Sanha menyikut lengan Soobin yang duduk di sebelahnya, membuat cowok kelinci itu menoleh.
"Apa?"
Sanha menunjuk seseorang dengan dagunya.
"Dia ngeliatin kamu terus"
Saat Soobin melihat ke arah yang Sanha maksud, matanya gak sengaja bersitatap dengan orang itu, hanya beberapa detik sebelum orang itu memalingkan muka.
Choi Yeonjun.
Soobin sadar, sudah beberapa hari ini Yeonjun suka menatapnya, Soobin sendiri gak tau punya masalah apa dengan Kakak kelasnya itu.
"Kamu ada masalah sama dia?" Tanya Renjun yang dari tadi memperhatikan mereka.
"Nggak" jawab Soobin sambil menggeleng.
"Coba ajak bicara baik-baik, mungkin ada sesuatu yang gak kamu tau" ujar Wonyoung.
"Tumben kamu bijak"
Wonyoung melirik Sanha sebal, sedangkan Sanha sendiri cuma memberikan tatapan mengejek miliknya.
"Udah deh San, bener kata Wonyoung, ajak ngobrol aja itu"
Soobin menatap Renjun dan kedua temannya yang masih asik melirik sinis, ada benarnya juga.
Dia gak tau apa masalahnya, sampai-sampai Yeonjun terus saja kelihatan menatap dirinya, nanti deh dia ajak bicara.
Soobin belum terlalu mengenal Yeonjun, mereka bertemu beberapa kali, itu pun cuma sekedar menyapa atau menanyakan kabar, selebihnya sih belum ada.
Belum.
***
Yeonjun berjalan santai menuju kamar mandi, pelajaran Guru Min masih berlangsung, tapi dia sudah izin kok.
Selesai dengan panggilan alamnya, Yeonjun menuju ke wastafel untuk membasuh tangan.
"Cklek!"
Pintu terbuka, menandakan ada orang yang masuk, tapi Yeonjun gak peduli, dia tetap menunduk dan asik membasuh tangan, aslinya dia juga lagi main air.
"Eum.. Kak Yeonjun?"
Deg
Itu suaranya Soobin.
Yeonjun menoleh ke belakang dan benar saja itu Soobin yang berdiri gak jauh dari dia.
"E-eh Soobin, kenapa?"
Aduh, tiba-tiba Yeonjun gugup sendiri, berduaan dengan Soobin seperti ini membuat dia sedikit panik.
"Anu Kak, Soobin...mau tanya boleh?"
"Iya boleh, apa?"
Soobin kelihatan agak ragu, apa itu sesuatu yang penting?
"Ngomong aja Bin, gak apa-apa kok"
"Iya kak, itu kerannya di tutup dulu"
Yeonjun menoleh ke belakang, ternyata dia belum menutup keran ya, efek panik.
"Hehe, udah nih, tadi mau tanya apa?"
"Kak Yeonjun... kenapa ya akhir-akhir ini suka liatin Soobin?"
Ah! Dia sadar ternyata, Yeonjun tambah panik, tapi dia berusaha terlihat Cool.
"Oh kamu sadar ya?"
Soobin mengangguk, awalnya dia pikir Yeonjun akan mengelak, tapi ternyata nggak, jadi benar ya?
"Maaf ya, kamu pasti risih"
"Gak apa-apa kak, aku cuma mau mastiin kalau kita gak ada masalah apapun"
"Oh gitu, semua aman kok, sekali lagi maaf ya"
Jujur, Yeonjun memang merasa bersalah, dia seperti penguntit.
"Daripada kita saling salah paham gini, gimana kalau Kakak jadi temen aku? Mau kan?"
Mata Yeonjun berbinar, Soobin mengajak dia berteman? Asik! Meski cuma berteman, Yeonjun senang.
"Mau dong, boleh minta ID nya gak?"
Yeonjun memberanikan dirinya bertanya.
"Boleh-boleh"
Soobin memberikan ID line miliknya, yang segera disimpan oleh Yeonjun.
"Tapi jangan dihubungi waktu pelajaran ya kak"
"Oke Bin"
Yeonjun reflek mengelus rambut Coklat Soobin, memunculkan rona di kedua pipi Soobin, meski gak terlihat jelas.
"kakak duluan ya, bye~"
Yeonjun melambaikan tangannya berpamitan, meninggalkan Soobin yang sedang memegang jantungnya yang seperti terpompa lebih cepat.
Apa tadi?
Keadaan Yeonjun juga gak jauh berbeda dengan Soobin, dia sudah duduk di bangku kelas miliknya.
Awalnya Guru Min mau memarahi Yeonjun karena pergi terlalu lama, tapi melihat kondisi Yeonjun yang gak seperti sebelumnya membuat dia urung.
Wajah Yeonjun pucat, tatapannya kosong, raga Yeonjun memang berada di kelas itu, tapi jiwanya seperti berada di tempat lain.
Apa Yeonjun memiliki masalah sulit?
Jawabannya nggak!
Yeonjun cuma lagi mengontrol dirinya, dia bahkan hampir pingsan karena kejadian di kamar mandi tadi.
Bisa-bisanya dia seberani itu mengelus rambut Soobin?!!
"Arrgh!"
Gak sadar Yeonjun mengerang cukup keras, dia menjambak rambutnya sedikit kasar, membuat tatapan teman-temannya beralih ke Yeonjun.
Guru Min terlihat cemas, dia memang guru yang bisa dibilang cuek , namun Guru Min punya caranya sendiri dalam memperhatikan murid-muridnya.
"Yeonjun, ada apa?" Tanya Guru Min yang sudah berada di depan meja Yeonjun.
Yeonjun mengangkat kepalanya, terlihat dia seperti akan menangis, matanya memerah, wajahnya pucat.
"Yeonjun, ayo segera ke UKS!"
Guru Min yang awalnya tenang malah menjadi panik karena melihat tampng Yeonjun.
"Saya gak sakit Guru"
"Jangan ngebantah! Cepat bantu dia!"
Mark dan Felix langsung bangkit untuk membantu Yeonjun.
Setelah sampai di UKS, Yeonjun disuruh tiduran di ranjang, dokter yang menjaga UKS mengatakan kalau Yeonjun cuma kelelahan dan stres.
Sebenarnya Yeonjun cuma malu, karena mengelus rambut Soobin, ya cuma karena itu.
Tapi dia benar-benar malu banget.
Entah dimana dia mau taruh mukanya itu, dan apa dia berani mengirimi Soobin pesan?
Yeonjun mengacak rambutnya frustrasi, dia memilih tidur untuk menghilangkan rasa pusing di kepalanya.
Terimakasih udah membaca!
Please support!!
Playlist hari ini :: BOOM - NCT DREAM
KAMU SEDANG MEMBACA
Sendok Garpu | "Tidak Dilanjutkan"
FanfictionDari awal kemunculan Soobin, Yeonjun udah jatuh hati.