🌌 Chapter 6

24 18 1
                                    

05

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


05. bad day

_____

    Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, kini ia duduk di depan meja belajar dengan dinding yang sedikit di penuhi foto polaroid bergelantungan membentuk ombak yang tersusun rapih.

   Ia mencetak kenangan, mengabadikan momen yang pernah ia lewati, mulai dari dirinya, orang-orang yang masih menemaninya sampai sekarang, dan orang-orang yang mulai menghilang dari hidupnya secara perlahan.

   Contohnya, seperti salah satu foto yang berada di atas kepalanya sekarang.

   Foto yang menampakan empat orang, dua perempuan dan dua laki-laki yang tengah memegang pesawat kertas dengan senyum lebar dengan backround langit, seolah-olah pesawat yang tengah mereka pegang masing-masing akan terbang bersama awan-awan itu.

   ke empat anak itu tersenyum lebar dengan tawa terlihat sangat bahagia ke arah kamera.

   Anila membuka buku Diary miliknya, buku berwarna biru kehitaman yang penuh dengan tulisan tangan dan cerita dari segala hal yang ia alami. Ia berniat menuliskan semuanya, di buku ini.

  Hai, it's me. Claretta Anila Bellvania.___

   Tangan lentiknya berkutik mengukir tulisan itu lembar demi lembar, sampai tak terasa sudah hampir satu jam ia melakukannya.

   Anila beranjak ke tempat tidur berniat merenggangkan badannya yang lelah karea aktifitas hari ini. ia meraih boneka Bear miliknya yang berwarna coklat berbulu.

"Ahh Beby bear." Pekiknya manja, sambil mengangkat boneka Bearnya yang hampir menyentuh langit-langit kamar yang tergantung Dreamcather. ia memutar-mutarkan Bear itu hingga terpontang-panting di udara.

"Tau ngga sih?!" 

"gue, hari ini ketemu cowok yang sialannya hampir mirip sama bokap gue! yaa, walaupun ngga separah bokap gue si,"

"Ya tapi, cowok sialan itu nyebelin banget! serius, dua rius malah!" jarinya mengacung di udara dengan mata besarnya mengerjap beberapa kali.

"Masa nih ya, tadi gue capek-capek lari ngibrit tapi tetep aja telat, sering lagi. udah gitu sialnya, hari ini gue ketemu cowok sialan yang ngga tau siapa namanya, bikin gue harus ngebersihin gurun sampah selapangan yang banyaakkkkk baangett! kan capekk, kan? belum lagi Wc sekolah sama koridor lantai lantai atas yang juga harus di bersishin."

"Argh! CAPEKK!" dengan otomatis mukanya menekuk menatap melas Bear di depannya dengan pupil mata yang bergetar.

   PERTAMA! karena cowok sialan itu, ia tidak bisa meng-Halu di perpustakaan, kebiasaan yang sudah melekat menjadi bagian dari dirinya. entah itu saat istirahat maupun jam kosong.

   KEDUA! Anila tidak bisa melihat Ka Shua, penyemangatnya saat di sekolah.

   Ya waupun ia hanya melihatnya diam-diam di balik buku yang pura-pura ia baca demi mencuri pandang aktivitas kakel favoritnya, itu sangatlah menyenangkan.

How To Say 'Love You'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang