Belum lama setelah tulisan "open" dibalik, seorang ibu-ibu berkacamata heboh membuka pintu. Iya, kacamatanya heboh. Bingkai berwarna merah dengan hiasa bunga-bunga akrilik di gagangnya. Belum lagi bajunya kuning terang, celananya biru dongker bermotif. Tas kulitnya bermerk, wanginya juga menyeruak bersama dengan si ibu itu. Heboh.
"Mas saya pesen kopi." dipanggil mas lagi, Luci sudah terbiasa.
"Mau pesen kopi apa bu?"
"Yang biasa saya pesen itu apa ya." nafas Luci tercekat.
Situ belom pernah ke sini ya plis deh mana gue tau.....
"Ibu biasa pesen apa....?" suara Luci pelan, berhati-hati. Pelanggan seperti ini adalah tipe pelanggan yang selalu berharap tiap barista juga bisa membaca pikirannya. Barista harus rangkap juga sebagai cenayang.
"Saya itu kalau ke Janji Suci, suka pesen es kopinya. Tapi es kopinya gak enak kata saya! Kebanyakan kopi, saya lebih suka kalau susunya lebih banyak. Waktu ke Kopi Su juga gitu. Kopinya banyak banget. Heran saya gak ada yang bisa bikin kopi enak. Semuanya terlalu banyak kopi! Atau kamu pernah ke Setarbak? Itu saya suka, kopinya gak terlalu banyak."
Pintu terbuka, masuk si mas-mas pelanggan reguler yang selalu memesan segelas espresso sebelum memulai harinya. Tersenyum pada Luci sambil mengambil posisi di tempat duduk paling pojok. Salah satu pelanggan yang paling mengerti dan paling sabar kalau bar sedang ramai.
"Kamu jangan liat orang lain dulu, ini saya yang lagi mau pesan! Ini saya juga kurang cocok sama kopi saset. Kamu pernah coba si kopi saset Kapal Uap? Itu pahit banget! Hii!!" Luci mencoba menjadi profesional, menyengir jelek menanggapi si ibu yang tampaknya tidak suka kopi tapi tetap ingin minum kopi.
"Jadi ibu mau pesan kopi susu aja?"
"Iya! Iya itu! Saya belum pernah pesen di sini ya. Tapi saya mau coba pesen sambil nunggu anak saya. Mana itu anak saya gak ke sini ya?"
Ya ampun shift gue masih 8 jam lagi ya....
"Satu kopi susu, mau hot atau ice bu?"
"Biasa aja."
Apa...?
Luci terdiam.
Biasa aja...?
Seumur menjadi barista, Luci tidak pernah mendapat jawaban lain selain ice atau hot. Atau panas atau es, atau jangan terlalu panas atau jangan terlalu dingin. Batin Luci bergermuruh. Apakah selama ini belum genap ilmu perbaristaannya sehingga dia tidak mengerti kopi yang biasa saja itu adalah kopi yang bagaimana? Apakah ini pertanyaan jebakan? Apakah ini sebenarnya?
Luci merasa nafasnya sesak.
"Mana kopi saya, saya haus nih!" sekarang kepala Luci yang rasanya memanas, belum selesai pesanan dimasukkan ke aplikasi kasir, belum juga dia beranjak ke mesin kopi. Kenapa....
"Halo!! Kamu di mana??? Mama lagi pesen kopi ini! Ya gak es lah! Pilek nanti!"
Tangan cekatan Luci segera mengambil jug dan menuangkan susu. Sembari menunggu espresso double shot selesai turun ke dua gelas yang sudah disiapkan, Luci memanaskan susu. Satu shot espresso untuk mas reguler, satu lagi untuk dituang ke gelas kertas yang sudah lebih dulu terisi gula aren dan susu evaporasi. Bakalan dari kopi susu hangat yang setelah diaduk, dituang susu hasil frothing tadi. Bahkan Luci tidak melihat gambar apa yang dibuatnya dengan busa-busa susu. Kepala Luci pening.
"Bu, kopinya..."
"Ah kamu lama banget." tanpa ada jeda, kopi yang baru sampai di tangannya langsung diseruput dengan cepat.
Hening. Luci sudah tidak punya kata-kata dan bahkan tenaga untuk mendeskripsikan keadaannya sekarang.
"Gak enak mas." katanya sambil melenggang pergi, setelah meletakkan uang pecahan dua puluh dan lima ribu.
Hening lagi. Tapi semua emosi yang berbagai rupa sudah menggeruduk di dada Luci.
"Mbak Luci." Luci menengok cepat, tiba-tiba semua emosinya yang siap meledak itu surut seketika.
"Ya mas?"
"Espresso-nya enak kaya biasa." si mas yang sampai sekarang Luci tidak tahu namanya, mengacungkan jempolnya ke depan muka Luci.
"Hehe." Luci menyeringai lebar. "Makasih mas."
Luci masih tidak paham harus merasa seperti apa hingga di penghujung jam kerjanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Udarati
General FictionUdarati : (S) kw. ak segara Segara, laut. Mana yang lebih luas? Pemikiran, permasalahan, serta kehidupan manusia; atau lautan? Bukan, ini bukan cerita soal sketsa kehidupan di laut. Ini cerita tentang sketsa kehidupan di dalam bingkai sebuah kafe be...