BAB 2

259 6 0
                                    

Raka

Malam ini aku akan pergi bersama Nayla. Jujur saja rasanya bahagia sekali. Menurutku Nayla itu gadis yang unik. Awalnya aku pikir Nayla itu gadis yang dewasa sesuai dengan umurnya, tapi setelah aku lihat semuanya langsung berubah. Ternyata dari dulu sampai sekarang Nayla tetap sama. Sifatnya tidak berubah sedikitpun. Dia tetap seperti anak kecil dan suka berimajinasi. Bayangkan saja aku yang tampan malah dikira hantu.

Kejadian ini mengingatkan aku akan kejadian sepuluh tahun yang lalu. Saat aku sedang bernyanyi di pinggir kolam. Tiba-tiba ada orang yang berteriak histeris.

"TUYUL!"

Aku pikir beneran ada tuyul. Secepat mungkin aku berlari menyelamatkan diri. Ternyata yang teriak itu seorang gadis kecil yang cantik dan dia itu adalah Nayla. Melihat aku begitu dekat dengannya. Dia semakin teriak dengan kencang. Hal itu membuat aku sadar. Tuyul yang dimaksud adalah aku. Aku langsung tertawa terbahak-bahak. Kepala aku yang gundul dan tidak menggunakan baju di kira Nayla tuyul.

"Tenang! Tenang! Namaku Raka dan aku bukan tuyul." Kata aku setelah berhenti tertawa.
Nayla memperhatikan aku dari atas sampai bawah. Dia kelihatan masih belum percaya dengan ucapan aku.

"Raka ini manusia bukan tuyul. Coba lihat nggak serem kan? Lagian mana ada tuyul pagi-pagi begini."

Mendengar ucapanku, akhirnya Nayla percaya. Semenjak itu aku dan Nayla jadi teman akrab. Kita selalu menghabiskan waktu bersama. Permainan yang paling aku sukai, yaitu berpura-pura jadi pangeran dan putri. Tentunya aku jadi pangeran dan Nayla jadi putrinya. Padahal waktu itu aku sempat bilang pada Nayla.

"sampai kapan pun kak Raka akan selalu disamping Nayla dan akan selalu jadi pangeran untuk Nayla"

"Janji ya?"

"Janji dong"

Semuanya tidak seindah yang aku pikirkan karena tidak lama kemudian bokap pindah kerja ke Jakarta terpaksa kita harus berpisah. WaIaupun janjiku itu sempat tertunda, tapi sekarang aku akan menempati janji itu. Semoga saja tidak akan ada yang menghalangi lagi. Aku juga sempat sedih setelah bertemu dengan Nayla lagi. Ternyata dia sudah tidak ingat denganku. Malahan dia terlihat tidak menyukaiku. Setiap bertemu selalu berusaha menghindar dariku.

***

Akhirnya waktu yang aku tunggu-tunggu tiba juga. Setelah siap aku langsung menuju kamar Nayla. Baru melihat pintu kamar Nayla saja aku sudah senang. Aku sudah bisa membayangkan betapa cantik dan manisnya Nayla malam ini. Tubuhnya yang tinggi dan langsing pasti terlihat sempurna menggunakan long dress yang cantik juga. Kebetulan aku tadi sempat lihat saat Nayla membawa dress yang ingin ditunjukkan pada tante Mawar alias mamanya.

Tok... Tok...

"Tunggu dibawa aja kak!"

Wah! Nayla tahu kalau aku yang datang. Oh ya, semenjak tante Mawar marah pada Nayla, karena Nayla selalu menyebut namaku langsung. Sekarang Nayla tidak pernah menyebut langsung namaku lagi. Walaupun aku tahu dia terpaksa, tapi aku seneng aja dengarnya.
Sambil bersenangdung kecil aku melangkah ke ruang keluarga. Rasanya sekeliling aku dipenuhi dengan bunga-bunga yang indah dan segar. Tentunya bunga yang paling cantik adalah bunga Nayla. Oh! Cinta pertama takkan tergantikan oleh siapapun. Dari semua mantanku tidak ada yang bisa menggantikan posisi Nayla dihati ini. Sekarang akan aku kejar cinta yang sempat tertunda.
T
Tepat di depan meja makan aku berhenti. Kebetulan ada lemper langsung aja aku embat. Lumayan juga buat ganjel perut. Makan lemper lima buah sudah bikin perut aku mantap. Berhubung aku baik jadi lempernya aku sisahkan.

"aaarrggghhh!! Lemperku."

Aku langsung kaget mendengar ada yang berteriak. Busyet! Aku beneran kaget saat noleh kesamping. Ini namanya aku membangunkan harimau yang sedang tidur. Kacau!

Cinta PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang