21. Filosofi Mimpi

2.4K 150 41
                                    

Summary,

Mungkin sebagian orang akan beranggapan, bahwa menikah adalah suatu hal yang menakutkan.

Tetapi itu semua berbeda dengan Zhong Chenle, seorang anak lulusan SMA yang malah ngebet banget pengen dikawinin.

Tipe pasangan Chenle itu seperti Jisung, sobat karibnya yang sebenarnya setahun lebih tua dengan Chenle.

"Mas kawin yuk, lo kagak capek apa nyoli terus, setidaknya kalau lo kawin gwe standby tiap malam" Zhong Chenle.

"Kawin sih ayo ayo aja Le, tapi kalau lo bunting bagaimana? Gwe kan bukan orang kaya," Park Jisung.

.

.

Chenle terbangun, keringat bercucuran dari pelipis dahinya, membuat Jisung sontak juga ikut terbangun melihat sang istri yang nampak sedang tak baik-baik saja.

"Dek kamu kenapa sayang? Sedang mimpi buruk?"

Suara racau berat serak khas orang yang lagi bangun tidur tersebut menyapa pendengaran Chenle.

"Mas," panggil si mungil lirih.

"Iya sayang?" jawab si jangkung tak kalah romantis.

"Barusan dua Adek bayi mengunjungi ku, katanya dia sangat merindukan Appinya," tangan kecil Chenle bergerak menggenggam tangan besar sang suami, menuntun tangan Jisung untuk ditaruh di atas perutnya.

"Mereka sangat lucu sekali mas, bahkan ada salah satu dari mereka yang mirip sama mas Jwi," senyum Chenle mengembang ketika Jisung terus aktif mencium perut besar tersebut.

"Halo anak-anak, ini Appi nak, apa kalian barusan mengunjungi Ammi? tapi kenapa Appi tak diajak juga sih," ucap Jisung seolah sedang berbicara kepada sang buah hati didepan perut istrinya.

"Lihatlah, Ammimu bahkan tersenyum cerah ketika bertemu dengan kalian walau lewat mimpi, kalian cepat hadir ya, Appi dan Ammi menunggu kalian," bisik Jisung lagi.

Entah mengapa mendadak hati Chenle merasa sakit mendengar penuturan si jangkung seperti barusan, ia hanya takut jika suatu saat dirinya dan Jisung tak bisa menyatu.

Melihat tangis Chenle terisak membuat Jisung cekatan, menyapu air mata tersebut dari pipi gembil si manis.

"Mas janji sama kamu bakal selamanya hidup bersama seperti ini sayang, apupun yang diujikan Tuhan untuk mas nanti, mas yakin bisa jika bersama kamu dan kedua Adek bayi nanti," ujar Jisung sambil memeluk erat sang istri.

Kasihan sekali mereka, bahagia keduanya masih terikat oleh masing-masing hubungan kedua orang tuanya.

.

Usaha bakery Jisung makin hari makin melambung semenjak Jisung bekerja sama bersama perusahaan Richese Corp.

Satu persatu semua aset sudah Jisung beli, mulai dari rumah yang akan ia tempati bersama Chenle, si kembar, dan Haechan, dan juga mobil sederhana.

Niatnya Jisung ingin membeli Pajebo tapi dek Lele melarang Jisung, sebab beli mobil itu tak melulu soal bagus atau tidak, yang penting fungsinya.

"Nggak usah beli yang mahal-mahal kenapa sih mas, kamu itu bentar lagi mau punya piyik, mok pikir ndue anak cilek ra ngentekno duwit akeh?" sembur Chenle dengan bahasa daerahnya.

"Dek mas nggak paham sama ucapan mu yang terakhir," Jisung malah plonga-plongo ketika di dealer mobil.

"Yaudah si pokoknya jangan beli yang bagus-bagus, ntar kalau ada orang lewat kita dimintai sumbangan terus mas kalau mobilnya bagus, udah rumah kita yang baru gede banget lagi, nanti pasti tetangga nuduhnya kita ngambil pesugihan, kan nggak epic mas," bumil mah kalau bete begini guys.

NGEBET KAWIN | CHENJI 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang