11

1.4K 137 16
                                    

Rose berlalu keluar rumah sakit setelah dia menjenguk Irene. Untungnya dia tidak apa-apa. Sorenya Irene akan pulang.

Rose berlalu masuk ke dalam mobil. Dia bergegas pergi dari sana karena Jennie pasti menunggu.

" Kenapa tidak makan?" Tanya Rose. Terduduk di tepi kasur, mengelus rambut Jennie saat wanita itu memeluk sambil bersandar di bahunya.

Tangan yang di apit Jennie buat Rose memeluk pinggangnya sebari mengambil mangkok di atas nakas isi bubur.

" Makan yaa..." Kata Rose. Mau menyuapi Jennie yang tadi emang nggak mau makan. Cuman kalau Rose suap dia mau.

Mata Rose memperhatikan Jennie yang menonton TV sambil mulutnya menguyah. Lalu dia nunduk, mengelus tangan kanan Jennie yang ada plester tertempel disana.

----

" Hallo?"

"...."

" Mhh. Dia baik."

"...."

" Akan aku perhatikan setelah ini."

Jennie turun dari tangga. Melirik Rose yang berdiri di depan pantry sambil menuangkan susu ke gelas.

" Sudah makan?" Tanya Rose. Jennie terdiam. Dia langsung mendekat. Nampak seperti menahan marah.

Akhirnya hp di saut dan terlempar hancur ke lantai.

" Aku membencinya!" Kata Jennie selama Rose terdiam, mematung lalu berbalik ke arahnya.

Plakk!!!! Tamparan kuat di pipi Rose. Tangannya mengelus pipi ini sambil nunduk.

" Aku bahkan tidak tau, apa keuntungan saat aku melayani mu." Ucapnya pada Jennie yang mengeratkan genggaman, lalu dia cengkram kera baju Rose.

" I love you!!!!" Marahnya.

" You hear!? I love you more!!!!" Goyah Jennie.

Rose diam saja sambil dia melepas sentuhan Jennie. Kemudian jalan melewati. Tapi Jennie menahan tangannya langsung, memeluk erat Rose dari belakang.

" Aku mati saja kalau kamu tinggal~~~" Ucapnya.

Rose berbalik. Dia menarik leher Jennie kemudian dia peluk.

" Aku menelpon Suzy.....dia bertanya keadaanmu...." Kata Rose. Mengelus-elus pipi Jennie, melihat wanita ini menenggelamkan wajahnya tanpa melepas dekapan.

" I need you...." Ucapnya. Jennie mendongak, menatap Rose yang mengangguk pelan.

" I know..." Jawab Rose. Mengecup kening Jennie lalu dia rangkul untuk di ajak kembali ke kamar.

Jennie memperhatikan Rose yang duduk di sofa depan tv bersamanya dalam kamar. Benar-benar wanita ini membuat Rose harus ada di sampingnya.

Tapi Rose nampak tidak risih. Dia menoleh ke sebelah. Melihat Jennie yang terus menatap.

Rose mengelus rambutnya. Mengusap pipi Jennie namun tidak sampai mengenai lukanya di ujung bibir. Kemudian dia genggam tangannya di bawah sana.

" I love you Rose...."

Kepala Rose terangkat untuk melihat Jennie lagi.

" Love you too~~" Jawabnya pelan. Mencium bibir Jennie sekilas lalu mengecup pipinya sambil tersenyum kecil.

" Listen.... cepatlah sembuh. Ubah pola pikirmu.....lalu kamu akan bahagia."

" Bahagia aku hanya denganmu." Jawab Jennie. Rose mengangguk pelan.

Cappilar Love 3 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang