"Angkat tanganmu dan menyerahlah!"
Amethys Hinata beradu tatap dengan safir biru milik Naruto. Tak ada daya tersisa ketika kedua bola mata berbeda itu bertemu, dalam suasana yang begitu asing. Walau sudah tertangkap basah sekalipun, sempat-sempatnya ia mengeluarkan seringai pongah yang tercipta dari sudut bibir kanannya. Seraya berujar sarkastik..
"Kamu bilang jatuh cinta pada saya, tapi nyatanya kamu malah menodongkan pistol kamu ke arah saya,"Setelahnya ia mendengus,"Miris sekali!"
Naruto terdiam, menelaah. Sepasang safirnya menajam walau samar tampak menyayangkan apa yang telah terjadi. Moncong pistol itu masih betah tertodong di depan wajah jelita kekasihnya, namun masih berjarak.
"Mari kita bekerja sama dan berikan informasi yang kamu ketahui kepada kami. Siapa kamu sebenarnya ?" Suara Naruto terdengar dingin, sarat akan tuntutan sekaligus perintah.
Pandangan Naruto bergeser sejenak, ke layar monitor, CPU dan ponsel Hinata yang berbunyi. Sebuah file sedang terunduh tapi belum mencapai angka 100%. Telunjuk Naruto bergerak untuk menarik pelatuk. Tiga kali desingan peluru dari dessert eagle miliknya menembak tepat di tiga benda tersebut, memusnahkan barang bukti. Wanita ini tampak tenang dan tak bergeming sama sekali saat bunyi tembakan itu melewati rungu kirinya.
"Sudah terbiasa mendengar tembakan, huh?" sindir Naruto dingin, bibir dalamnya tergigit. Dadanya bergemuruh hebat namun tak menyenangkan dirasa.
"Kenapa semuanya begini?"
Batin Naruto berteriak frustasi. Sekelabat bayangan kebersamaan mereka kembali hadir menyambangi ingatan. Bibir penuh senyum yang tak sengaja ia tangkap melalui wajah Hinata terlalu membekas di hatinya.
Dengan sorot dingin yang tak pernah dilihat sebelumnya oleh Naruto, Hinata menjawab,"Nama saya Hinata Hyuuga, saya adalah ... anggota Ministry of International Security atau disingkat M.I.S.. asal Konoha, "penuturan lambat dari Hinata menegaskan bahwa apa yang ia ucap adalah sebuah kenyataan pahit yang harus mereka telan bersama.
Tak ada perubahan yang berarti pada raut wajah dan sepasang bola matanya. Deru napasnya terasa berat di setiap tarikan. Kenyataan yang Hinata paparkan menampar dirinya telak. Meremukkan asa tanpa sisa.
Samar-samar kelu terasa menjalari sepanjang lidah, salivanya terteguk kasar di tenggorokan,"Angkat tanganmu, Hinata Hyuuga !"seru Naruto sekali lagi.
Hinata menuruti perintah tanpa perlawanan apapun. Ia mengangkat tangannya ke belakang kepala. Menyerahkan diri sepenuhnya pada pria ini. Pistol itu masih tertempel di jemari kanan Naruto. Tubuhnya mendekat, sepasang jari-jemari itu mulai bergerak, menelusup ke dalam helaian kelam Hinata yang menebarkan wangi yang khas. Aroma yang begitu banyak meninggalkan kenangan indah. Kemudian rabaannya turun ke telinga secara bergantian kiri dan kanan. Naruto tanpa ragu, menarik headset wireless yang masih terpasang di rungu Hinata dan dengan sengaja menjatuhkannya. Lalu, menginjaknya hingga benar-benar tak berbentuk lagi.
Selanjutnya masih dengan posisi yang berjarak, tangan kiri Naruto bergerak lagi terulur untuk meraba-raba area pundak, punggung, turun sedikit ke bagian lingkar pinggang. Dada Naruto dan Hinata kembang kempis, saat merasakan sentuhan yang kini tak lagi sama hangatnya seperti kemarin.
"Maaf,"ucap Naruto lirih, ketika jemarinya menjelajah ke area paha dalam Hinata dan secara tak sengaja menyentuh area intim yang ada dibalik rok, masih tertutup kain tipis. Tak ada sesuatu yang mencurigakan dan tersisa lagi, kecuali rasa yang bercokol di dada.
Naruto mundur dua langkah gontai ke belakang. Safir birunya tampak hancur sehancur-hancurnya namun ia masih bisa menguatkan diri untuk menodongkan pistol itu kembali ke wajah kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost In Your Mind (End) ✔️
FanficBukan sebagai penggoda namun pandai berkamuflase. Tapi, sialnya Naruto Uzumaki masuk ke dalam perangkap asmara yang ia buat sendiri bersama Hinata. "Cinta bisa melemahkan akal sehat, lebih baik jangan jatuh cinta!" Dua agen terpilih dan terbaik dar...