One - 1

99 23 9
                                    

C H E M I S T E R Y



























.



















( 1 )

.

Sejak memasuki bus, Yumi hanya mematikan dan menyalakan ponselnya tanpa alasan. Kegabutannya benar-benar melampaui batas, sehingga ia sempat tertidur beberapa menit sebelum bus berhenti di salah satu halte.

Hanya perlu lima meter untuk menuju cafe yang merekrutnya sebagai pekerja paruh waktu dari halte. Yumi setengah berlari, karena ada hal dadakan yang membuatnya tidak bisa menikmati hari liburnya.

"Kak Dahyun? Kenapa manggil aku?" Dengan nafas yang tersenggal, Yumi bertanya.

Dahyun yang sibuk membuatkan keempat minuman sekaligus dalam sekali aktifitas, menoleh pada Yumi. "Oh, weekend kali ini rame banget. Liat sendiri kan? Ada juga tuh, anak yang ngerayain ulang tahunnya di ruangan eksklusif. Semua pekerja paruh waktu nggak ada yang senggang selain kamu. Jadi aku minta tolong ya."

Sekilas, Yumi melihat kesemua bangku di cafe yang hampir seluruhnya penuh. Di parkiran saja sudah lebih dari sepuluh mobil. Tidak menyempatkan diri untuk mengenakan celemek dan topi khas cafe, dengan sergap Yumi membantu Dahyun dan pelayan cafe lain, setelah melepaskan tas selempang nya di gantungan, bagian khusus ruangan staf.

Meskipun peran Yumi hanyalah sebagai pekerja paruh waktu, dan juga ia menjalani profesi ini masih dua tahun lebih. Yumi telah dianggap profesional oleh semua pelayan tetap. Bahkan bos yang merekrutnya sebagai pekerja paruh waktu, sering memuji performa kerja Yumi.

Yumi bukanlah gadis pada umumnya. Yumi memang anak yatim piatu, sehingga mengharuskan dirinya hidup sebagai anak angkat dari ibu panti asuhan. Bukan hanya selalu disuruh-suruh, Yumi juga kekurangan kasih sayang. Hal itu, juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan Yumi dekat dengan Chan.

Pekerjaan yang tadinya terlihat mustahil dilakukan, kini hanya tinggal beberapa meja saja yang perlu dibereskan. Semakin berjalan waktunya, pelanggan yang datang juga semakin ramai. Mungkin ini adalah rekor pelanggan terbanyak dari cafe YIXUA.

"Eh Yumi! Tolong aku bentar! Aku kebelet pipis!" teriak Dahyun dari dapur.

Yumi menghampiri, sambil mengikat tali celemek di punggungnya. Pada akhirnya Yumi memutuskan untuk mengenakan celemek—agar dianggap sebagai pelayan oleh pelanggan yang datang. "Kenapa?"

Dahyun melepas sarung tangannya, yang ia gunakan untuk mengambil kue dari oven. "Ini tolong anterin pesenannya ya. Cuma satu aja. Udah nggak kuat nih. Aku serahin kamu ya. Itu udah aku catet lengkap, sama namanya. Makasih Yumi!"

Gadis itu mematung. Sepintas melirik nama dari secarik kertas yang diletakkan sembarang di samping piring.

"Lee S?" gumamnya.

"Sempet-sempetnya pake nama samaran? Dasar anak jaman sekarang."

"Eh tapi aku kan juga anak jaman sekarang."

Setelah merutuki diri sendiri, Yumi memutuskan membawa nampan dengan kelima gelas berisi milkshake dan juga piring berisi nasi goreng, menuju meja dari pemilik nama 'Lee S'.

Chemistery || Lee Know Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang