6

47 13 0
                                    

Yeonjun mengikuti arahan Soobin, sekitar 26 menit mereka sampai, sebenarnya gak perlu waktu lama buat ke rumah Soobin, Yeonjun aja yang ngajakin Soobin keliling.

Mana bawa motornya lambat.

Rumahnya Soobin sederhana, minimalis. Berlantai dua, ada sedikit halaman di depan yang cukup untuk tanaman.

Kalau Yeonjun gambarin, rumahnya Soobin itu mirip sama rumahnya Nobita di serial kartun Doraemon.

"Makasih Kak" ucap Soobin setelah Yeonjun menerima helmnya.

"Sama-sama"

"Mau mampir dulu Kak?"

Yeonjun mau! Tapi dia harus latihan basket, duh jadi sedih.

"Lain kali ya Bin, Kakak mau latihan basket soalnya"

"Ooh yaudah deh, sekali lagi makasih ya kak Yeonjun"

"Iya manis"

Yeonjun mengusak rambut Soobin gemas, Soobin lucu banget sih.

Soobin memegangi rambutnya yang berantakan, dia kesal, sadar gak sadar Soobin melotot ke Yeonjun, itu alami.

Dia memang suka melotot waktu kaget ataupun kesal, seperti sekarang.

Yeonjun yang tambah gemas mencubit pipi Soobin.

"Eh meler hahaha"

Pipi Soobin seperti mochi.

"Ih! Udah Kak"

"Iya aduh hahaha, sini sini"

Yeonjun membenarkan tahanan rambut Soobin, dia juga mengusap pipi Soobin yang tadi di cubit.

"Kakak pamit ya"

"Oke Kak, bye!"

"Bye-bye too" Yeonjun meniru kalimat Soobin saat di depan gedung sekolah tadi.

Blush

Jadi Yeonjun dengar waktu dia ngobrol bareng Ryujin?

Soobin malu sendiri dan berakhir lari ke dalam rumah, Yeonjun yang masih masang helm ketawa geli.

Soobin gemess banget!

Yeonjun menyalakan motor dan pergi ke sekolah, lagi.

Di dalam rumah, Soobin mengintip lewat jendela, dia pikir Yeonjun akan pulang juga, tapi nggak dan malah masih harus ke sekolah.

Jadi dia cuma nganter Soobin doang? Gak pulang?

Soobin jadi gak enak hati.

***

Beomgyu pulang bareng Sungchan, karena Yeonjun ada jadwal latihan basket.

"Bamie pulang! Yuhuu mommy!"

Mama yang mendengar teriakan Beomgyu sedikit kaget.

"Beomgyu jangan teriak-teriak"

Itu Ayah, dia lagi baca koran di meja makan.

"Eh Daddy? Udah pulang nih"

"Iya udah, gak banyak kerjaan di kantor, lagian kamu kok panggil Daddy sih?"

"Biar gaul Yah" ucap Beomgyu, dia memakai kacamata hitamnya sedikit lambat agar kelihatan keren.

"Mandi dulu sana, Kakak kamu mana?"

"Masih di sekolah Yah, ada latihan katanya"

Ayah mengangguk, Beomgyu pamit ke kamarnya untuk mandi.

"Ayah, nih makan buah"

Mama datang dan menyodorkan semangkuk besar berisi buah-buahan yang sudah dipotong-potong.

"Waduh banyak banget Ma"

"Iya nih, lumayan tadi diskon hehehe"

Ayah mulai memakan buah-buahan itu, dia meletakkan korannya di meja dan menobrol sama Mama.

Disisi lain...

Beomgyu lagi mengeringkan rambutnya yang basah, dia memakai hair dryer hadiah dari Om Namjoon.

Ping!

Ada pesan masuk.

Beomgyu memeriksa, disana ada pesan dari Hyunjin, teman Yeonjun.

Hyunjin :
Send a pict..
Yeonjun kesurupan Gyu

Disana ada kakaknya yang lagi ketawa, Beomgyu senang, sudah lama dia gak lihat Yeonjun ketawa.

Gak cuma Hyunjin, tapi Sunwoo, Felix, Jihoon.

Pokoknya hampir semua teman-teman Yeonjun mengiriminya pesan, ada video atau foto.

Dan semuanya berisi Yeonjun yang lagi ketawa dan kelihatan bahagia banget.

Beomgyu langsung aja lari ke bawah, dia lupa belum cabut colokan hair dryer nya, dia belum jemur handuknya, dia belum keringin rambutnya.

"AYAH! MAMA!"

Ayah dan Mama kaget, mereka langsung menghampiri Beomgyu, takut terjadi apa-apa.

Ketiganya berpas-pasan di tangga.

"Ada apa Gyu?!"

"Kamu gak apa-apa kan?"

Ayah dan Mama kelihatan khawatir, mereka mengecek Beomgyu.

"Ada maling?" Tanya Ayah.

"Gak Yah, ini kak Yeonjun.."

Beomgyu memperlihatkan video saat Yeonjun asik ketawa bareng teman-teman.

"Yeonjun?"

Ayah melongo, dia mengucek mata.

"Ini..bukan editan kan?"

"Bukan Yah, asli kok! Ori!"

Mereka bertiga duduk di meja makan, Beomgyu dipangku Ayah, dan Mama disamping mereka.

Asik melihat video Yeonjun yang banyak dikirim teman-temannya, apalagi dari Ryujin.

Untung Beomgyu punya banyak kuota.

Inilah, saking jarangnya Yeonjun senyum atau ketawa, keluarganya aja sampai heboh begini.

Yeonjun itu flat, hidupnya monoton, dia seperti terkurung di sebuah tempat.

Yeonjun mungkin kelihatan keren, anak yang penuh petualangan dan bisa bergaul dengan siapa aja.

Nyatanya Yeonjun itu sakit, rapuh karena banyak hal, sikap dingin dan cuek cuma sebatas tameng agar orang lain gak melihat sisi lemahnya.

Beomgyu merasa ada yang basah di punggungnya.

"Ayah?"

Mama melihat ke arah Ayah, pria itu menangis.

"Ayah udah gak apa-apa, liat Yeonjun lagi seneng banget tuh, jangan gini"

Mama mencoba menenangkan Ayah.

"Aku yang buat dia kehilangan Ibunya, aku juga yang buat dia kehilangan semuanya"

"Bukan salah kamu"

Mama menepuk-nepuk punggung Ayah memberikan semangat, Beomgyu berbalik dan memeluk Ayahnya.

"Ayah udah, nanti kak Yeonjun pulang, jangan sampe liat Ayah nangis, malu tauu"

Ayah mengangguk, dia mengusap rambut Beomgyu lembut.

"Yang penting itu sekarang, gimana caranya biar Yeonjun tetep seperti itu"

Mama benar, yang penting sekarang, bagaimana agar Yeonjun tetap tersenyum.






Terimakasih udah membaca!

Please support!





Play a song..

TXT - Ghosting

Seharusnya aku gak berlari terlalu cepat bukan? _ ayawnz

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sendok Garpu  | "Tidak Dilanjutkan"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang