Chapter 39

120K 18.9K 1.6K
                                    

Hai, maaf ya aku jarang banget update, bisa di bilang seminggu sekali. Bukan tanpa alasan guys, aku lagi ngejar nulis naskah untuk Novel ATHARRAZKA nanti, karena versi wattpad dan novel sangat berbeda. Jadi aku mengetik ulang secara keseluruhannya.

Tapi walaupun begitu, kalian tetep vote dan commentnya banyakin ya, jangan lupa 10K votes nya untuk update selanjutnya!

Oh iya, untuk yang kepo visual cast ATHARRAZKA bisa diliat di tiktokku ya (@errliiss) kemarin baru ku post hehe.

Selamat membaca!

****

"Ra, maaf karena perkataan Aryan membuat kamu sakit hati."

Zanara menatap Arshaka, ia menggelengkan kepala dan menangis, "maaf, maaf aku gak bisa kasih kamu keturunan, Mas."

"Hey, sayang. Jangan bicara seperti itu, Aryan bukan Tuhan yang bisa menentukan takdir, apa yang Aryan bilang itu gak bener."

"Aku.. aku emang gak pantes untuk kamu, Mas."

"Zanara, di dunia ini gak ada pantas atau gak pantas. Kamu menjadi istriku karena hati aku memilih kamu. Coba sekali aja kamu ikuti hati kamu, gak usah pedulikan apa yang orang lain bilang tentang kamu, sayang."

Arshaka menarik Zanara ke dalam dekapannya, membiarkan Zanara meluapkan tangisannya di dalam pelukan Arshaka.

"Aku mencintai kamu, semua yang ada di dalam diri kamu."

"Jangan tinggalin aku, Mas," lirih Zanara.

Arshaka mengangguk, ia mengecup pucuk kepala Zanara, "I'm here with you, wife."

****

Efek pertengkaran yang terjadi di pagi itu membuat kondisi Zanara kembali drop, seminggu ini wanita itu hanya bisa berbaring di ranjang.

Tentu Arshaka marah besar pada Aryan, sampai dirinya masih enggan menemui adik kurang ajarnya itu. Lebih baik dirinya merawat istrinya yang tengah membutuhkannya.

Zyana setiap hari datang ke Pesantren, menangis meminta Arshaka dan Zanara kembali ke rumah. Tetapi Arshaka tetap pada pendiriannya, tak ingin kembali ke rumah, tepatnya tak ingin tinggal bersama Aryan.

"Mas, kalau aku meninggal, apa kamu bakal menikah lagi?"

"Hey, pertanyaan apa itu? Kamu bakal sembuh, jangan bicara seperti itu, Zanara. Aku gak suka kamu bicara seperti itu."

"Aku cuma nanya aja, Mas. Aku mau tau jawaban Mas Caka."

Arshaka menggeleng, ia mengecup punggung tangan Zanara, "aku hanya menikah sekali seumur hidupku, Ra."

Zanara tersenyum mendengarnya, ia mengusap pipi Arshaka dengan lembut.

"Aku beruntung punya suami kayak Mas Caka."

Arshaka ikut tersenyum, "kalau gitu buang segala pikiran kamu tentang apapun yang menyakiti kamu, ya? Kamu harus kembali sehat, semangat, ceria, dan menggemaskan lagi seperti dulu."

"Sebentar lagi kita berangkat ibadah umrah, Ra. Itu kan yang kamu mau?'

Zanara mengangguk, "mau peluk Mas Caka," ucapnya seraya mengulurkan tangan.

ATHARRAZKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang