Cinta Yang Tak Sampai Finish

4 0 0
                                    

Begitu banyak kenangan kami berdua, dari hal kecil sampai hal besar, hingga sulit buatku mau yang mana dulu yang aku tulis.
Sulit rasanya untuk mengigat itu semua, aku benar-benar tidak ingin ingat lagi karena bisa membuat aku sedih.

Hari itu minggu 7 september 2014.
Ini adalah hari ulang tahun Resti, aku mengucapkan tepat pukul 00.00 di telepon saat itu. Aku binggung mau ngasih hadiah apa kedia, tapi sebelumnya aku ingat betul dia itu sangat suka karakter Hello Kitty, dan pada saat itu Om ku sedang berjualan sepatu, kebetulan ada motif Hello Kitty nya. Dia suka dengan sepatu itu, memang sih bagus jarang orang yang pake, bahkan sampai saat ini aku belum pernah melihat orang lain memakai sepatu motif Hello Kitty selain dia. Akhirnya aku memberanikan diri berbicara dengan Om ku.
"Om, harga sepatu yang motif Hello Kitty berapa?"
"Oh itu Rp 350.000 kak" (aku memang suka dipanggil kakak oleh keluargaku)
"Ingin dong om, buat hadiah ulang tahun Resti, tapi uangnya kurang, bisa di cicil?"
"Ambil aja kak, bayar mah gampang"
Untuk pelajar sepertiku harga segitu lumayan mahal mengigat uang jajanku yang tidak memadai hu hu. Akhirnya aku beli sepatu itu untuk Resti, lalu aku berikan saat selesai acara Karang Taruna waktu itu. Dia seneng banget kayaknya, aku juga. Walaupun itu dapet nyicil, kalo aku gak bayar, paling sepatunya di ambil lagi.
Itulah sedikit cerita aku dan Resti pada saat berpacaran dulu.

Hubungan aku dengan Resti berlangsung lumayan lama dan tidak pernah ada di pikirianku kita akan berpisah, namun takdir berkata lain.
Hari ini Resti sangat berbeda dari biasanya, karena biasanya aku dan Resti hampir tiap hari bertemu karena rumah kami memang berdekatan, tapi hari ini aku dan Resti tidak bertemu, dan itu berlangsung selama 4 hari, ini aneh tidak biasanya dia begini, dia pun sampai berbohong kepadaku, katanya dia sibuk dengan tugasnya, namun setelah kuselidiki, ternyata dia pergi main, mungkin dengan seorang lelaki barunya, disitulah konflik perang dunia dimulai kembali, aku dan Resti bertengkar hebat sampai akhirnya kami putus, dan aku mengatakan lewat BBM:
"Kayanya kamu udah beda sekarang, kamu punya yang baru ya ?"
"Enggak kok" katanya.
"Bohong!"
Lama kelamaan Resti pun mengakui bahwa dia punya cowok lain.

Bandung, 13 Februari 2015
Pernah gak sih kamu mencintai seseorang, sampai-sampai kamu gak peduli seberapa banyak dia menyakiti, tapi kamu tetep bertahan? berharap si doi insyaf di kemudian hari. Ini adalah kedua kalinya Resti selingkuh dariku, ini ibaratkan menanam BOM dalam hati, dan orang yang aku cintai adalah si detonator, yang sengaja atau gak udah menekan tombol pemicunya berkali-kali, tapi aku tetep bertahan, kadang aku juga gak sadar kalo hati aku itu kaya kaca, meskipun hancur berkepinng-keping, tapi jika aku melihat dari dekat, orang yang aku cintai masih ada didalamnya.
Cinta itu manis disaat baru dimulai, tapi lebih manis kalau tidak pernah berakhir.
"Okey kalo begitu kita putus saja, silahkan penghianat memang cocok dengan perebut!" kataku "Kalo itu mau kamu okey, tapi aku minta kita tetep temenan".
Hari itu hubungan aku dan Resti pun berakhir tragis.

Aku tau banyak dari kalian yang udah bosen dengan kata "kita temenan aja yah ?" itu terlontar dari mulutnya karena dia sudah tidak ada rasa lagi, gak ada orang yang bisa nerima kata-kata itu dan gak ada yang bener-bener bisa jadi "temen" setelah putus, dan jika ada pun mungkin itu bullshit, menurutku saja sih.
Ternyata dia tidak seperti yang aku pikirkan, semua usahaku harus usai dan aku dinyatatakan bukan pemenangnya. Terkadang, di posisi ini aku berharap pengen liat dia bahagia walaupun gak sama aku. Tapi itu bukanlah kenyataannya, yang ada itu aku bahagia asal dia bahagia, sama aku. Banyak cara aku lakukan untuk menjauh bahkan melupakannya terutama rasa takut, seandainya rasa suka itu datang kembali. Tapi buatku satu-satunya cara adalah benar-benar melupakannya. Aku ingin sih mendapatkan hatinya lagi, dengan cara merebutnya kembali, kalau bahasa kekiniannya sih "nikung" tapi laki-laki sejati gak pernah nikung.

Untuk Resti:
Izinkan aku menuliskan tentang dirimu. Ini bukan tentang sudah berapa lama kita saling mengenal, melainkan tentang bagaimana kamu memperlakukanku sejak kita saling mengenal. Terima kasih, karenamu aku kembali percaya, jika jatuh cinta yang bahagia ternyata masih ada. Mungkin saat itu aku terlalu cepat menjatuhkan hatiku kepadamu, tapi percayalah, aku jatuh cinta tanpa mengenal alasan apa-apa. Jangan kau tanya mengapa? tanyakan ini pada Tuhan, pemilik cinta.

Jika Hati Yang Terluka, Mengapa Mata Yang Harus Meneteskan Air Mata?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang