Jennie terbangun. Dia langsung terduduk di kasur, menoleh sekitar kamar yang lumayan gelap karena lampunya di matikan.
" Rose~~" Panggilnya.
Wanita ini bangkit akhirnya. Dia mulai menjelajahi isi rumah untuk mencari keberadaan Rose.
Jennie tidak tau kalau Rose pulang. Tadi, dia memang menemani sampai Jennie tidur. Setelah terlelap, barulah Rose bersiap pulang perihal Kakaknya menyuruh.
Ada sepucuk surat di atas meja makan. Jennie menyaut. Sempat emosinya naik.
Besok pagi, aku akan kembali
Istirahatlah
Aku harus pulang karena KakakBegitu isi surat dengan kalimat pendek dan kertas yang masih banyak sisa ruang kosong untuk di coret.
Jennie noleh ke depan. Dia membuang panjang nafasnya, mencoba menenangkan diri dan mulai belajar untuk sabar menunggu.
Akhirnya dia kembali ke kamar. Rebahan di kasur lagi lalu menarik selimut sambil mata terus tertuju keluar jendela kamar.
" I can't wait..." Gumamnya.
Sebenarnya Rose tidak benar-benar pulang. Dia sudah pamit juga dengan Alice karena pulang telat.
Wanita itu malah bertemu Irene karena sudah janji. Dia masuk ke dalam clubbing, tempat dimana Rose suka menemani Lisa disini. Bukan untuk nakal! Tapi hanya untuk minum dan mengobrol. Pulangnya juga mereka tidak mabuk!
" Hai~" Sapa Irene. Memeluk Rose yang tersenyum kecil.
Keduanya duduk bersama. Mereka pergi ke sebuah ruangan yang memang di sewa Irene hanya untuk berdua dengan Rose.
" Besok ke rumah ya."
" Aku tidak bisa."
" Kenapa?" Nampak dari wajah Irene yang sudah terlihat kecewa.
" Aku harus kerja."
" Di hari libur?"
" Iyaa."
" Apa nama perusahaan mu?"
" YG."
Irene terdiam sejenak sambil dia menyeruput minumannya.
" Jennie Kim?" Tanyanya lagi. Rose mengangguk pelan saat mata Irene melirik lengan tangan Rose yang terluka.
" Apa yang terjadi?"
" Hanya goresan kecil."
" Goresan kecil harus di perban?" Tanya balik Irene. Menarik tangan Rose yang terluka. Lalu dia elus pelan.
" Katakan padaku, siapa yang melakukannya?"
" Hanya kecerobohan." Jawab langsung Rose. Benar-benar menutupi Jennie.
Irene mengangkut pandangan. Dia menatap Rose lalu dia sentuh pipi kanannya dan dia elus.
" Aku tidak suka...kamu terluka..." Bisiknya.
" Ini hanya luka." Jawab Rose. Always poker face andalannya.
Irene mendekat, mencium bibir bawahnya.
Mata Rose hanya melirik. Memberikan sorotan pada Irene yang memandangnya.
Akhirnya Irene berdiri lalu terduduk di pangkuan Rose yang bersandar di sofa.
Pintu ruangan di tarik tutup oleh bodyguard Bae. Mereka berjaga di depan ruangan ini selama Nyonya besar sedang berkencan.
•••
" Hah!"
Jennie terbangun kejut. Dia noleh cepat ke samping, melihat Rose yang duduk di tepi ranjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cappilar Love 3 ✓
FanfictionJennie mengganti manager nya dengan yang baru. Kali ini seorang wanita, namanya Roseanne Park. Rose terlihat polos dengan diamnya yang misterius, seperti menyimpan sesuatu. Jennie memperhatikan gerak-gerik managernya yang kala itu membuatnya berfiki...