Call Me Mpiw!
Sorry for typo!"AA bukain!" Pekik Haris, ia menyodorkan satu kinder joy pada Haidar. Sekitar sepuluh menit yang lalu keduanya baru sampai rumah, dan kini keduanya tengah duduk berhadapan dengan televisi, mereka tengah menonton tv, tepatnya menonton Naruto, anime kesukaan Haidar.
"His ganggu!" Ucap Haidar galak. Tapi meski begitu, Haidar tetap membukakan kinder joy tersebut.
"Nih! Udah gede harusnya bisa buka sendiri!" Omel Haidar, kemudian fokus kembali pada tv.
"Hais belum gede!kata buna hais balu empat!" Serunya.
Haidar melirik sang adik, "Kalo ngomong yang jelas empat apa?empat biji?!" Sewot Haidar.
"Pokonya hais balu empat!nda tau ah hais lupa." Ucap Haris, lalu melahap bola bola dalam Kinder Joy tersebut.
Haidar merotasikan bola matanya, masa bodo dengan ucapan sang adik, ia memilih tetap fokus pada tontonan nya.
"Aa!" Panggil Haris setelah diam beberapa saat.
"Hm?" Haidar berdehem tanpa menoleh.
"Hais ngantuk AA." Ucap Haris dengan tatapan sayu nya.
Haidar menoleh, "Ya tidur lah, ngantuk kok curhat?"
Haris kemudian mengangkat kedua tangannya, memberi kode pada sang kakak jika dirinya ingin di gendong.
"Apa?" Tanya Haidar dengan tatapan bertanya nya.
"Hais mau bobo tapi bobonya di gendong AA cambil Mimi endot." Kata Haris.
"Gak!" Tentu saja Haidar menolaknya, mana mau Haidar direpotkan lagi oleh adik menyebalkan nya itu.
"Hais mau Endot aa." Ucap Haris dengan tatapan memelas nya.
Haidar ingin menolaknya lagi tapi kemudian ia berfikir kembali, bundanya tengah sakit, dan ayahnya sibuk menemani bundanya, jika sampai Haris menangis ayahnya akan kerepotan, makannya dengan terpaksa Haidar mengiyakannya.
"Yaudah bentar! gue bikinin dulu susunya." Ucap Haidar, ia pun bergegas menuju dapur untuk membuatkan susu sang adik.
Beberapa menit kemudian, Haidar kembali dengan dot berisi susu untuk Haris, ia kemudian memberikannya pada Haris.
"Nih." Ucap Haidar, kemudian Haidar duduk, dan Haris secara tiba tiba duduk di atas paha Haidar.
"Heh apaan!turun!" Ucap Haidar seraya melotot tak terima.
Haris yang mulai meminum dotnya lantas menggeleng, ia tak ingin turun.
"Turun gak?atau mau gue lempar?" Ucap Haidar dengan galak.
Haris melepas dotnya, "Nda mau AA, hais kan bilang mau mimi Endot cambil digendong AA!"
"Ogah!buruan turun, tar lu ngompol lagi!" Ucap Haidar seraya berusaha menurunkan Haris dari pangkuannya.
Namun Haris tetap kekeuh tak ingin turun.
"Hais pake pempes AA jadi nda pipis." Kata Haris.
"Bodo amat! Mending Lo tidur di kamar sana!" Usir Haidar seraya mengibaskan tangannya.
"Cama AA!" Pekik Haris.
"Gak!" Tolak Haidar.
"Hais ngantuk AA." Rengek Haris seraya mengguncangkan tangan sang kakak.
"Dih cakep lu begitu?" Ucap Haidar dengan sinis, karena cukup muak dengan sang adik yang banyak tingkah dan banyak maunya itu Haidar pun menggendong sang adik ala bridal style, dan membawanya ke lantai atas, kamar adiknya.
Haidar membaringkan tubuh sang adik di atas kasur milik sang adik setelah sampai di kamar adiknya itu.
"Dah tidur sana, jangan berisik atau panggil panggil gue!" Ucap Haidar.
Haris yang asik meminum susu mengangguk samar samar.
Setelah itu Haidar pun keluar dari kamar Haris, ia sedikit mengantuk juga, mungkin tidur sebentar akan membayar rasa kantuknya.
...
"AA! AA! AA!!!!"
Belum ada dua puluh menit, suara menggelegar Haris memanggil Haidar membuat Haidar yang memiliki niat untuk tidur sebentar pun urung.
Haidar keluar dari kamarnya dengan ogah ogahan, ia membuka pintu kamar di sebelah kamarnya yang tak lain adalah kamar adiknya sendiri. Kemudian ia menyembulkan kepalanya ke dalam kamar sang adik.
"Apa?!"
"Endot hais abis...hais macih mau endot..." Haris yang terbaring di atas kasurnya mengacungkan dot kosong miliknya yang berukuran cukup besar itu.
"Ck, Lo tuh udah minum susu banyak, entar ngompol lagi!" Omel Haidar.
"Hais macih aus AA!" Protes Haris.
"Hih banyak mau ya lo?ribet!" Meski mencak mencak, Haidar tetap masuk ke dalam kamar Haris, mengambil dot Haris, dan keluar dari kamar Haris untuk membuatkan susu kembali.
Ketik di dapur,
"Adek mana a?"
Haidar yang tengah membuat susu untuk Hairs, lantas menoleh ketika mendengar suara sang ayah.
"Di kamarnya yah, katanya ngantuk jadi AA bikinin susu." Ucap Haidar.
Jeon mendekat pada Haidar seraya tersenyum menggoda.
"Perhatian banget ya sama adeknya?" Goda Jeon.
Haidar mendengus pelan, "Dari pada adek berisik." Ujar Haidar.
Jeon terkekeh mendengarnya, dapat jeon lihat jika Haidar perlahan sudah mulai menerima Haris, hanya saja Haidar masih nampak gengsi dan belum menyadarinya.
"AA ke atas dulu yah, adek udah nungguin." Ucap Haidar, kemudian meninggalkan sang ayah di dapur.
"CIE YANG SAYANG ADEKNYA TAPI GENGSI!" teriak Jeon dari dapur.
"BUKAN AA!" balas Haidar dengan lantang dari lantai atas.
Jeon dari dapur terkikik mendengarnya.
Sedangkan Haidar mencibir mendengarnya, "Dasar ayah!"
Kemudian Haidar masuk ke dalam kamar Haris, dan alangkah mengesalkannya ketika ia masuk malah disuguhi pemandangan Haris yang tengah tertidur pulas seraya memeluk guling kecil.
Jelas Haidar kesal, marah, ingin mengamuk detik itu juga, namun tak terlaksana karena ia masih punya akal sehat, jika ia mengamuk dan Haris terbangun maka persoalannya akan semakin panjang.
Maka Haidar hanya bisa menggeram seraya berucap, "Bocah gak tau diri."
Setelahnya meninggalkan kamar Haris dan menaruh dot sang adik dengan sembarang.
Gaesss kalo part nya berantakan, atau part nya jadi dabel bilang yaaa
soalnya di draft ku bener bener berantakan🤧
11-09-2022.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revazi Fams🦋✓
Fanfiction⚠️DILARANG KERAS UNTUK MENJIPLAK⚠️ Ini tentang keluarga Revazi, dimana si sulung Revazi yang sangat sangat tidak menyukai anak kecil, disaat dirinya sendiri memiliki seorang adik laki laki berusia 4 tahun. #6 hanbin #5 hanbin #3 kookliz #1 trejo Ca...