No Other

144 17 0
                                    

Sangat mengherankan memang, ketika berhadapan dengan beberapa pegawai yang lain di dalam kastil termasuk dirinya, ia akan bersikap dingin dan minim ekspresi. Tapi, ketika ia berhadapan anak-anak? Paras cantiknya terlihat semakin memukau dengan bibir yang terus mengembangkan senyum dan tawa, terlebih saat melihat kelopak putihnya membentuk bulan sabit. Jantung Naruto berdebar-debar, baru kali ini ia melihat wajah Hinata yang sebenar-benarnya. Wajah ramah dengan senyum hangat ketika bermain dengan anak-anak. Ia membayangkan betapa bahagianya jika suatu saat nanti, ia membentuk keluarga kecil bersama dengannya. Ia tak sengaja melihat pemandangan itu, saat berjalan di sepanjang koridor menuju rumah kaca alias greenhouse Kastil Nagato. Anak-anak beserta 5 orang mentor itu sedang berada di lapangan berumput, menemani mereka praktik membuat dough pizza, salah satu program fun cooking untuk anak-anak.

Tiba-tiba sekelebat bayangan Shikamaru dan Kakashi dengan tampang galak, membuyarkan segala bayangan indahnya bersama Hinata.

"Hei, kamu itu ditugaskan untuk mengawasi Nona Yugao Yoshikawa, bukan yang lain,"

"Gunakan akal sehatmu! cinta itu bisa membuatmu lemah. Lebih baik, jangan jatuh cinta!"

Naruto hanya bisa menarik napas pasrah saja saat mendapati kenyataan bahwa ia memiliki pekerjaan yang cukup berbahaya dan takut berimbas membahayakan pasangannya juga. Tapi, apakah ia tidak boleh merasa bahagia sekali saja? Apakah ia tidak boleh jatuh cinta dan memiliki hidup normal seperti pria kebanyakan? Memiliki keluarga kecil yang harmonis, istri cantik dan seksi, anak banyak dan sehat, merawatnya dengan penuh cinta kasih bersama. Serta memiliki pekerjaan tetap dan pasti, pasti bisa menjamin hidup nyaman dan tentram.

Bukan setiap saat harus berkejar-kejaran dengan penjahat atau mafia kelas kakap, serta misi kecil dan besar berbahaya lainnya. Terlebih menyangkut urusan negara, kepalanya serasa mau terbelah jadi dua. Rasa cinta terhadap negara Sakura tercinta, memang besarnya luar biasa. Tapi, jika menyangkut cinta dengan lawan jenis? Cukup Tuhan saja yang tahu. Akh, jika memikirkan perkara itu, ia pusing sendiri. Lebih baik, ia memilih sesuai dengan nuraninya saja, kemana ia akan pergi dan bermuara. Sudah cukup, ia tak ingin bermain-main untuk masalah hati.

Tubuh mungil Hinata mendadak sudah berdiri di tepi pintu greenhouse. Kakinya berjalan pelan, menelaah beragam tanaman yang tertata cantik memanjakan pandangan. Di dalam bangunan berbentuk kubah ukuran sedang ini terdapat puluhan tanaman hias, seperti berbagai jenis kaktus, anthurium, aglonema, dieffenbachia/daun bahagia, calathea, monstera, bunga Azalea, dan bunga krisan aneka warna. Tanaman-tanaman hias ini digagas oleh Yugao sebagai pengobat stres di kala penat menjalankan aktifitasnya sebagai seorang ilmuwan, hanya saja kurang terawat. Karena ia terlalu sibuk dengan berbagai kegiatan penelitian di luar Kastilnya.

Ada beberapa tanamam yang ditempatkan di polybag dan ada juga yang ditempatkan di dalam pot dengan berbagai ukuran. Terletak tepat di samping kanan, terdapat berbagai tanaman hias yang tertata di dalam pot-pot serta ada yang tergantung di sudut-sudut bangunan. Selain tanaman-tanaman hias, juga terdapat kolam ikan kecil yang dikelilingi oleh tanaman hias, mampu menambah kesan asri dalam greenhouse ini. Kolam tersebut berisi beberapa ekor ikan yang dipelihara dan diberi pakan secara rutin oleh Naruto dibantu tiga orang rekannya.

Greenhouse di Kastil ini dilengkapi dengan sistem kontrol iklim yang canggih. Dapat mengatur suhu, kelembaban dan sirkulasi udara secara otomatis. Dengan demikian, tanaman dapat tumbuh dalam kondisi yang ideal sepanjang tahun tanpa terpengaruh oleh perubahan cuaca eksternal. Greenhouse otomatis ini sangat membantu dalam meningkatkan produksi tanaman secara signifikan dan memperpanjang musim tanam.

Tiba-tiba sepasang kaki Hinata berlari-lari kecil, untuk menghampiri Naruto yang sedang membawa tangga ke bagian tengah greenhouse,"Jangan pakai tangga itu, nanti kamu jatuh, Naru!"Seru Hinata setengah cemas, ketika melihat Naruto sudah memasang ancang-ancang untuk menaiki tangga berbahan baja ringan. Ia hendak menggantung tanaman yang ada dalam pot kecil ke tempat yang lebih tinggi. Kaki kanan Naruto yang hendak melangkah ke anak tangga pun terhenti, seluruh tubuhnya menghadap ke Hinata yang kini sudah berada di dekatnya. Pandangan dua pasang bola mata berbeda warna itu bertemu.

Lost In Your Mind (End) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang