-DIA-
A ZoSan Story
Disclaimer : Semua tokoh dalam cerita ini milik Odacchi
Yaoi || BL
*****
Ramein komennya dong bebs 🤗
*****
"Aku ke toilet sebentar," Sanji berdiri dari tempat duduknya setelah berbisik di telinga Law.
Pria bersurai hitam itu sedang sibuk berbincang dengan Hiyori sebelum mengangguk mengiyakan ucapan Sanji, membuat Sanji memiliki kesempatan untuk melarikan diri dari lirikan mata Zoro yang membuatnya tidak nyaman.
Dia menatap pantulan dirinya pada cermin di tembok toilet sembari mencuci tangannya.
Itu tadi kekasih Zoro? Cantik, pikirnya.
Sanji menunduk dan menghela nafasnya pelan saat mengingat bagaimana raut wajah Zoro yang terlihat kesal saat menatapnya.
Dia sudah berusaha menghindari pria itu, bukan kesalahannya jika mereka tidak sengaja bertemu seperti ini kan?
"Itu tadi sungguh kekasihmu?"
Suara berat di sebelahnya membuat Sanji tersentak pelan. Kepalanya refleks menoleh, dan dia menemukan Zoro disana, sedang menatapnya dengan tatapan sedingin es yang berhasil membuat Sanji sedikit menggigil.
Tidak ingin tersiksa lebih lama karena tatapan itu, Sanji membuang muka ke arah lain, "Kau tidak perlu tahu." balasnya, mencoba terdengar seketus mungkin.
Lagipula untuk apa Zoro peduli?
Pria pirang itu mengambil tisu dan mengeringkan tangannya dengan cepat. Dia tidak ingin berlama-lama berada di dekat Zoro.
Siapa yang tahu jika nanti Zoro marah lagi kepadanya dengan alasan yang tidak jelas.
Saat berbalik untuk pergi, Sanji bisa merasakan tarikan yang cukup tajam pada bagian atas lengannya. "Aku tidak pernah melihat pria itu, siapa dia?"
Sanji mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Zoro. Kenapa pria berambut lumut itu banyak sekali bertanya hari ini. Lagipula Sanji tidak perlu menjelaskan siapa itu Law.
Dia tidak punya kewajiban untuk memberitahu Zoro. Untuk apa?
Sanji memukul tangan Zoro yang berada di lengannya, menyuruh pria itu untuk melepaskannya.
Saat dia tahu pria bersurai kehijauan itu tetap tidak berniat melepaskan lengannya, dia kembali memukulnya, berkali-kali.
"Lepas, Idiot!" tukasnya. "Kau mau dianggap gay, Hah?!" sembur Sanji lagi.
Sungguh, pria di hadapannya ini yang jelas-jelas memintanya untuk menjauh, tapi sekarang? Malah Zoro yang memaksanya untuk tetap tinggal.
Memang teramat bodoh sahabat kecilnya itu.
Ketika Zoro melepaskan tangannya, Sanji bergegas keluar dari toilet, dan mengambil jaketnya yang tersampir di kursi kafe. "Kau mau kemana Sanji?" tanya Law, tidak mengerti mengapa Sanji terlihat begitu terburu-buru.
"Aku harus pergi. Ussop meneleponku. Aku melupakan laporan mingguan yang harus kukumpulkan hari ini. Aku duluan ya." Jelas semua itu bohong, tapi dia ingin secepatnya menjauhkan diri dari Zoro.
Ya, kalau bisa sebelum pria itu keluar dari toilet.
Law berdiri dari kursinya dan memakai jaketnya "Biar kuantar." Ucapnya.
Sanji menggeleng pelan. "Aku akan memanggil taksi, aku buru-buru. Kalian bicaralah dengan santai, ini hari liburmu Law." Katanya sambil mengusap pelan bahu Law.
Sungguh, dia berencana untuk menemani Law seharian ini, seandainya saja dia tidak bertemu dengan Zoro. Sanji berjanji kepada dirinya sendiri, dia akan menggantinya, untuk menemani Law di lain waktu.
Dia tersenyum lalu mengangguk kecil kepada Hiyori "Senang bertemu denganmu, kau sangat cantik."
Gadis muda itu tersenyum mendengarnya. Ayolah, bukan sekali dua kali dia mendengar pujian itu, tapi tetap saja kata-kata itu berhasil membuat hatinya senang.
"Aku akan mampir ke apartemenmu malam ini, jangan terlalu lelah." Jemari kurus Law mengusap pelan pipi Sanji, membuat Sanji tersenyum akan perlakuannya yang begitu lembut.
Tapi dia segera berlalu pergi, tepat pada saat ujung matanya menangkap sosok Zoro yang baru saja keluar dari pintu toilet.
*****
"Kau awasi dia, lalu laporkan padaku apa saja yang dia lakukan." Suara Zoro, sekering sampanye mahal di pesta perjamuan para bintang terkenal, berhasil membuat pria di hadapannya mengepalkan tangannya yang gemetar di dalam saku celananya.
Dari ekspresi Zoro yang jelas terlihat tidak bersahabat, dia bisa menyimpulkan bahwa dia tidak boleh sampai melakukan kesalahan, atau akan terjadi sesuatu yang buruk.
Zoro menatap pria itu tajam, "Segera beritahu aku kalau dia melakukan sesuatu yang aneh." Katanya, lalu kembali fokus pada ponselnya yang menampilkan website gossip kampusnya.
Dia tidak pernah membuka website itu.
Si Pria suruhan ─yang bernama Kaku, menaikkan sebelah alis matanya tidak mengerti. "Apa saja yang menurutmu aneh?"
Zoro terdiam sejenak. Sudah dua minggu ini dia merasa kesal tanpa alasan yang jelas.
Belakangan ini dia begitu sering marah.
Dan salah satu penyebabnya -mungkin- adalah karena ia secara tidak sengaja melihat Sanji beberapa kali, sedang bersama pria bernama Law yang ternyata merupakan dokter di kampus mereka.
Kekasih Sanji?
Entah kenapa memikirkan hal itu membuat dirinya merasa ingin mengeraskan rahang sepanjang hari.
Jangan konyol, Zoro tidak cemburu, tentu saja.
"Bilang kepadaku kalau dia terlihat dekat dengan pria lain."
Kaku mengerjapkan matanya beberapa kali. Dia bukan tipe orang yang suka membocorkan rahasia orang lain, oleh sebab itu dia bisa bertahan melakukan pekerjaan ini.
Tapi bukankah ini menarik? Seorang Zoro menyuruhnya untuk mengawasi seorang pria? Alasannya apa? Karena cemburu? Bukankah Zoro sudah memiliki kekasih?
Kaku sedikit banyak mengenal Zoro. Mereka adalah teman minum di bar sejak dua tahun yang lalu, dan bisa dibilang cukup dekat.
Ini pertama kalinya Zoro terlihat selucu ini.
Siapa sebenarnya pria bernama Sanji?
Mata sehitam malam itu kembali menatap tajam Kaku saat dia tidak mendapatkan balasan dari pria itu. "Kau mengerti tidak?" Tanyanya penuh penekanan.
Ujung bibir Kaku tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman.
Oh, dia tergelitik. Ini sungguh menarik.
"Akan ku awasi dia dengan baik."
With Love,
Cndy*****
Makasih banyak yang udah ngeramein chap sebelumnya
Ramein juga chap ini yaaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia
FanfictionZoro berubah menjadi sosok yang berbeda, Sanji tidak mengenalnya. ZoSan || BxB || Yaoi Another Pairing Will be added later