Angst Week Day 05
Right Person, Wrong Time
Ryusei × Readers
Letter From Baji
©Natsukawaguchi YukinoriSsssrrrsshhh ...
Terdengar gemercik air dari salah satu kamar di apartemen sepuluh lantai ini.
Krekk ...
Pintu kamar mandi itu terbuka, menampakkan seorang wanita dengan handuk yang melekat di tubuh dan kepalanya, sebut saja (y/n). Setelahnya ia bergegas ke kamar tidur, membuka lemari dan memilah-milah pakaian yang akan ia kenakan hari ini.
Hari ini (y/n) sedikit terlambat bangun. Seharusnya sekarang ia sudah siap dan tinggal menunggu seseorang menjemputnya, tapi ia malah baru selesai mandi.
Ting! Nong!
"(Y/n)-chan!" Lihat? Dia sudah datang.
"Tunggu sebentar!" teriak (y/n) agar terdengar oleh orang di depan pintu.
Mendengar sahutan demikian, laki-laki berkulit coklat dengan anting di telinga kanan dan tato ular di leher bagian kirinya itu hanya menaikkan bahu acuh tah acuh. Namanya Satou Ryusei. Bisa ia tebak, pasti kekasihnya itu belum siap berdandan. Sebelum-sebelumnya pun sering begini.
Rencananya mereka hari ini akan jalan-jalan ke taman dan makan siang bersama.
Krekk ...
Pintu dibuka, kini mereka saling berhadapan. (Y/n) belum sepenuhnya selesai berdandan, pakaiannya masih berantakan.
"Anu ...." (Y/n) menggantungkan kalimatnya.
"Iya, aku tau. Dandanlah yang cantik," kata Ryusei, seolaah tau apaa yang ingin gadis itu katakan padanya. Setelah itu ia nyelonong masuk, lalu duduk di sofa, tidak lupa menyalakan TV, dan menaikan kaki bak di rumah sendiri.
Terkadang (y/n) ingin geleng-geleng kepala saat melihat tingkah laku Ryusei. Ah, terserahlah! Dari dulu juga dia memang begitu. (Y/n) kembali ke kamar, hendak menyesuaikan pakaian, rias wajah, tas, sepatu, dan lainnya.
Ryusei sudah sering ke apartemen (y/n), dan ia selalu memperhatikan detail tempat tinggal kekasihnya. Siapa tahu ada sesuatu yang berbeda dari sebelumnya. Ah, itu dia! Matanya menangkap sesuatu. Beberapa deretan foto yang selalu setia terpajang di meja yang letaknya tak jauh dari tempat duduknya.
Ryusei berdiri, lalu menghampiri foto-foto itu dan memperhatikannya satu per satu. Hatinya terasa sedikit tidak nyaman. Foto itu adalah foto (y/n) dengan laki-laki yang dulunya mengisi hati sang gadis. Atau ... sampai sekarang pun masih?
Ini seperti foto pertumbuhan (y/n) dan orang itu. Mulai dari SMP, SMA, hingga sekarang. Foto terakhir diambil satu tahun yang lalu sebelum orang itu meninggal.
Dengan nada kesal, Ryusei berucap pelan, "Pergilah dari kehidupannya! Kau itu sudah mati, sekarang dia milikku!"
"Ayo!" seru (y/n) yang ternyata sudah selesai bersolek. Ia mengenakan dress pendek berwarna pink berpadu putih, dengan motif bunga mawar di bagian bawahnya. Flatshoes yang juga berwarna senada dengan atasannya, dan tas selempang berwarna abu-abu.
"Cantik," kata Ryusei tanpa sadar.
(Y/n) terkekeh, kemudian berkata, "Ayo berangkat, Chif-"
"..." Keduanya sama-sama terdiam. Lagi-lagi (y/n) salah menyebutkan nama. Seharusnya Ryusei yang ia sebut, bukan laki-laki yang sudah pergi ke alam lain itu!
Matsuno Chifuyu. Apa yang (y/n) lihat dari orang itu? Sudah setahun sejak Chifuyu meninggal, ia juga sudah 6 bulan berpacaran dengan Ryusei, tapi yang ada di hatinya masih saja Chifuyu. Selalu Chifuyu!
"Maaf ..." Hanya itu yang bisa terucap dari bibir (y/n).
Bolehlah Ryusei menyumpah-serapahi orang yang sudah mati? Bisa-bisanya dirinya yang masih hidup kalah dari orang yang sudah mati? Begitu besar cinta (y/n) untuk Chifuyu, tidak bisakah ia memberi cintanya pada Ryusei? Yang jelas-jelas masih hidup dan saat ini sedang berdiri di depannya.
"Hahh ..." Ryusei menghela napas. "Mau sampai kapan, (y/n)? Sampai kapan kau akan hidup dengan bayang-bayangnya?! Sadar, (y/n)! Sadar! Chifuyu itu sudah mati! Dia hanya orang bodoh yang gila! Sudah kubilang untuk keluar dari geng tolol itu, tapi dia masih bersikeras mengikuti jejak Baji! Dan lihat ... dia malah ikut mati!"
(Y/n) sedikit menundukkan kepalanya, bibirnya gemetar. Ia tahu ini salahnya, tapi perkataan Ryusei barusan benar-benar membawanya kembali ke waktu saat Chifuyu meninggal.
"Lupakan dia, (y/n) ... kapan kau akan melihatku? Aku ini kekasihmu ...," lirih Ryusei. Setelahnya ia berlalu ke pintu keluar, memegang knop pintu dan kembali berkata, "Jalannya kapan-kapan saja. Tenangkan dirimu dan coba lebih lihat masa sekarang atau masa depan, jangan terus terjebak dalam masa lalu. Kalau tidak bisa berubah ... lebih baik kita akhiri hubungan kita ..."
Brakh!
Ryusei menutup pintu dengan agak keras hingga menimbulkan bunyi yang cukup memekikkan telinga. Kini (y/n) sendirian lagi di apartemennya.
Ia tahu dirinya salah, ia juga sudah berusaha mencintai Ryusei seperti ia mencintai Chifuyu, tapi entah kenapa itu terasa sulit ... hati da pikirannya selalu tertuju pada Chifuyu. Bahkan terkadang terbesit dalam benaknya, ia ingin ikut mati menyusul Chifuyu.
"Maaf ..." Air mata kembali membasshi pipinya, ia mengepal erat kedua tangannya, rasanya sesak. Kenapa ia begitu mencintai berandal kucing itu? Ia juga ingin bahagia di sini ... tanpa terus terbayang-bayang orang yang sudah meninggal.
"!!!" Tiba-tiba ia merasa ada seseorang di belakangnya, seseorang yang memeluknya dengan hangat.
"Tidak apa, (y/n)-chan. Lupakan aku sejenak ... dan berbahagialah di sini. Kelak kita akan bertemu lagi, di kehidupan berikutnya ... dan saat itu tiba, aku janji aku tidak akan pernah meninggalkanmu ..."
Tangisnya semakin pecah ketika tiba-tiba telinganya mendengar suara yang amat ia rindukan.
"Aku tidak bisa ... Chifuyu ... maaf ..."
卍
End
Ryusei calon husbu baru iaaaaaaashshshshsh! (╥﹏╥)
Oke ges arigatou, see you on day 6
Papai!
KAMU SEDANG MEMBACA
⿻⃕ 卍Pungut Project || Angst Week☁︎︎.⋆
FanficSebuah kisah tak selalu berakhir dengan bahagia. Terkadang sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Kemungkinan terburuk yang tak pernah kau bayangkan mungkin saja terjadi ... menghancurkan semua anganmu. . . . Pungut Project...