Aku, Resti, Dan Agus

182 6 0
                                    

Bandung, juli 2013

Selang beberapa hari setelah aku bertemu dengan Resti diwarnet, dia mengirim pesan lewat SMS kepadaku.
"Roy"
"Siapa ini?"
"Ini Resti"
"Iya, ada apa?"
"Roy, kamu punya nomer telepon Agus gak?"
"Kenapa nanyain ke aku?"
"Iya, kamu kan temennya makannya nanyain ke kamu"
"Kenapa kamu nanyain Agus? Kenapa enggak nanyain aku?"
"Biarin aja, gimana aku, wlee"
"Gak ada Res, aku gak punya, udah SMSan sama aku aja, siganteng"
"Mana yang ganteng?"
"Ini"
"Kata siapa?"
"Kata Ibuku, tapi aku tahu, Ibuku pasti bohong"
"Ha ha ha, enggak Roy, kamu memang ganteng"
"Iya, aku tahu"

Apalagi ya SMSnya? Aku sudah lupa, karena itu udah lama banget. Intinya saat itu aku dan Resti SMSan sampai malem, sampai Resti gak ngebales SMS aku lagi.

Besoknya karena merasa SMS aku diabaikan olehnya, aku mencoba mengirim pesan melalui Direct Message di Twitter.
"Res, kamu sombong, SMS aku waktu malem gak dibales"
"Ih, mana? Gak ada SMS lagi dari kamu, malah kamu yang gak bales SMS aku"
"Ih aku udah bales, kamu yang gak bales"
"Gak ada Roy seriusan"

Setelah berdebat sekitar dua minggu dua malam, akhirnya diketahui, bahwa yang salah adalah provider, karena SMS dariku gak nyampe ke Resti, maklum sinyal di daerah kabupaten jelek he he.

Setelah puas dengan perdebatan, kami melanjutkan percakapan lewat SMS.
"Roy, yang salah bukan aku kan"
"Iya Res, maaf, jadi malu aku he he"
"Jangan malu-malu atuh Roy"
"Biarin ngikutin idung kamu"
"Kenapa, ko idung aku?"
"Iya, soalnya idung kamu malu-malu, liat aja, dia kedalem tuh"
"Ih, Roy, kamu nyebelin deh"
"Tapi ngangenin kan?"
"He he iya, Roy"

Hari itu aku SMSan dengan Resti, biasa, sampe malem, dan seperti biasa, SMSku gak dibales pada akhirnya. Lalu ada SMS masuk, tapi bukan dari nomer Resti, ini beda.
"Roy, maaf gak dibales, aku abis pulsa, ini aku Resti, pake nomer Mama aku"
"Makannya kamu ganti provider, samain kaya punya aku, biar murah"
"Iya ingin, tapi anter belinya"
"Oke, mau kapan?"
"Besok bisa?"
"Maunya bisa apa enggak?"
"Bisa dong Roy, ayolah:("
"Yaudah, iya, bisa"
"Asikk, besok ya, Roy, nanti aku kabarin pake nomer Mama aku yang ini"
"Siap grak"

Jika Hati Yang Terluka, Mengapa Mata Yang Harus Meneteskan Air Mata?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang