30.MATEMATIKA

43 31 9
                                    

Happy Reading.....

Setelah semua berkas yang menumpuk di depannya selesai ia tanda tangani, tanpa basa-basi Dika keluar dari ruangan dan menyuruh bawahan nya untuk membereskan sisa berkas nya tadi

Dan kini terlihat dika tengah mengendarai mobilnya menuju sekolah Clara, ya seperti ucapannya tadi bahwa ia akan langsung menjemput gadis itu

Sedari tadi, tak henti-hentinya ia tersenyum memikirkan gadis itu dan bagaimana reaksinya ketika bertemu dengan calon mertuanya, sekarang ia tak bisa berkata-kata lagi bagaimana senang nya ia memperkenalkan gadis itu pada mama nya

Setelah lumayan lama berkendara kini ia memarkirkan mobilnya tepat di depan gedung SMA garuda sembari menunggu waktu pulang gadis itu ia duduk dan mengambil ponselnya

Argalins mahardika
Gue di depan

Setelah mengirim chatan itu kini Dika duduk  melamun ntah apa yang ia pikirkan sekarang, sampai seketika ia kaget dengan ketukan yang terdengar tidak sabaran dari kaca mobilnya, dengan buru-buru ia menurunkan kaca mobilnya dan mendapati Clara yang menatapnya dengan kesal, dan tentu saja Dika membalasnya dengan senyuman

Clara memasuki mobil itu dengan wajah  muramnya dan enggan untuk menatap Dika

"Why babe?" Tanya Dika lembut

"Haisssh Dika! Gue lagi ngambek nih, jangan lembut dulu ngomong nya" Ucap Clara kesal

Dika terkekeh "ngambek kenapa hm?"

"Ham hum ham hum udah kayak duda wattpad aje"

"Wattpad?"

"You don't know wattpad?" Tanya Clara serius

"Nggak"

Clara menghela nafas "iya ya lupa kalau nih cowok dari abad pertengahan jadi nggak tau apa itu wattpad"

Dika menyentil jidat Clara "awww sakittt Dika!" Ringisnya

"Cowoknya lagi nanya serius nggak di tanggepin, ntar kalau gua ngambek nanges" 

"Masa, coba ngambek gih, pengen liat" Ucap Clara meremehkan

"Nggak mood"

"Bilang aja nggak bisa ngambek, lagian mana bisa ngambek sama bidadari" Ucap Clara PeDe sembari terkekeh

Tidak ada tanggapan dari Dika, ia kemudian menyalahkan mesin mobilnya dan mulai mengendarai nya, di pertengahan perjalanan tidak ada percakapan sedikitpun membuat suasana antara keduanya menjadi canggung

"Ra" Panggil Dika berusaha mencairkan suasana namun hanya di balas deheman oleh gadis itu

"Kamu tau?" Tanya Dika tiba-tiba dengan nada formal

"Tau apa?"Clara balik bertanya tanpa mengalihkan pandangan nya dari jendela

"Kamu bagai matematika yang paling rumit, kamu tau kenapa?"

"Kenapa?" Tanya Clara heran

"Aku bisa menambahkan, mengurangi, mengalikan, bahkan membagimu, tapi kamu tetap satu" Ucap dika dan kemudian menatap Clara dengan lembut

Setelah mendengar ucapan itu seketika Clara menyembunyikan wajahnya yang kini sudah semerah tomat, rasanya kini wajahnya akan terbakar saking salah tingkahnya, ia tidak bisa berkata apa apa lagi sekarang detak jantung nya kini sudah mulai tidak beraturan, namun sesegera mungkin ia tepis dan berusaha terlihat biasa aja

"Nggak baper" Ucap Clara singkat

"Mukanya udah merah gitu masih bilang nggak baper"

"Salah liat, mata lo keseleo tuh" Lanjut Clara berusaha agar tetap terlihat cool

GRANETHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang