CH 1

843 61 9
                                    

-DIA-

A ZoSan Story

Disclaimer: Seluruh karakter dalam FF ini milik Odacchi.

Warnings: BL || Yaoi 






-*****-






"Hentikan kebiasaanmu memelukku"




Sanji mengerjapkan matanya beberapa kali, merasa aneh saat mendengar nada dingin yang mengalun dari bibir pria yang dua tahun lebih muda di hadapannya.

"Kau aneh" ucapnya, melepaskan rangkulan tangannya pada leher pria itu.

Pria itu mendengus dan mengambil sedikit jarak, menjauh. "Kau tahu sekarang aku sudah menjadi seorang model, dan banyak kamera yang mengikutiku."

Sanji mengangguk kecil, membenarkan ucapan pria itu. "Lalu? Kau datang ke apartemenku hanya untuk pamer?" tanyanya. "Duduklah, akan kubuatkan onigiri kesukaanmu."

Dia sudah akan berjalan ke arah dapur, sebelum suara berat dari lawan bicaranya kembali terdengar.





"Aku tidak ingin muncul gosip yang mengatakan bahwa aku seorang gay."





Sanji merengut, lalu melipat tangannya di depan dadanya. Dia masih belum mengerti ke arah mana percakapan mereka sebenarnya. Tapi dia jelas tidak menyukai bagaimana cara pria itu berbicara kepadanya.

"Tentunya." Balas Sanji. "Siapa yang akan membuat berita konyol murahan seperti itu?"

Pria tinggi itu maju selangkah mendekati Sanji "Aku datang kesini untuk itu Cook, menjauhlah dariku. Karena kau merusak imageku"









Pria itu telah berubah, Sanji merasa tidak mengenalnya.















Ya, pria di hadapannya bukanlah Roronoa Zoro yang ia kenal.











:::::..............:::::










"Kau bertengkar dengan Zoro?" Ussop, pria berambut ikal yang merupakan salah satu sahabat dekat Sanji bertanya dari seberang meja.



Mereka sedang berada di kantin kampus untuk makan siang.



Sanji menatap Ussop sebentar, sebelum kembali menyuapkan sesendok penuh makanan ke dalam mulutnya. Dia sungguh tidak ingin membahas Zoro sekarang.

Pria bersurai kehijauan itu sudah berhasil membuatnya kesal.

"Sudah tiga minggu penuh aku tidak melihat kalian bersama." Ucap Ussop lagi.

Sanji menghela nafasnya, terdengar lelah. "Memangnya kami harus bersama setiap waktu?"

Ussop hanya menggendikkan bahunya. "Biasanya seperti itu?"









Sanji dan Zoro memang sudah mengenal semenjak sekolah menengah pertama, dan selalu melanjutkan ke sekolah yang sama, bahkan sampai ke perguruan tinggi.

Sanji sendiri tidak terlalu mengerti kenapa mereka bisa terus bersama, karena seingatnya dia hanya akan bertengkar dengan Zoro setiap kali mereka bertemu.

Tapi Sanji akui bahwa dia tidak sepenuhnya membenci pertengkaran konyol mereka.





Saat pertama kali bertemu, hingga setahun penuh, Roronoa Zoro hanyalah seorang adik kelas yang menyebalkan.

Entah sejak kapan dia mulai peduli dan memberikan perhatian lebih kepada pria muda itu. Seperti membawakannya camilan saat Zoro sedang mengikuti kegiatan klubnya, atau membantu mengobati luka-lukanya setelah pria itu berkelahi.

Bahkan Sanji yang meminta Zoro mencoba untuk menjadi seorang model saat seorang pencari bakat menghampiri mereka di jalan, dan menawarkan pekerjaan itu kepada Zoro.













Dia tidak pernah berpikir bahwa Zoro akan berubah setelahnya.













"Anak sialan itu sudah menjadi idola sekarang, dia tidak punya cukup waktu untuk bertengkar denganku." Kata Sanji.

Ussop terlihat berpikir sebentar sebelum mengangguk. "Kau benar, aku melihat wajahnya dimana-mana. Membuat wanita menjadi gila adalah pekerjaannya sekarang." Dia terkekeh geli setelah mengatakannya, membuat Sanji ikut tertawa.

"Tenanglah, setelah dia kaya nanti, kita akan minta traktiran yang banyak." Ucap Sanji lagi, berusaha meyakinkan Ussop bahwa hubungan mereka baik-baik saja.

Dia tidak ingin mengakuinya, tapi Sanji merindukan pria itu. Merindukan perdebatan kecil mereka, bermain basket bersama, dan sekedar berjalan-jalan di area pertokoan atau menghabiskan waktu setengah hari penuh di game center.












Tapi kata-kata yang diucapkan Zoro tiga minggu yang lalu di apartemennya membuat Sanji menyadari perbedaan status mereka sekarang.

















Zoronya telah berubah.






















With Love,
Cndy




Mau liat responnya dulu //wink





DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang