"Jangan dekat-dekat pria itu, dia cukup berbahaya,"
Di tengah temaram remangnya lampu tidur Hinata, ia masih bisa membaca. Itulah bunyi secarik kertas yang ada di dalam sebuah botol mirip wadah selai. Dia akan selalu ada di sekitar Hinata untuk mengawasi gerak geriknya. Dia lah yang merencanakan ini sejak tiga tahun lalu. Sesekali, jika ada sesuatu yang membahayakan, dia akan mengirim sinyal itu melalui pesan kaleng dan diletakkan di sudut luar jendela sebelah kiri ketika jam 1 atau 2 dini hari. Karena dia tahu, Hinata akan terjaga di jam-jam itu. Hinata hapal betul tentang dia, sosok pria yang banyak mengajari gadis itu beberapa hal dan telah mengenalnya sejak ia berumur 13 tahun.
Pantatnya tertempel di tepi kasur. Kertas itu ia letakkan di samping nakas. Tangan kanannya bergerak, menarik laci dan mencari bolpoin untuk membalas isi pesan kaleng yang sampai ditangannya. Hinata tahu siapa yang dimaksud dari si pengirim kertas itu.
Gadis ini tak habis pikir, bisa terjebak di situasi yang kurang mengenakkan seperti tadi. Kedua badan mereka terhimpit hingga menimbulkan efek yang berbeda di jantungnya. Kepalanya menggeleng-geleng, wajahnya berubah kemerahan saat membayangkan itu. Jika hal ini, terulang secara terus menerus efek itu lambat laun akan berubah, yang tadinya hanya percikan menjadi kobaran api yang membara dan membakar habis akal sehatnya. Rasa asing seperti itu adalah rasa yang tak sama saat ia bersama si pria penulis surat kaleng ini. Ia juga tak mengerti kenapa perasaan berikut emosinya bisa begini, jauh lebih dahsyat saat bersama si pria asing ketimbang pria yang lebih lama mengenalnya. Padahal, ia hanya ingin mengawasinya saja, sebagai wujud tanggungjawabnya terhadap pekerja baru di Kastil Nagato, tidak lebih.
Tangan kanan gadis cantik itu bergerak-gerak untuk menulis balasan. Ia melakukannya dibalik halaman kosong pada kertas seukuran telapak tangan orang dewasa itu.
"Baiklah, jangan sering datang, jangan terlalu mengkhawatirkan saya, nanti ada yang curiga. Apapun yang saya lakukan hanya untuk misi bukan yang lain. Agar misi ini bisa selesai tepat waktu dan kita bisa pulang ke Negara kita,"
Hinata mengerti kegundahan pria ini. Selain karena memang mengirimkan sinyal bahaya, ia juga sedang dilanda cemburu. Ia tak ingin Hinata dekat-dekat dengan rekan pria selama misi, walau itu sesama pekerja di Kastil. Tangannya terulur untuk menggulung kertas, memasukkannya lagi ke dalam botol selai dan menutupnya rapat-rapat. Hinata menegakkan punggung, kaki-kakinya berjalan pelan, menuju jendela kaca di kamarnya. Menggesernya perlahan, serta meletakkan kembali botol selai itu di tempat semula dan dipastikan dalam hitungan detik, botol beserta isinya akan lenyap.
*
*
*Hari ini adalah Sabtu, yang mana hari ini adalah hari merdekanya para pekerja kastil Nagato. Para pegawai ada beberapa yang menghabiskan waktu di luar Kastil. Riak-riak bahagia itu sangat terasa sekali. Bermacam-macam kegiatan bisa mereka lakukan. Ada yang mengunjungi keluarganya, menghabiskan weekend dengan pacar, tak kemanapun dan hanya rebahan di mess Kastil ada juga. Hinata memilih untuk melipir ke salah satu tempat yang ia senangi. Sebenarnya, ia masih ada jadwal untuk menemani anak-anak melakukan kegiatan kreasi origami siang nanti. Tapi, ia ingin melepas penat dahulu, menenangkan pikirannya yang sedikit kusut di tempat yang layak disebut dengan surga tersembunyi.
Pagi ini, tepat pukul 7 pagi, Hinata memasuki garasi utama Kastil, terdapat beberapa unit sedan kepunyaan Yugao dan 10 unit sepeda bermerk untuk orang dewasa yang disandarkan di dinding paling ujung. Fasilitas itu memang dikhususkan bagi para karyawan di Kastil, sekedar untuk berolahraga atau berjalan-jalan di wilayah hutan dekat Kastil. Yugao Yoghikawa sangat mempercayai semua pekerjanya. Maka dari itu, banyak dari mereka betah bekerja di sini bahkan ada yang sampai bertahun-tahun mengabdi. Ia betul-betul membebaskan pekerjanya untuk menikmati weekend bersama orang terkasih. Dan kembali ke Kastil pada minggu sore, dalam keadaan bahagia. Jika sudah bahagia, maka pekerjaan yang dilakukan akan jauh lebih menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost In Your Mind (End) ✔️
Fiksi PenggemarBukan sebagai penggoda namun pandai berkamuflase. Tapi, sialnya Naruto Uzumaki masuk ke dalam perangkap asmara yang ia buat sendiri bersama Hinata. "Cinta bisa melemahkan akal sehat, lebih baik jangan jatuh cinta!" Dua agen terpilih dan terbaik dar...