Kedua laki-laki dengan tinggi badan yang berbeda itu berjalan dengan gagahnya memasuki gedung fakultas seni. Tujuan mereka saat ini adalah menuju ke ruang musik yang ada di lantai tiga dalam gedung tersebut.
Sejak memasuki area fakultas seni, semua siswa di sana menatap keduanya dengan tatapan takut bahkan sesekali mereka mendengar bisik-bisik kecil dari para siswa yang membicarakan mereka.
Tentu saja siswa fakultas seni heran, karena tidak biasanya kedua laki-laki dengan tinggi badan yang berbeda itu mengunjungi fakultas seni terkecuali jika ada yang menantang mereka atau mencari masalah dengan mereka berdua.
Tak terasa saat ini kedua laki-laki itu sudah berada tepat di depan pintu ruangan yang bertuliskan “ruang musik fakultas seni” Kai menoleh kearah baekhyun yang juga sedang memandanginya.
“Ngapain kita kesini? Lo mau main gendang?” Tanya kai asal. Sungguh sampai detik ini kai masih belum mengetahui tujuan mereka datang ke fakultas seni itu untuk apa.
"jangan banyak bacot, ikut aja." ucap baekhyun sembaru memutar knop pintu yang ada di depan mereka.
Saat pintu terbuka, pandangan keduanya langsung tertuju pada seorang laki-laki yang sedang memegang gitar. Laki-laki itu juga memandangi mereka berdua secara bergantian setelahnya, tatapannya pun berhenti pada baekhyun. Kemudian ia pun memberikan senyuman termanisnya sehingga membuat lesung pipit yang tadinya tersembunyi, kini tercetak jelas diatas pipi kirinya.
Namun berbeda dengan kai dan baekhyun, mereka masih memasang wajah datarnya terlebih baekhyun yang menatap tajam ke arah pria berlesung pipit itu.
"Lo yang namanya chanyeol?” Tanya baekhyun memastikan bagaimana pun ia tidak ingin salah target.
"Iya aku chanyeol.” jawabnya dengan senyuman manis yang masih terpatri jelas di atas bibirnya.
"Oh jadi ini orang yang udah nyari masalah sama lo baek?" Celetuk kai yang mengira jika laki-laki bernama chanyeol itu yang sudah berani menantang sahabat persusuannya.
Baekhyun tak menghiraukan pertanyaann kai, ia justru melangkahkan kaki jenjangnya ke arah chanyeol yang duduk disalah satu kursi yang ada di ruangan itu.
Ketika berada tepat di depan chanyeol, baekhyun langsung mengangkat kaki kanannya ke atas sandaran kursi yang diduduki chanyeol dengan kepala yang ia tundukkan agar bisa melihat wajah chanyeol. Tak lupa pula dengan kedua tangannya yang sejak tadi sudah bertengger indah diatas pinggang rampingnya. Saat ini baekhyun persis seperti seorang pereman yang sedang memalak.
Kai yang ada di belakang baekhyun dengan jarak 1 meter darinya terus saja menyeringai sambil menyilangkan kedua tangannya di atas dadanya. Ia sudah tak sabar ingin melihat baekhyun, mematahkan tulang ruruk laki-laki berlesung pipit itu. Mengingat sudah hampir dua minggu ini baekhyun tidak pernah terlibat perkelahian lagi.
Sementara chanyeol, ia sama sekali tak takut melihat baekhyun yang seperti itu. Justru baginya, baekhyun terlihat sangat imut bahkan ia membalas tatapan baekhyun padanya sehingga membuat mata hazel milik baekhyun bersitatap dengan mata hitam pekat miliknya.
"Jadi lo yang nembak gue lewat chat barusan?” Suara baekhyun memecah keheningan yang sempat tercipta beberapa detik barusan.
Mendengar itu kai langsung ternganga "nembak? Maksudnya cowok itu ngajak baekhyun pacaran?" Celetuk kai didalam batinnya. Kai masih mencoba mencerna setiap pembicaraan kedua orang itu.
"Iya baek, aku suka sama kamu sejak pertama aku melihat kamu. Apa kamu mau jadi pacar ku?” tanya chanyeol. Kali ini dia sudah tidak seperti pria cupu lagi, karena barusan ia sudah mengutarakan perasaannya secara langsung pada baekhyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATGAL [CHANBAEK BXB]
AçãoKebohongan yang ia ciptakan demi untuk mencari kelemahan dari sang lawan, justru menjadi anak panah yang berbalik arah menancap hingga ke ulu hatinya. Ia kira, semuanya akan selesai jika ia meraih kemenangan itu. Nyatanya, sejak awal ia telah dikal...