BAB 1

516 6 3
                                    

Nayla

Saat sedang terlelap tiba-tiba saja aku terbangun mendengar seorang pria sedang bernyanyi dengan suara yang sangat indah. Suara yang mampu membuatku ingin tahu siapa pemiliknya. Aneh, suaranya terasa begitu dekat denganku, tapi tidak mungkin berasal dari rumah ini. Mengingat yang tinggal di sini hanya ada aku dan mama.

Aku kembali memejamkan mata untuk mendengarkan lebih jelas lagi. Pria itu menyanyikan lagu berbahasa Inggris yang belum pernah aku dengar sebelumnya, walaupun seperti itu tidak mengurangi sedikit pun keindahan lagu yang dinyanyikannya seolah-olah aku sudah terbiasa mendengar lagu ini. Lagu yang ia nyanyikan berisi kerinduan terhadap seorang gadis yang ia cintai sejak lama. Bahkan aku merasa seolah-olah dia bernyanyi khusus untukku.

Eh, Aku tahu darimana suara itu berasal. Suara itu berasal dari kamar kosong yang berada tepat di sebelah kamarku. Aku langsung melompat dari atas kasurku, lalu berlari menuju kamar kosong di sebelah. Saat di depan pintu aku langsung menempelkan telingaku di pintu. Ternyata benar sekarang suaranya semakin jelas terdengar.

Tidak mungkin! Kamar tamu ini kosong. Jadi tidak mungkin ada orang yang sedang bernyanyi di sana. Apa mungkin karena jarang ditempati kamar ini jadi berhantu?

"Aaaahh!!" aku berteriak sekencang mungkin sambil mundur beberapa langkah dengan cepat.

Sialnya aku tidak sengaja menginjak keset kaki yang berada di depan kamar. Akhirnya aku terpeleset dan menabrak pintu kamar tamu sampai pintunya terbuka. Ya Tuhan, bokongku mendarat mulus di lantai. Wajahku langsung terasa panas dan tubuhku juga tiba-tiba bergetar dengan hebat saat melihat pemandangan di depanku. Apalagi setelah melihat ada handuk melayang di depan mataku.

"HA HA HANTUU!!" teriakku dengan terbata-bata.
Kakiku rasanya tidak bisa digerakkan sama sekali, untuk berdiri saja aku tidak sanggup. Hanya ada satu hal yang bisa aku lakukan, yaitu memejamkan mata. Ada sentuhan dingin di pundakku. Ya Tuhan! Tangan hantu ini menyentuh pundakku. Tidak! Tangannya terasa dingin sekali.

"Kamu kenapa?"

Aku tidak salah dengar hantu bisa bicara. Aku membuka mataku sedikit, dengan begini aku bisa mengintip. Kakinya menempel di lantai dan tidak melayang. Berarti ini bukan hantu, tapi manusia yang masih hidup. Aku membuka mataku dengan lebar dan mendongak ke atas. Oh Tuhan! Ternyata benar-benar manusia. Seorang cowok yang sangat tampan dengan tubuh tinggi dan putih. Aku merasa dia ada keturunan chinese dan ada darah Arabnya juga. Terlihat dari matanya yang sipit dan hidungnya mancung khas orang Arab. Berarti tadi bukan handuk yang melayang, tapi handuk yang menempel di wajah.

"mau aku bantu?" dia mengulurkan tangannya di hadapanku.

Aku masih tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Aku terus menatapnya tanpa memedulikan uluran tangannya.

"Hei! Kenapa melamun?"

"eh, ti... tidak," aku langsung berdiri dan berlari masuk ke kamarku.

***

Benar-benar memalukan sekali di depan laki-laki setampan tadi aku malah bertingkah memalukan. Bodoh sekali, kalau dipikir-pikir mana ada hantu pagi-pagi begini.

Eiiits, tunggu dulu. Laki-laki itu sebenarnya siapa ya? Kenapa dia ada di rumahku? Wah! Ada yang tidak beres.

Aku kembali keluar dan langsung mengetuk pintu kamar tamu, "keluar!" Teriakku dengan suara keras.

Hanya hitungan detik saja ia langsung keluar. Sekarang tidak ada handuk yang menempel pada wajahnya lagi.

"kamu siapa? Kenapa ada di rumahku?" kataku dengan mata melotot.

Bukannya langsung menjawab pertanyaanku, dia malah tersenyum sambil memperhatikanku dari atas sampai bawah. Astaga, aku sedang menggunakan piama bergambar beruang besar di depannya dan piama ini sudah sangat lusuh. Satu hal lagi yang paling memalukan wajahku pasti menakutkan dengan rambut awut-awutan khas orang baru bangun tidur. Apa yang aku pikirkan sekarang? Ini bukan saatnya berpikir yang tidak-tidak.

Cinta PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang