slytherin boys [18+]

angry {mr}

⚠️ konten seksual ⚠️

Pov: Anda memprovokasi Mattheo

✯

Aku menghela nafas panjang, aku merindukan Mattheo. Dia sudah pergi selama dua minggu, dan aku setiap hari selalu mengirimkan surat kepadanya, tapi dia tidak pernah membalas suratku sama sekali.

Kami benar-benar ada didalam hubungan yang toxic, dia datang dan pergi seenaknya. Dan aku, betapa bodohnya aku masih saja mencintai nya.

Bahkan saat dia sedang bersamaku, kami sering bertengkar, tapi pertengkaran kami selalu diakhiri dengan sex yang panas.

Mengarang, aku memikirkan terakhir kali kami melakukan nya. Kami melakukan nya di ruang piala, itu adalah sex paling panas selama aku berhubung dengan Mattheo.

Dia tahu bahwa hanya dia yang bisa membuat ku orgasme ribuan kali, dan itu adalah hal yang paling ku benci. Dia tahu dimana seharusnya dia menyentuh diriku.

Ribuan kali aku berusaha mengambil alih sex, karena Mattheo dominan dalam sex. Dan ribuan kali aku harus tunduk dibawahnya.

Dia selalu memprovokasi ku, menyiksa ku.

Aku tidak tahu sampai kapan Mattheo pergi, tapi aku membutuhkan kesenangan sementara. Mattheo pun tidak akan tahu tentang apa yang aku lakukan.

Aku di beri tahu Pansy bahwa malam ini akan ada pesta di Hufflepuff, dan semua orang di undang.

Aku segera bersiap, memakai dress yang memperlihatkan lekuk tubuhku. Aku tersenyum dicermin saat melihat diriku yang hampir sempurna.

Setelah selesai, aku langsung menuju asrama Hufflepuff, dan ternyata ruang rekreasi itu sudah di penuhi dengan para penyihir yang mabuk.

Aku segera masuk bergabung bersama yang lain.

Aku bisa melihat Blasie dan Pansy menari diatas lantai dansa, pinggul Pansy bergerak seperti lagu yang dimainkan.

Aku tersenyum miring, lalu kaki berjalan menuju bar, dan segera memesan minuman alkohol.

Aku terus memesan minuman hingga sudah lima gelas aku meminum nya, rasa pusing karena minuman itu bersarang di kepala ku.

Tapi perasaan yang luar biasa karena minuman, membuatku terasa lebih ringan. Aku tidak memikirkan Mattheo, persetan dengan dirinya.

Aku segera berlari ke lantai dansa dan menggoyangkan pinggulku sama dengan irama lagu yang terdengar keras ditelinga, pinggulku ditarik kearah tubuh seseorang.