"Soobin! Ngantin yuk!"
Renjun dan Wonyoung muncul dari balik pintu kelas Soobin, dua temannya itu berbeda kelas dengannya.
"Tunggu bentar!" Jawab Soobin berteriak, gak lupa dia berpamitan dulu dengan teman di kelasnya, biar gak kelihatan sombong sih, karena Soobin sering main bareng Renjun dan Wonyoung.
Di kelasnya, Soobin kelihatan akrab sama semua temannya, apalagi dengan Sanha.
Bisa dibilang, mereka gak bisa menolak kehadiran Soobin.
Teman-teman menganggap dia sebagai Sun Shinenya kelas 11 IPA 2.
"Tau gak Bin..si Renjun punya ekhm calon pacar" ucap Wonyoung dengan nada tengilnya.
"Ish! Apaan sih Young?! Kan udah--" ucapan Renjun terhenti karena Soobin.
"Eh? Beneran? Wuih siapa tuh?" Tanya Soobin antusias.
Selesai sudah, Renjun menghela nafas malas, kalau Soobin sudah keliatan tertarik begini, dia gak bisa berbuat apa-apa.
Nih buktinya dua manusia lagi asik ngomongin Renjun, padahal orang yang diomongin lagi ada di tengah-tengah mereka.
Meski sampai mulut berbusa pun mereka gak akan berhenti, ya kecuali kalau Renjun sudah pundung sih.
Tapi Renjun sabar kok.
Soalnya dia lagi seneng, karena benar yang dibilang Wonyoung, dia punya gebetan gitu, lebih tepatnya dia yang suka sama si doi, tapi gak berani ngomong.
"Ck, terus kamu gak bilang ke dia gitu, kalo kamu suka?" Tanya Soobin.
Sebel dia, soalnya yang Renjun suka itu Lee Taeyong, mahasiswa dari kampus elit yang gak jauh dari sekolah mereka. Baca lagi!
Lee Taeyong
Renjun menggeleng.
Dia memang naksir Taeyong, tapi Renjun takut bilang, dia ini bukan siapa-siapa, masih bocil pula, kan insecure.
Mereka sampai di kantin dan langsung mengambil tempat duduk di pojok, karena mau ngobrolin tentang Lee Taeyong.
"Hahh kalau kak Taeyong tau, nanti...dia jauhin aku"
Lee Taeyong itu famous banget, banyak yang suka, banyak yang ngajakin pacaran, tapi ditolak terus.
Orang-orang gak begitu tau pacar idaman Taeyong itu yang seperti apa.
Karena sekali lagi, Taeyong selalu nolak ajakan orang-orang buat pacaran.
Soobin dan Wonyoung cukup paham, Renjun takut bilang karena kalau sampai ditolak Taeyong, dia gak akan bisa liat orang itu.
Taeyong selalu menjauhi orang-orang yang pernah nyatain perasaannya ke dia.
Renjun galau.
"Aku pesen makan dulu ya, seperti biasa kan?" Tanya Soobin yang sudah berdiri dari duduknya.
Asik bahas Taeyong, mereka sampai lupa kalau belum pesen makan.
Wonyoung juga berdiri, dia mau ikut menemani Soobin.
"Aku bantu Soobin bawa pesenan ya?" Ucap Wonyoung ke Renjun yang lebih tepat seperti pertanyaan itu.
Renjun mengangguk, dia agak galau karena inget Taeyong, mau maju takut kalah, mau mundur sayang.
Renjun bimbang.
***
Soobin sedang ada di minimarket dekat halte bus yang biasa antar jemput dia ke sekolah.
Tapi karena masih ada waktu, Soobin mau beli jajan dulu.
Matanya bergerak kesana-kemari melihat-lihat banyak brand makanan, Soobin bingung mau beli yang mana, semua kelihatan enak.
Akhirnya Soobin membeli 2 bungkus roti, 1 ice cream, dan Snack sereal ukuran besar.
Jalanan sedikit sepi di siang hari, teman-temannya pun sudah pulang semua, meski ada yang masih ikut ekskul atau ke perpus seberang jalan.
Soobin yakin, diantara mereka gak ada teman dia satu pun, teman sekelas atau yang lainnya.
Mereka sudah pulang.
Soobin duduk sendiri, cuacanya cukup panas, matanya sedikit menyipit karena kesilauan.
Sedang asik memakan ice cream miliknya, Soobin dibuat kaget karena seorang cowok yang duduk di sebelahnya, dia yakin dari tadi duduk sendirian.
Kapan orang itu disana?
Cowok itu menoleh karena merasa diperhatikan.
"Kenapa?"
Soobin gelagapan.
"E-eh hehehe..gak kenapa-kenapa kok" jawab Soobin canggung.
"Oh...anak Hybe School ya?"
"Iya, aku sekolah di situ"
"Kenalin, Choi Yeonjun, kelas 12"
"Choi Soobin kak, kelas 11, salam kenal"
Ternyata Kakak kelas ya, Soobin gak sadar sih, karena Yeonjun memakai jaket hitam yang menutupi seragam sekolahnya.
Sedikit aneh, cuacanya benar-benar panas dan kakak kelasnya ini malah pakai jaket, di siang bolong pula.
"Aku duluan ya, hati-hati Bin"
Tiba-tiba Yeonjun bangun dan langsung pergi setelah berpamitan dengan Soobin.
"Iya kak, hati-hati juga" balas Soobin.
Mengernyit heran, Yeonjun gak naik bus? Tapi kenapa tadi duduk di halte?
Mungkin cuma ingin.
Soobin masih memperhatikan Yeonjun yang semakin menjauh, sepertinya dia baru lihat kakak kelasnya yang itu.
Yeonjun menoleh ke belakang, tepat saat Soobin melihatnya, terjadi aksi saling tatap sampai Yeonjun sendiri yang memutuskan tatapannya.
Dapat Soobin lihat kalau Yeonjun tersenyum? Meski jarak mereka berjauhan, Soobin yakin dari gestur Yeonjun tadi, orang itu tersenyum.
Mungkin dia salah lihat ya?
Mungkin.
Terimakasih udah membaca.
Please support!
🧸
KAMU SEDANG MEMBACA
Sendok Garpu | "Tidak Dilanjutkan"
FanfictionDari awal kemunculan Soobin, Yeonjun udah jatuh hati.