5

1K 139 15
                                    

Akhirnya Rose masuk ke dalam ruangan, jalan ke dalam sana lalu duduk di depan mejanya.

" Oke. Kita mulai." Kata Rose, seleksi pegawai baru.

---

Tangan Jennie meremas-remas. Dia sibuk tidur nyandar di meja, terpejam menunggu seleksi pegawai selesai. Perihal Rose berada disana dan pikiran Jennie sudah kemana-mana.

" Pasti banyak wanita yang menyukainya! Aku benci! Aku tidak suka orang lain dekat dengan Rose. Jangan sampai menyentuhnya! Akan aku bunuh sampai tulang sumsum!"

---

Rose melirik. Tangan kanannya di elus seorang wanita yang membujuknya penuh rayuan maut agar diterima di kantor ini.

" Silahkan keluar Nona." Kata Rose, penuh senyum sopan dan dua pegawai pria segera menyeretnya keluar secara pelan agar bisa gantian dengan peserta lain.

" Oke. Next...."

Rose mengangkat pandangan. Matanya melirik dari bawah kaki sampai ujung kepala.

" Anda salah kostum Nona." Kata Rose.

" Aku kesini hanya untuk melihat manager Kim. Ohh~~ ternyata cantik sekali!" Ucapnya. Menatap senyum sumringah Rose di depannya lalu mengeluarkan hp untuk selfie bersama.

Rose terpejam. Dia hanya ingin segera selesai bekerja hari ini.

----

" Rose...." Panggil Jennie pelan. Memukul-mukul jari telunjuknya, menghitung detik menuju menit lalu jam.

" I need you....touch me~~..."

----

Ceklek! Pintu ruangan terbuka. Rose keluar dari sana lalu bergegas jalan melewati peserta yang lari mendekati.

Gercep nya, pegawai kantor menghalangi meski kerusuhan ada dimana-mana, membuat sesak kantor ini.

" Tolong di seleksi lagi." Kata Rose, memberikan laporan akhirnya untuk di tangani pegawai lain.

Diapun berlalu pergi dari sana masuk ke dalam lift.

Ting!!!

Lift terbuka. Rose membenarkan pin nama di kemejanya. Mendadak saat itu melihat Jennie memeluknya langsung sampai Rose termundur sandar di lift.

" Hiks...." Tangisnya.

" Ada apa?"

" Aku tidak bisa seperti ini! Lama sekali!"

" Aku harus mengurus pesertanya."

" Aargghh!" Erang Jennie yang meremas kera kemeja Rose lalu mengecup bibir itu karena dia butuh.

Rose memeluk. Dia memiringkan kepala, mengecup dan menghisap bibir Jennie selama wanita itu suka.

Tangan Rose segera di turunkan sama Jennie dari pinggang ke pantatnya. Benar-benar ingin lebih!

Gila! Padahal sedang berada di kantor.

" Ahh!" Desah Jennie selama dalam lift terlalu panas.

Rose mengecup, menghisap bahkan menjilat leher Jennie.

Dia berhenti. Menjauhkan wajahnya dari Jennie yang berdehem sebal.

" Why!?" Tanyanya.

Rose terdiam dengan pikirannya yang berkecamuk.

" Hei..." Panggil Jennie, mencakup pipi Rose agar sedikit merunduk menatapnya.

" Aku sepertinya harus pulang."

Cappilar Love 3 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang