Chapter 16 - Let Go

2.6K 375 27
                                    

Chapter ini banyak time-skip, karena aku gregetan.



Malam itu, Na Jaemin pulang dengan feromon yang menguar pahit. Hari ini benar-benar buruk untuknya. Semua orang di kantor membuat emosinya memuncak. Ingin sekali memecat semua orang tetapi nanti ia bangkrut.

Yangyang bahkan tak dapat bercanda seperti biasanya. Pasalnya, salah satu pegawainya berkhianat dan membawa uang perusahaan, nominalnya tidak sedikit.  Penyelidikan oleh semua bawahan pribadinya langsung di laksanakan. Ia menerima info bahwa makhluk ini brengsek itu baru saja pergi meninggalkan Korea Selatan. Sialan. Ia tertinggal satu langkah.

"Hubungi pamanku, aku butuh bantuan dia untuk menangkap hidup-hidup bajingan itu" titah Jaemin mutlak yang langsung di sanggupi oleh Yangyang, lantas pria beta yang notabene nya adalah sekretaris utama itu langsung pamit undur diri.

Jaemin memijat pelipisnya, kepalanya terasa kn meledak. Ia sudah muak dengn pengkhianatan seperti ini. Tetapi karena ia adalah seorang pebisnis, tentu saja pengkhianatan adalah salah satu proses besar untuk berkembang lebih pesat.

Ia melonggarkan dasi yang mencekik lalu membuang sembarang jasnya. Ia sudah sampai di mansion, namun tak ada sosok yang biasa menyambutnya.

Kemana Yeowon pergi?

"Yeowonie?" Panggilnya dan tak ada sahutan sama sekali. Tidak biasanya.

Jaemin berjalan naik menaiki tangga, berharap suaminya tersebut ada di kamar sedang tertidur atau melakukan hal lain hingga tak menyadari Jaemin yang sudah pulang.

Namun, yang didapati nya bukanlah sosok Yeowon yang tengah membaca buku atau melukis. Didalam sana, ia hanya melihat Yeowon yang terduduk di pinggiran ranjang, menatap kearah jendela yang terhubung ke balkon.

Benar-benar hanya duduk disana. Mengabaikan presensi Jaemin yang membuka pintu, yang menatapnya heran dari belakang.

"Sayang?" Panggil Jaemin cukup lantang. Namun tubuh itu tak bergeming, bahkan menoleh pun tidak sudi.

Apa yang terjadi?

Jaemin menghampiri tubuh suaminya. Pundak lebar itu lesu, tak bertenaga. Wajahnya pucat dan tatapannya kosong. Ia tidak mengerti. Ada apa dengan Yeowon? Sampai tadi pagi, tidak ada yang salah dengan suaminya tersebut. Mereka masih bertukar kecup dan berpelukan sebelum akhirnya Jaemin berangkat ke kantor.

"Jaem.." gumam Yeowon serak. Namun masih dapat tertangkap rungu Jaemin yng tubuhnya sudah mendekat seraya menggenggam tangan kesayangannya.

"Bagaimana hari ini?" Tanyanya pelan, membuat Jaemin tersenyum masam.

"Tidak terlalu menyenangkan. Aku kehilangan sebagian kecil uang perusahaan yang nominalnya tidak sedikit." Cerita Jaemin tenang seraya terus mengusap punggung tangan Yeowon lembut.

"Tapi tenang saja, kehilangan itu masih bisa aku atasi." Lanjutnya dengn kekehan ringan walau benaknya pusing setengah mati gara-gara bajingan yang membawa kabur uang perusahaan itu.

"Lalu bagaimana denganmu? Apa ada masalah di kantor?" Tanya Jaemin pelan, mencoba untuk melupakan amarah yang tadi membelenggu dirinya.

Lama tak ada jawaban, Yeowon menghela nafas panjang lalu menoleh ragu pada Jaemin yang masih setia menatapnya disana, menggenggam dan mengusap lembut tangannya. Yeowon terpekur. Bagaimana bisa?

Bagaimana bisa orang ini— orang yang berlaku lembut dan begitu pengertian diantara rasa lelahnya ini—

Yeowon menutup matanya, mencoba menetralisir rasa sakit yang mendera kepala juga hatinya. Namun pertanyaan akan rasa tidak percaya akan fakta yang telah terkuak dengan bukti itu menyerang dirinya telak dan bertubi-tubi. Sakit.

TRAPPED || JAEMJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang