Fyi ini adalah kisah nyata, percaya atau tidak itu hak kalian semua, tadinya aku berfikir bahwa aku gak akan pernah lanjutin cerita ini lagi, karena aku rasa ceritanya sudah tamat, dan udah terlampau lama buat aku lanjutin cerita tersebut, tapi ternyata ada hal unik yang bisa aku share untuk kalian semua, semoga cerita ini bisa kalian nikmati, dan ada sisi positif yang bisa di ambil untuk memjadi pembelajaran untuk kita semua Aamiin...
Hari-hariku setelah tak bersama Resti
See you Res, sampai bertemu di rencana tuhan selanjuta, aku percaya Tuhan pasti ngasih jalan, cuman mungkin belum di cor aja.
Ada kalanya kamu liat aku baik-baik aja, ada saatnya kamu berpikir aku udah melupakan semuanya, untuk hal yang gak pernah kamu tahu setelah kita berpisah, aku masih mencoba merelakanmu, melepasmu, bertingkah seolah semuanya baik-baik aja, jika terlintas di benakmu aku melupakanmu semudah itu? Nyatanya gak kaya gitu, aku pernah sangat berharap kamu kembali, dan beberapa detik setelahnya aku berharap kamu gak datang sama sekali, aku berharap kita bisa mengulang dari awal bersama-sama lagi, namun aku sadar meski kamu bisa, kamu gak akan melakukannya, kini aku tahu kisah kita hanyalah tentang sebuah keharusan, aku yang harus melepasmu, kamu yang karus pergi meski telah ku tahan.
Kamu mungkin gak akan ngerti arah ceritanya, kamu mungkin gak akan paham kenapa aku gak ingin berpisah seperti sekarang ini, namun yang perlu kamu tahu, dalam diammu aku berdo'a, dalam egomu aku mengalah, dalam amarahmu aku bersabar, tapi semua itu cukup sampai di pertanyaan: "Apakah kita benar-benar layak untuk di perjuangan lagi dan lagi?" Sampai akhirnya aku sadar, kita hanyalah sia-sia yang di paksakan. Terlalu rusak untuk di perbaiki, dan tidak ada pilihan yang masuk akal selain melepaskan.Cerita ini berlanjut setelah kurang kebih 7 tahun aku gak ketemu sama Resti, tapi bukan berarti gak pernah ketemu sama sekali sih, kadang juga pernah ketemu, tapi hanya sekedar papasan di jalan, karena notabene rumah kami deketan walau aku sudah pindah gak satu kompleks lagi sama dia, tapi masih satu daerah itu juga, yang dimana akses untuk menuju kota Bandung hanya satu jalan, karena itulah kadang kita papasan di jalan, tapi gak sering mungkin setahun hanya sekali dua kali lah, dan dia juga kayanya gak sadar kalo papasan, karena dari semua yg aku pakai udah gak sama lagi kaya dulu, dari mulai pakaian, motor, helm, sepatu pokoknya semuanya udah gak ada yg aku pakai lagi, sebenernya dia juga udah gak pake pakaian yg dulu dia pakai, tapi aku ngeuh aja dari postur tubuhnya, sama dari motor yg dia pakai, masih motor yang sama dengan plat nomor yang sama juga. Kadang juga ketika aku ke kompleks bekas rumahku, pernah beberapa kali papasan, tapi aku pura-pura gak liat aja ha ha...
Tapi ada hal yg menurut aku konyol, pernah suatu hari aku mau beli seblak ke warung seblak di belakang kompleks ku dulu, setelah sampai di sana, aku sadar bahwa ada motor dia terparkir di depan warung seblak tersebut, yang tadinya ingin jajan tiba-tiba jadi males, aku puter balik aja, gak jadi belinya, aku pulang lagi padahal udah jauh-jauh kesana wkwk, jujur setelah kita udahan, aku sangat berusahan untuk gak pernah ketemu lagi, gak pernah ngobrol ataupun hanya sekedar menyapa ketika papasan, seolah gak kenal atau kita belum pernah saling mengenal.Awal bertemu
Kala itu tahun 2020 aku baru saja menyelesaikan studiku, dan telah meraih gelar S1, aku saat itu kerja sebagai fotographer di salah satu perusahaan sepatu brand lokal di bandung. Karena mungkin aku saat itu baru memasuki dunia kerja, akhirnya aku gak bertahan lama hanya sekitar 6 bulan aku resign dari perusahaan tersebut, di akhir tahun 2020 tepatnya bulan oktober aku memutuskan untuk berwirausaha, aku berencana membuka cafe di pinggir rumahku yang sekarang, karena ada lahan kosong, akhirnya pembangunan cafe pun berlangsung, di sela kekosongan kegiatan karena masih dalam proses pembangunan, saat itu aku iseng beli salah satu motor tua yang kebetulan mulai hits banyak di cari orang karena langka, harganya gak mahal hanya 3,5jt itu motor Astrea Grand Bulus tahun 1993, mungkin bagi kalian yang gak tahu bisa browsing, kenapa seri "bulus keluaran 1991-1993" itu langka di jalanan. Lanjut aku restorasi motor itu di kembalikan ke originalnya, sekitar satu minggu yg awalnya motor tersebut tampak seperti rongsokan kini udah mulus, kinclong lagi dan tampak seperti baru keluar dari dealer. Lalu aku iseng posting di marketplace siapa tahu bisa laku dengan harga yang lumayan mahal, ternyata di luar dugaanku banyak orang yang minat dengan motorku, lalu setelah 3 hari aku posting akhirnya laku dengan harga 2 kali lipat dari harga aku beli motornya, lumayan juga ya karena biaya perbaikannya juga cukup murah karena aku cari part original copotan bukan baru, sisanya aku cat sendiri jadi murah meriah.
Dari pengalamanku tersebut aku terus mencari motor tersebut ke berbagai pelosok di Jawa Barat, dan Alhamdulillah terus berkembang sampai memiliki 5 unit, dan beberapa motor lainnya seperti Honda Win 100, C70, Yamaha RX king.
Setelah kurang lebih 4-5 bulan berlalu, akhirnya pembangunan selesai, tinggal finishing saja, saat itu bulan Maret 2020.
Karena aku sekarang menggeluti usaha jual beli motor, salah satu temanku minta tolong untuk menjualkan motornya kepadaku, oke aku setuju, rumahnya di kompleks aku dulu, namanya Nisa, kami janjian di salah satu rumah temenku untuk aku ambil motornya lalu aku bantu jualin. Selesai akh liat kondisi motornya oke aku memutuskan untuk pulang kerumah, tapi kata Nisa jangan dulu pulang, kita ngopi dulu sambil ngumpul karena saat itu ada beberapa temanku juga disana, tapi ada yang aneh menurutku, kenapa ya aku gak boleh langsung pulang? Tiba-tiba gak lama kemudian datang lagi sebuah motor, yang akupun gak asing dengan motor tersebut, ya itu adalah Resti.
Jadi saat itu memang udah mereka rencanakan, temen-temenku berusaha mempertemukan aku dengan Resti lagi setelah kurang lebih 7 tahun berlalu, berusaha membuat kami berdamai, gak usah kaya gini terus, saling diem, pura-pura gak kenal, saling menghindar satu sama lain dan lain-lain.
Jujur saat itu sungguh awarkaward momen bagiku, begitupun Resti. Tapi aku tetep berusaha menghindar, aku mau pulang aja ya guys, tapi Nisa gak ngasih kunci motornya, gak apa-apak aku jalan kaki aja, atau aku di jemput sama adikku, karena aku datang kesana gak bawa motor, karena aku berniat bawa motor Nisa buat aku bantu jualin.
"Jangan dulu pulang Roy, yuk kita ngerumpi dulu, kita ngemil-ngemil dulu" kata Resti
Aku saat itu gak jawab karena males, dan yaudahlah keadaan aku sungguh terpojok saat itu, dengan terpaksa aku gak pulang dan lanjut kumpul dengan mereka.
Saat itu kami kumpul sambil masak-masakan, untuk cemilan kami semua, ada sekitar 5 orang disana, tak lama kemudian datang satu lagi temenku namanya Gaga.
Baru saja Gaga dateng, liat situasi mungkin ada yang aneh ya, karena disana ada aku dan Resti yang gak mungkin bisa kumpul bareng tapi kok kumpul bareng, aku bisa meramal dari gerak geriknya, benar saja tak lama kemudian Gaga nyamperin aku dan berbisik
"Roy, kok tumben kamu kumpul sama Resti? Kalian balikan"
"Hahahaha, gobl*k lu Gaga!!!" Aku ketawa sambil teriak
Gaga dan akupun tertawa berdua, dan membuat semua yang disana heran dan kepo apa yang sedang kita bicarakan.
"Enggak lah, aku kepaksa aja, mau pulang di tahan sama yang lain, terus yaudah berusaha dewasa aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jika Hati Yang Terluka, Mengapa Mata Yang Harus Meneteskan Air Mata?
RomanceJika kalian (para cewek) berfikir "semua cowok itu sama aja, cuman manis di awal" tolong jelaskan apa yang aku alami. Walau aku tahu kau sudah bersamanya, tetapi mengapa rasa rindu ini kadang muncul? Aku berharap bisa lelah untuk merindukanmu, tapi...