Part 15

2K 136 5
                                    

Marco pun sudah memutuskan, untuk memutuskan Vania, memang benar juga kata Clara dan teman-teman Marco yang lain, hari ini anniv mereka ke 1 tahun, mungkin ini juga akhir dari hubungan mereka.

Keputusan sementara, tapi bukan akhir dari segalanya, akhir dari segalanya hanya Tuhan yang tahu.

Marco juga ga tega melihat Vania lagi sakit begini tapi harus dia putuskan hubungannya, Marco memutuskannya mungkin lewat telepon.

Marco sekarang berpacaran dengan Clara, mungkin bisa disebut karena Paksaan, tapi bisa saja cinta tumbuh belakangan.

Tapi tetap saja lebih baik cinta datang diawal dan tetap saling mencintai.
Daripada
Cinta karena paksaan, walau datang belakangan, tapi pasti tetap terpisah.

Apalagi dimasa yang masih labil.

Marco nge-date sama Clara ke mall, dari cara mereka, mereka terlihat romantis, tapi apakah itu juga paksaan?

Clara membuat status di BBM dan mengganti display picture nya dengan foto dia bersama Marco.

Lalu Vania BBM

Vania : "Heh cewe ganjen! Ngapain lu sama cowo gua?!"

Clara : "Ohhh, lu ga tau? Marco itu kemaren nembak gua, tapi gua nolak, tapi malemnya di BBM gua yaudah gua terima, hahahaa! Udah lu pikirin aja penyakit lu! Kanker otak! Berdoa sana semoga Tuhan kasih lu umur panjang, Udah ya Gua pengen ngedate dulu, byeee"

Ucapan itu sangat menusuk hatinya, sakit, sakit, dan sakit.
Sungguh, bukan gurauan

Vania meneteskan air mata, Vania menelpon Marco tapi tidak dijawab alias tidak aktif, Vania kecewa, kecewa berat dengan Marco, putus diam-diam, padahal hari ini Vania menjalani chemotherapy pertamanya. Tapi Marco tidak ada disisinya

Vania mengeluarkan air mata tak ada hentinya, dia juga harus menahan rasa sakit kanker yang menggerogoti tubuh nya itu.

Orang tua Vania pun sudah mengetahuinya, mereka marah, dan sedih juga, tapi mau apalagi, mereka hanya sebatas pacar, mereka akhirnya tau kebengisan marco! Memang laki-laki itu mulutnya manis diawal, dan perempuan selalu buta dengan hal itu.

***

Malamnya

Marco menelepon Vania

*di reject*

Vania : "Halo, hai, emang benar kamu mau mutusin aku, yaudah ga apa-apa, bilang aja *speechless*

Marco pun ikut menangis dan ga tega mendengar suara Vania yang lemah itu

Vania : "Halo? Jawab dong!" Jangan diem doang! kamu yang bilang kalau aku separuh dari hati kamu, tapi bahkan kamu yang pergi tinggalin aku, kenapa?"

Diam.
Jantung terus berdetak
Sambil mengepal tangan...

Marco : "Iya!! Aku udah jadian lagi sama cewe lain, soalnya aku udah ngerasa bosen sama kamu, kamu udah ga kaya dulu,sekarang aku udah dapet yang lebih sempurna"

Marco mengucapkan sebuah kalimat yang sangat menyayat hati, tanpa dirinya sadari.

Maaf,
Sekali lagi maaf.

Vania : "Kamu tega sama aku? separuh hati kamu sekarang lagi diujung kematian, dimana yang namanya kekuatan cinta?

Marco : "Jangan nangis please, aku ga mau denger kamu nangis,maafin aku ya"

Jangan nangis?
Perempuan mana yang bisa menahan sakit yang sangat sakit.
Hati perempuan itu lembut, tapi seringkali disalahgunakan.

"Kenapa? Bukannya kamu seneng denger aku kaya gini? Menderita, sudah menderita ditambah lagi derita karena kamu. dan dengan mudahnya bilang maaf? aku kecewa sama kamu, sungguh, kecewa. ucap Vania

Kamu boleh pergi, asal jangan meninggalkan bekas luka.

Jujur, hati aku tetap bilang kamu adalah cinta ku.
Tapi niat mereka menghancurkan, punya kekuatan yang lebih besar.
Bahkan cinta pun tak kuat menahannya

END
Yaaaahh udah END dehh, tapi tenang masih ada epilogue kok!!

Ga kerasa ya udah Ending aja :)

Salam.

Regret always comes laterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang