CH 4

456 59 11
                                    

-DIA-

A ZoSan Story

Disclaimer: Semua tokoh dalam cerita ini milik Odacchi

Yaoi || BL






*****

Sepi, jadi ga pengen ngelanjutin 😢

*****








Zoro menatap jengah wanita cantik di hadapannya yang terlihat sibuk memilih beberapa pakaian model terbaru yang terkesan seksi.

Sebelah kakinya menghentak kecil dengan tidak sabar.

Sudah hampir satu jam dia menemani kekasih cantiknya berbelanja. Hiyori namanya, seorang model papan atas yang jatuh kepada pesona Zoro saat pertemuan pertama mereka.

Zoro sungguh tidak mengerti kenapa gadis itu begitu ribut menanyakan mana baju yang cocok kepadanya. Dengan bentuk tubuh yang indah dan wajah yang menawan, seharusnya gadis itu tidak perlu menjadi seseorang yang begitu pemilih.




Zoro jadi kesal dibuatnya.




"Cepat pilih saja lalu bayar, aku sudah lapar." Gerutu Zoro di dekat telinga gadis itu.

Dia sadar banyak mata yang memperhatikan mereka. Oh, jangan lupakan kilauan cahaya yang berkedip saat beberapa orang memotret secara diam-diam.

Hiyori langsung menggembungkan pipinya. Dia masih ingin melihat-lihat, kenapa sih pacarnya cepat sekali lapar?

"Baiklah, kamu yang bayar kan sayang?" gadis itu menyerahkan dua potong gaun pendek kepada Zoro. Karena didesak, beli dua-duanya saja kan?

Tentu Zoro langsung membayarnya.

Karena uang tidak pernah menjadi masalah untuk pria itu. Bahkan kalau perlu, beli saja sekaligus dengan tokonya.






*****






Zoro pikir harinya tidak akan menjadi lebih buruk lagi setelah ia berhasil menyeret Hiyori pergi menuju sebuah kafe.

Dia sudah sangat lapar, dan orang yang paling tidak ingin dilihatnya ternyata berada di kafe yang sama.

"-aku berhasil mendapatkan job itu. Bagaimana menurutmu? Bukankah pacarmu ini sangat hebat?"

"Sialan."

Hiyori mengerjapkan matanya tidak percaya, Zoro baru saja mengatainya sialan? Dia mendapatkan job besar tapi kekasihnya justru mencemoohnya?

Tangan gadis itu bergerak cepat memukul lengan Zoro. "Sialan kau bilang?!" Katanya tidak terima.

Zoro hanya meringis kecil. Dia tidak mengerti. Apa-apaan kekasihnya ini? Sembarangan memukulnya.

Matanya melirik Hiyori sebentar sebelum kembali menatap ke arah teman masa kecilnya. Ya, Sanji.


Dia ada di sana.



Duduk di sebuah kursi.



Terlihat begitu ceria berbincang dengan seorang laki-laki yang tidak Zoro kenal.





Pria pirang itu benar-benar tidak menemuinya lagi setelah kejadian itu. Sudah hampir sebulan berlalu, dan Zoro ingat dengan jelas bahwa mereka tidak pernah saling berpapasan, bahkan saat di kampus.

Sesuatu yang baik,

Dan buruk.








Lebih aneh lagi, karena kini Zoro merasa jauh lebih buruk.

Pria bersurai kehijauan itu mengakui dia sudah berlebihan ketika mengusir Sanji dengan kasar.

Tapi dia tidak menyesalinya, karena dua hari setelah itu, agensinya menerima kiriman amplop cokelat berisi foto Sanji yang keluar dari rumah Zoro dalam keadaan hampir menangis.

Disana juga terdapat tulisan yang mengatakan akan mencari tahu lebih lanjut mengenai hubungan keduanya, dan menjadikannya topik hangat pada edisi majalah mereka bulan berikutnya.

Manajer Zoro memperingatinya untuk lebih berhati-hati, karena agensi mereka sudah menyuap mahal fotografer gosip kurang kerjaan itu agar tidak menyebarkan Foto tersebut.







Dan Zoro sungguh tidak ingin Sanji terlibat.








"Law!" suara melengking di sebelahnya membuat Zoro sedikit menjauhkan kepalanya.

Terkadang dia sangat ingin membekap mulut gadis itu.

Zoro bisa melihat kekasihnya yang tengah berlari kecil menghampiri sebuah meja sambil melambaikan tangan.





Dia berusaha menelan ludah dengan susah payah, karena tenggorokannya mendadak terasa kering.






Hiyori berlari ke arah meja Sanji. Membuat pria bersurai keemasan itu mendongak, dan secara tidak sengaja menatapnya.

Dalam detik yang cepat, Zoro mengeraskan rahang, kembali memperlihatkan wajah dinginnya sambil berjalan mengikuti sang kekasih.

Dia tidak punya pilihan lain.

Toh kalaupun dia tidak kesana, Hiyori pastilah memanggilnya untuk bergabung.






Zoro bisa melihat Sanji membuang muka, berusaha agar tatapan mereka tidak bertemu.

"Sayang sini duduk," Hiyori menunjuk kursi dihapannya, tepat di sebelah Sanji.




Bagus sekali.





"Kau harus kenal dengan Law, dia dokter pribadi keluargaku." Kata Hiyori lagi, memperkenalkan pria di sebelahnya.

Zoro hanya mengangguk kecil, sebelum menjabat tangan Law untuk sepersekian detik yang cepat. "Zoro" ucapnya memperkenalkan diri.

Jujur saja, Zoro sungguh tidak peduli. Dia bahkan tidak mendengarkan apa yang kekasihnya ucapkan pada menit berikutnya.

Dia memutuskan untuk duduk disebelah Sanji, dan matanya kini sibuk melirik pria itu yang sekarang terlihat seakan ingin kabur dari sana.






Zoro menginginkan hal yang sama.







"Dan kau?" Hiyori tersenyum manis saat melemparkan pertanyaan itu kepada Sanji. "Kenalan Law?"

"A-ah... benar, aku t─"

"Dia kekasihku."















*****

With Love,
Cndy



Makasih banyak buat semua yang udah nyempetin mampir, vote, dan komen cerita ini

Bubyeeee



DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang