~~••••••••••••••••••••~~
Dulwich College Seoul, sekolah internasional berbasis kurikulum Inggris yang berafiliasi dengan Dulwich College terletak di Banpo-dong, Seocho-gu, Seoul, Korea Selatan. Mereka menerima murid ekspatriat dari berusia 3-18 tahun. Tak luput menyediakan asrama tersendiri dengan fasilitas terbaik untuk para pelajar foreigner yang bersekolah di sana.
Sekolah impian Jaemin sejak dia tau bahwa manusia wajib menuntut ilmu, sayang entah mengapa dulu ibunya kurang setuju dan memilih mendaftarkan dirinya di sekolah dasar swasta. Untungnya sekarang dia melanjutkan pendidikannya di sini, kalau tidak maka Jaemin akan benar melakukan aksi mogok makan.
Daun maple berjatuhan seiring angin meniupnya sampai jatuh menumpuk di atas tanah, angin berembus dingin mengiringi musim gugur tahun ini.
Dari kejauhan Suna menghampiri sosok Jaemin yang tengah menunggu pada taman sekolah, seperti yang di janjikan hari ini mereka akan bertemu di sana setelah jam sekolah selesai.
Sungguh raut wajah Jaemin terlihat jika dia sangat tidak minat dengan apa yang akan terjadi, moodnya terasa sedikit buruk sampai bahunya di senggol pelan.
"Lihat itu, mereka datang."
"Hi, my girl" Haechan menyapa Suna, memberikan senyum teduh seperti biasanya pada anak gadis yang masih menjadi taksirannya itu, membuat Jaemin melirik sekilas.
"Loh kenapa kalian juga?" Suna melontarkan pertanyaan yang langsung terbesit di dalam kepalanya karena mendapati teman Jaemin alias Jeno, Renjun terlebih Haechan-notebene juga adalah seniornya ikut menunggu.
"Aku tidak sengaja bertemu Jaemin" dia mengendikan bahu acuh,"Katanya akan ada acara saling berkenalan? jadi ingin melihatnya secara langsung" Haechan sedikit menggoda para juniornya.
Renjun menyunggingkan senyum ketika menatap salah satu anak gadis yang mencuri atensinya,"Masa hanya Jaemin? boleh tidak kita ikut berkenalan untuk sekedar menambah teman"
"Kenapa tidak boleh ya?" Jeno menimpalinya.
"Tentu saja boleh" tak mau mengulur waktu lebih, Suna memilih kembali pada tujuannya yaitu mengenalkan temannya yang ingin bisa dekat dengan Jaemin.
"Ini temanku yang ingin berkenalan denganmu" Suna menggeser dirinya ke belakang agar ke empat temannya yang masih malu-malu itu terlihat.
Jaemin mengulurkan tangan memberi senyum terbaik,"Na Jaemin"
Jika bersikap kekanakan, Suna setelah ini dipastikan akan menangis karena kecemburuan melihat Jaemin yang tersenyum manis kepada temannya, seperti dulu Jaemin melakukan hal yang sama saat berkenalan dengan Winter.
Astaga untung saja Winter tidak bersekolah di sini, bisa jadi dia akan menjadi saingan berat Suna.Tapi kira-kira,sekarang anak gadis itu bersekolah dimana?
"Salam kenal, Shin Ryujin"
"Aku Choi Lia. Teman baiknya Suna, semoga kita akrab"
"Yoo Karina, sudah lama aku ingin berkenalan tapi malu"
"Yeh Shuhua, kalau kau ingat kita berdua satu kelas seni"
Renjun mengernyit dengan tatapan penuh selidik,"Ekhm, maksudmu kita bertiga satu kelas seni"
"Aku hanya sedang mengajak bicara Jaemin" Shuhua memalingkan pandangannya ke samping ketika bertatapan dengan manik anak lelaki itu. Renjun tersenyum tipis mendengar jawaban Shuhua.
Anak-anak itu kini saling berkenalan bahkan sudah menjabat tangan satu persatu.Suasana agak sedikit senyam setelahnya, deringan suara ponsel Haechan menyelamatkan situasi canggung di sana,"Where are you? come here quickly!"
KAMU SEDANG MEMBACA
•DISOSIATIF : RETROGRADE•
FanfictionDisclaimer: An NCT fanfiction. Warning: 18+ Bit racist, mature content, strong language, judgemental society, toxic inner child, side dark of power, and businesses word. Summary: Terlahir dalam belenggu takdir mutlak, dia yang mencoba setidaknya se...