C H E M I S T E R Y
(2)
.
Selama perjalanan pulang dari cafe, Yumi hanya bisa menahan tangis dan melamun. Dirinya terlihat pucat sejak bibirnya diobati oleh Dahyun—yang sempat mengomelinya karena tidak menghindari Jae yang siap melawannya.
Kini Yumi menyandarkan tubuhnya di jendela bus. Menikmati pemandangan kota di senja. Mendengarkan lagu yang semakin membuatnya galau dan tak nafsu makan. Dan tentu membuatnya semakin berpikir bahwa dirinya adalah orang yang paling menderita di dunia.
Ini yang kesebelas kalinya Yumi mendesah dan mengeluh. Selalu terbayang pertanyaan 'siapa orangtua asliku' di otaknya. Pertanyaan itu belum terjawab sampai belasan tahun lamanya. Membuat Yumi semakin tidak laras menjalani hidup.
Ditambah, ibu angkatnya yang bekerja sebagai pengasuh panti asuhan. Jarang sekali ia mendapatkan kasih sayang lebih darinya. Nalurinya selalu menuntun Yumi untuk kabur dari sana, namun selalu terhalang oleh banyak hal.
Ketika penumpang bus perlahan mulai berkurang dan sedikit, Yumi mulai mengantuk dan ingin kembali ke rumahnya untuk tidur. Bukan rumah sungguhan, tapi Panti Asuhan Gamyool yang telah berdiri bahkan sebelum dirinya resmi diadopsi oleh Hyeseun.
Dengan langkah malas, Yumi berjalan dari halte menuju rumahnya. Kira-kira menghabiskan waktu selama lima belas menit jika jalannya saja seperti orang mabuk begitu.
Yumi masih berpikir, bagaimana caranya agar tidak tinggal di panti asuhan yang rusuh itu lagi. Di sana, Yumi bukan hanya kesulitan belajar dan memahami materi dari sekolah. Tapi Yumi juga memiliki banyak kewajiban daripada gadis yang hidupnya normal. Misalnya, menjaga anak-anak mulai dari balita sampai di atas dua belas tahun.
Namanya juga masih remaja, Yumi merasa dirinya kurang perhatian, sehingga membuat kesabaran Yumi dalam menjaga anak-anak perlahan menghilang. Sifat buruknya dalam sosialisasi semakin terlihat. Tapi untunglah, jika bersama orang yang lebih tua, Yumi masih bisa menghomartinya dan menjaga sopan santun.
"Oh iya! Kenapa nggak kepikiran dari kemarin?!" Ide cemerlang dari kepala Yumi mendadak muncul. Jika dipikir-pikir lagi, ide ini sangat cocok untuknya untuk melarikan diri dari panti.
Yumi bergegas memasuki kamarnya. Menyiapkan banyak hal untuk rencananya yang akan dilaksanakan besok. Ia mulai merapikan meja belajarnya—seperti kapal pecah—lalu, mengganti tas biru dongker lamanya, menjadi warna kuning pastel. Sudah ia beli sejak lama, dari teman yang merasa tidak butuh lagi dengan tas itu. Bisa dibilang, itu tas bekas yang baru dipakai dua minggu.
Setelah itu, Yumi membongkar lemari untuk mencari setelan outfit untuk dipakainya besok. Semoga esok hari dapat mengubah nasib Yumi yang gelap.
"Kak! Ada orang ganteng di luar!" Suara cempreng itu pasti milik Nara, anak berusia lima tahun yang paling dekat dengan Yumi.
Sekali lagi Yumi tertawa, ketika mendengar pengakuan langsung dari Nara bahwa Chan memang lelaki tampan.
Yumi membuka pintu, dan menemukan Chan yang tengah tersenyum manis. Gadis itu menaikkan salah satu alisnya, bertanya kenapa datang kemari padahal hari mulai gelap.
"Senin besok kan mulai KBM. Mungkin kamu mau pindah sekolah? Lewat jalur daftar mitra?"
Bibir Yumi memanjang, dan terbuka menampakkan deretan gigi. Suara tawanya membuat Chan tertular. "Kenapa ketawa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Chemistery || Lee Know
Fiksyen Peminat[ON GOING] Daripada orang tua asli, aku lebih baik memilihmu Lee Know × OC (( semi baku )) #1 in soodam [23/10/2022] #3 in 스트레이키즈 [15/11/2022] #9 in skzitzy [23/10/2022] First: 01-09-2022 End: -