CH 2

455 52 9
                                    


-DIA-

A ZoSan Story

Disclaimer : Semua tokoh di cerita ini milik Odacchi

BxB || Yaoi


*****



Sanji menatap bosan layar televisi di hadapannya.

Bukan menjadi hobinya menonton acara tv, hanya saja ia sedang berusaha memberikan sedikit suara di dalam apartemennya yang terlampau sunyi.

Sudah hampir tengah malam, tetapi Sanji merasa masih cukup segar untuk masuk ke dalam kamar dan menghabiskan malamnya disana.

"Oh, dia bahkan membintangi iklan minuman." Bibirnya membentuk sebuah senyuman kecil saat melihat wajah Zoro di layar televisinya.










Bohong kalau Sanji bilang dia tidak bangga.









Mungkin masih bisa dihitung sejak kapan Zoro memulai debutnya menjadi seorang model, tapi lihat sekarang, pria tinggi itu sudah banyak sekali membintangi berbagai macam iklan di tv.




Anak yang dikenalnya sebagai pembuat masalah itu sudah tumbuh sebesar dan sehebat ini.










Andai saja sikapnya kepada Sanji tidak berubah,








"Apa yang kupikirkan. Serakah sekali." Ia menggelengkan kepalanya.

Tapi apartemen itu memang terasa sangat kosong tanpa kehadiran Zoro disana.

Pria bersurai hijau itu terlalu sering mampir ke apartemennya, sekedar untuk bermain game, menumpang makan malam, atau menginap di sana saat sedang bertengkar dengan kakaknya yang mungil.

Sanji bahkan memberikan Zoro kunci cadangan karena pria itu sangat sering datang.

"Ah, besok aku main ke rumahnya saja."






:::::::::................:::::::::








"Perona-chan"

"Loh? Sanji!" gadis berambut merah muda itu memekik senang saat melihat orang di balik pintu rumahnya.

Sejujurnya, Perona sudah akan memaki saat mendengar bel rumahnya berbunyi, karena dia sedang sibuk memberikan sentuhan warna pink pada kuku-kuku jari tangannya yang cantik.

Tapi saat melihat Sanji disana, umpatan-umpatan kasar itu kembali masuk ke dalam tenggorokannya.

"Masuklah." Ucap Perona, membuka pintu lebih lebar untuk mempersilahkan Sanji masuk. "Kau mencari adikku yang bodoh? Dia sedang tidak ada." Tambahnya.

Sanji terkekeh pelan. Dia memberikan bingkisan kecil yang dibawanya kepada gadis mungil itu "Aku mampir karena terlalu banyak membuat kue, kau suka cookies kan?"

Mata Perona berbinar senang. Siapa yang tidak tahu bakat memasak Sanji?

Gadis itu menerima bingkisan pemberian Sanji sambil bersenandung.

Mereka berbincang kecil saat berjalan ke arah ruang keluarga, tempat dimana Sanji biasa menghabiskan waktu saat berkunjung ke rumah Zoro.


Sebenarnya, rumah yang terlampau besar itu lebih cocok disebut sebagai kastil mini.









Ya, Zoro pada dasarnya memang sudah kaya.













Atau setidaknya, ayah angkatnyalah yang kaya raya.













"Kau pasti bangga melihat Zoro di tv, Perona-chan" kata Sanji, melemparkan cengiran kecil yang terlihat ramah ke arah Perona.

Berbeda dengan reaksi yang Sanji kira, Perona justru memutar kedua bola matanya malas.

"Jangan ingatkan aku tentang anak tolol itu. Aku sedang kesal padanya." Gerutu gadis itu. Bibirnya menekuk kebawah, memperlihatkan bahwa ia memang sedang marah.

Melihat itu, Sanji menimang-nimang pilihan kata yang tepat, agar gadis di hadapannya tidak semakin kesal, sebelum akhirnya bicara. "Bukankah bagus dia menghabiskan waktunya bukan untuk berkelahi?"

"Untuk bagian itu aku setuju," balas Perona. "Tapi belakangan dia jadi sering membawa gadis centil itu ke rumah. OH! Aku benar-benar membencinya!"


Zoro membawa pulang seorang wanita?


Tunggu, itukah alasannya mengapa Zoro meminta Sanji untuk menjauh? Karena sekarang Zoro telah memiliki seorang kekasih?



Derap langkah kaki yang berat membuat Sanji menolehkan kepalanya ke belakang.












Dan tatapan mereka bertemu, setelah sekian lama.














Mata sejernih laut biru milik Sanji, melihat lurus kedalam bola mata sehitam malam milik Zoro.













Sanji bisa melihat kening pria itu yang mulai menampilkan kerutan-kerutan kecil saat menatapnya.

"Kenapa disini?" tanya Zoro, jelas dengan nada tidak suka. Sanji bisa mendengarnya, meski ia tidak mau mengakuinya.

"Berilah salam dulu saat masuk rumah, idiot!" ketus Perona.

"Pulang." Tambah pria itu, tepat pada saat Sanji akan membuka mulutnya untuk mengucapkan 'Selamat Datang'.







Perona bisa merasakan aliran darahnya naik dan berkumpul ke atas kepala saat mendengar kata-kata pengusiran yang keluar dari bibir adiknya.

Ada apa dengan bocah hijau idiot itu? Seenaknya saja dia mengusir Sanji!

"Kau benar-ben─"








"KUBILANG PULANG!!"













With Love,
Cndy


Makasih buat yang udah support chap 1! 💕💕💕

Voment yaw!






DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang