalah itu.
Setelah puas mematahkan tulang rusuk dan tangan beserta kaki mereka, barulah ia mengizinkan kai untuk melaporkan pada pihak kampus mengenai perbuatan anak-anak itu yang melanggar aturan anteros.
Saat itu juga kawasan rooftop menjadi kawasan milik baekhyun dan kai, tidak ada satupun mahasiswa yang berani menginjakkan kaki mereka diatas rooftop jika pun ada, maka bersiaplah kaki mereka menjadi korbannya.
Semilir angin yang bertiup siang itu membuat rasa kantuk menghinggapi dirinya. Perlahan lahan mata sipit bak bulan sabit itu tertutup bahkan suara kicauan kai yang seperti burung pipit itu tak terdengar lagi olehnya.
Kai yang merasa perkataannya tak di gubris oleh baekhyun langsung menoleh ke arah sampingnya, saat itu juga ia melihat baekhyun yang sudah mulai menjemput mimpinya.
Kai mendengus kesal karena sudah diabaikan oleh sahabat persusuannya.
"Aisshh berengsek lo baek! Kalo mau tidur itu ngomong biar gue gak capek ngomong panjang lebar. Percuma dong gue tadi ngomong tapi lo nya gak dengerin gue, udah kayak orang gila aja gue ngomong sendirian" ujar kai kesal
Kai memutar bola matanya malas lalu merogoh ponselnya. Kali ini sepertinya ia akan membiarkan sahabat persusuannya itu untuk menikmati tidur siangnya. Kai menggerakkan telunjuknya diatas layar ponselnya untuk mencari applikasi game yang selalu ia mainkan. Setelah menemukan applikasi game tersebut, ia pun segera menekan applikasi itu dan mulai terhanyut dengan game yang ada di ponselnya.
Baekhyun yang sudah mulai masuk ke alam mimpinya tiba-tiba tersentak ketika suara notifikasi dari ponselnya berbunyi. Ia menggusal kedua matanya dengan kasar lalu menoleh kearah sahabatnya yang tengah fokus bermain game dengan tatapan yang tajam.
Sebuah pukulan ringan mendarat di atas pangkal lengan kai, membuat sang empunya mengaduh.
"Aduh!" Kai langsung menoleh ke arah sang pelaku yang masih menatap dirinya dengan tatapan tajam.
"Apa-apan sih lo baek, bangun-bangun langsung mukul gue. Lihat noh gue jadi kalah gara-gara lo." ucap kai kesal sambil menunjukkan jarinya ke arah ponselnya yang mana di sana, karakter gamenya mati terbunuh oleh musuh.
"Siapa suruh lo bangunin gue, lo tau sendiri gue paling anti digangguin disaat gue sedang tidur" ucap sengit baekhyun tak kalah dari kai.
"Gue gak pernah bangunin lo, justru dari tadi gue sibuk sama game gue."
"Alah bohong lo anjing! Kalo bukan lo siapa lagi yang berani chat gue!" Bukan baekhyun namanya jika tidak mengeluarkan kata-kata kasarnya.
"Dih cocot lo tolong dijaga ya cok! gue gak pernah ngechat lo. Lagian kurang kerjaan banget gue ngechat lo yang jelas-jelas ada disamping gue, buang-buang koata gue aja."
"Lalu kalo bukan lo siapa lagi?"
"Ya mana gue tau." ucap kai sembari mengedikkan bahunya.
"lagian udah tau mau tidur kenapa gak lo silent dulu tu ponsel, kalo gak buang dulu kek ke tong sampah kalo udah bangun baru lo ambil lagi." ucap kai asal yang langsung mendapat umpatan dari baekhyun.
"Anjing lo!"
Kai hanya terkekeh mendengar umpatan dari sahabat persusuannya itu, lalu kembali melanjutkan permainan gamenya yang sempat terjeda beberapa menit barusan.
Baekhyun merogoh saku celana jeansnya untuk mengambil ponsel pintarnya. Ia penasaran dengan orang yang sudah berani mengusik tidur siangnya barusan. Dengan cepat ia megusap ponselnya, saat layar ponselnya menampilkan sebuah notifikasi chat, ia langsung menyatukan kedua alisnya.
"Dari siapa?" Tanya kai melirik baekhyun sekilas, karena sejak tadi baekhyun hanya diam seperti orang bisu.
"Gak tau, gak ada namanya."
"Ya dibukalah anjing, siapa tau penting."
Baekhyun pun menurut ia segera membuka pesan masuk dari nomor tidak dikenal itu.
Saat pesan itu terbuka baekhyun semakin dibuat kebingungan dengan isi pesan yang tertuju untuknya.
°°°
08xxx|tes
08xxx|ini benar nomornya baekhyun?Y|Me
08xxx|akhirnya benar juga. Oh ya kenalin aku chanyeol dari prodi seni musik.
GAK USAH BANYAK BACOT!! LANGSUNG AJA KE INTI TUJUAN LO NGECHAT GUE, JANGAN SAMPE KEPALA LO YANG GUE LIBAS KARENA KEBANYAKAN BACOT!!!|Me
08xxx|Hehehe maaf maaf😅
08xxx|Yaudah aku langsung ke intinya aja ya.
08xxx|Aku suka sama kamu baek. sejak dari pertama ngeliat kamu aku udah langsung jatuh cinta sama kamu.
08xxx|Maaf kalo kesannya aku kayak cupu gitu harusnya aku ngomong langsung sama kamu. Gini aja deh, kamu pulang nanti ada waktu gak? Kalau ada, apa bisa kita ketemuan? Bebas aja mau ketemu dimana kamu yang nentuin sendiri tempatnya aku ngikut aja.
GAK PERLU NUNGGU NANTI LANGSUNG SEKARANG AJA.|Me
08xxx|boleh boleh, lebih cepat lebih bagus. Jadi mau ketemuan dimana?
POSISI LO DIMANA SEAKARANG?|Me
08xxx|aku lagi di ruang musik lantai 3
LO TUNGGU DISITU JANGAN KEMANA MANA |Me
08xxx|| kamu mau kesini?
Y||Me
08xxx||oke
° ° °
"Dari siapa hm?" Tanya kai ketika melihat baekhyun kembali menyimpan ponselnya kedalam saku celana yang ia pakai.
"Ayo gerak." bukannya jawaban yang diterima oleh kai, justru sebuah perintah yang sama sekali kai tak mengerti.
"Gerak? Gerak kemana?" Tanya kai yang sudah mengerutkan dahinya tak mengerti.
"Fakultas seni."
Seketika raut kebingungan kai barusan berubah. Ia lagsung menyeringai, sepertinya barusan ada bocah ingusan yang mencari masalah dengan baekhyun. Ia berpikir sejenak, bagusnya ia memakai gerakkan apa untuk memberikan pelajaran pada bocah-bocah ingusan yang sok ingin menantang baekhyun.
"Woi!! Ngapain lo masih diam disitu? Ayo cepat jangan buang-buang waktu tidur siang gue!" sergah baekhyun yang langsung membuat lamunan kai buyar.
"Iya-iya ini gue gerak."
꧁TBC꧂
KAMU SEDANG MEMBACA
ATGAL [CHANBAEK BXB]
ActionKebohongan yang ia ciptakan demi untuk mencari kelemahan dari sang lawan, justru menjadi anak panah yang berbalik arah menancap hingga ke ulu hatinya. Ia kira, semuanya akan selesai jika ia meraih kemenangan itu. Nyatanya, sejak awal ia telah dikal...