~~••••••••••••••••••••~~
Malam ini seperti biasa semua orang sedang menjalani siklus kehidupan yang sudah Tuhan takdirkan masing-masing untuk ciptaannya, kilau cahaya bintang masih setia menghiasi langit malam yang kelam itu di kota Seoul, seakan ingin menunjukkan bahwa di sana cenderung lebih banyak orang-orang yang hidup dengan bertabur kemewahan, tepatnya distrik Cheongdam-dong.
"Kau akan memilih kelas tambahan apa untuk di sekolah?"
"Hm kenapa bunda masih menanyakan itu? tentu saja aku memilih kelas seni, bakatku ada di sana kan"
"Bagus kalau kau tau, ayo ayahmu sebentar lagi pasti pulang, kita harus menyambutnya"
Anak gadis itu mengikuti setiap langkah ibunya berjalan menyusuri lorong di dalam rumahnya yang di desain sebegitu aesthetic serta klasik, di setiap dindingnya selalu terpajang lukisan mahal yang di beli dari hasil perlelangan kelas atas.
Wanita itu menoleh ke belakang mendapati putrinya yang menghentikan langkah karena menatap lukisan bunga gladiol yang di beli oleh suaminya,"Kau bisa memamerkan ataupun menjual karyamu nantinya, tidak usah khawatir kita punya orang dalam, ayahmu adalah pemilik museum galeri seni tersohor di sini." anak gadis itu lantas tersenyum dan kembali mengajak ibunya untuk segera menuju ruang makan.
"Sowon, kau sudah mengosongkan jadwal pemotretanmu kan? ingat besok hari pertama Ara masuk sekolah" Min Yoongi memperingati istrinya yang adalah seorang model kawakan itu, agar tidak lupa dan malah menerima sebuah pemotretan lagi.
"Tentu saja masa aku lupa?oh
bunda tadi menaruh di kamarmu paket dari- "Ara menyela,"Dari paman itu? ya aku melihat dan tidak membutuhkannya"
"Min Ara.. niatnya baik kau jangan bersikap seperti itu, sudah terima saja."
Sebuah mobil nampak melaju di jalanan menuju Seocho-gu, terdengar jelas orangtua yang sedang menasehati anak mereka dengan memakai bahasa Mandarin, putranya terlihat duduk dengan badan yang sudah merosot ke bawah karena terus mendengarkan celotehan itu, "Jangan membuat masalah di sekolah, dengar tidak?"
"Iya, bicara saja aku mendengarkannya"
"Sepupumu juga, dia mendapat beasiswa dan bersekolah di sana"
"Bagus itu akan jauh lebih seru karena bisa menganggunya, aku pikir akan sendirian di negeri ini"
"Kau harus menjaganya bukan malah mengganggunya, dasar anak nakal" putranya itu malah tertawa pelan menanggapi ucapan orangtuanya.
"Ingat kau di sini akan lama fokuslah dengan belajarmu, dengar tidak Hwang Renjun?"
"Shì de Māmā, Bàba"
Salah satu perumahan elit di distrik Gangnam, memperlihatkan sebuah kamar yang didominasi oleh perpaduan putih serta pink soft nampak terlihat sangat feminim, banyak boneka lucu berjejer di sana membuat nuansa dalam ruangan itu terasa seperti di negeri dongeng.
"Huwaaa! I'm death" jerit Lia mendalami akhir cerita boneka yang di perankannya sebagai peri gendut jahat yang senang mencuri dan memakan kaus kaki.
"Ayo sekarang waktunya kita bereskan!"
Ryujin menata kembali boneka itu sesuai keinginannya, semisal boneka Pooh harus bersampingan dengan Tigger juga boneka Piglet yang tidak di sukainya di lempar jauh dari sana, membuat Lia selaku pemilik kamar marah karena itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
•DISOSIATIF : RETROGRADE•
FanfictionDisclaimer: An NCT fanfiction. Warning: 18+ Bit racist, mature content, strong language, judgemental society, toxic inner child, side dark of power, and businesses word. Summary: Terlahir dalam belenggu takdir mutlak, dia yang mencoba setidaknya se...